Perjalanan peradaban manusia akhir-akhir ini diiringi dengan perkembangan teknologi yang terus mengalami perubahan begitu pesat. Berkaitan pula dengan pesatnya persebaran informasi sehingga mudah dijangkau dan terus mengalami perubahan.
Sebagai produk dari perkembangan teknologi itu sendiri, informasi yang tersebar seringkali memberikan kemudahan bagi siapapun terhadap pengetahuan baru tanpa effort berlebih. Tak jarang juga kemudahan itu telah membuat manusia terlena dengan perkembangan teknologi dan informasi yang diperoleh.
Beberapa kasus yang sering terjadi antara lain, termakan oleh hoaks, tergiur mencoba suatu hal yang menawarkan keuntungan dengan mudah dan cepat, hingga terjerat kasus penipuan di dunia maya.
Sebagai manusia, penting untuk tidak mudah terperdaya dengan kemudahan teknologi dan informasi yang cepat perkembangannya juga perubahannya.
Bagaimanapun, teknologi adalah produk dari buah pikiran manusia. Begitupun keputusan yang diambil untuk merespon perkembangan teknologi itu sendiri, juga ditentukan oleh masing-masing manusia berdasarkan buah pikirannya.
Dilansir dari kompasiana.com, mengutip dari sebuah teori oleh psikolog Daniel Kahneman dalam bukunya “Thinking, Fast and Slow”, menyatakan bahwa penting bagi seorang manusia untuk mampu berpikir secara lambat, analitis, fokus, dan menggunakan pemikiran yang mendalam sebagai bagian untuk memecahkan suatu permasalahan dan pengambilan keputusan secara rasional.
Proses inilah yang disebut sebagai salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi, yakni berpikir kritis.
Pada dasarnya, kemampuan ini sangat penting untuk dikuasai bukan hanya di dunia pendidikan, melainkan juga di dunia kerja hingga kehidupan sosial sekalipun, sebagai acuan dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi atau situasi yang diterima. Namun, yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini justru sebaliknya.
Penyebab Sebagian Orang Indonesia Sulit Berpikir Kritis
1. Budaya Menghormati Orang yang Lebih Tua
Sejatinya, budaya menghormati orang tua atau orang yang dituakan menjadi sebuah jati diri bagi bangsa Indonesia bahkan sejak bertahun-tahun lamanya. Namun, budaya menghormati ini terkadang bisa menjadi berkonotasi negatif saat seseorang yang lebih muda hanya dapat menuruti apa yang orang tua perintah.
Biasanya juga tanpa ada kesempatan untuk mengungkapkan kebenaran dari sesuatu yang diperintah. Sebab, tidak menutup kemungkinan orang tua memerintahkan sesuatu yang secara umum adalah salah.
2. Hukuman yang Didapat saat Mengemukakan Pendapat
Salah satu hal yang kemungkinan diterima saat seseorang berani mengungkapkan pendapat terhadap sesuatu yang dinilai kurang tepat, orang itu akan dicap sebagai orang yang membangkang, tidak penurut, enggan menuruti perintah orang yang lebih tua, dan banyak bicara.
Akibat dari adanya budaya ini, menyebabkan sebagian orang Indonesia enggan untuk mengungkapkan isi pikiran mereka sebab terjebak dalam lingkungan sosial budaya yang telah lama mandarah daging.
Daripada menimbulkan keributan, mereka memilih untuk diam, tetapi sayangnya hal itu justru menyebabkan sebuah kebiasaan baru yang buruk bagi mereka.
3. Pendidikan yang Cenderung Berbasis Hafalan dan Nilai
Bukan menjadi rahasia umum jika sejak Sekolah Dasar, seorang murid dengan hafalan yang baik pada setiap mata pelajaran akan dicap sebagai orang pintar. Hal ini menjadi linier sebab secara otomatis dia akan memperoleh nilai yang tinggi untuk setiap ujian yang dikerjakan.
Hal ini nampak bagus jika dilihat dari sisi akademisnya, tetapi menjadi kurang baik dari kualitas SDM-nya. Hafalan atau nilai yang baik, tidak menjamin seseorang itu bisa berpikir secara kritis dalam memecahkan masalah secara bijak.
Beberapa sebab yang tertulis di atas, tidak serta merta menjadi alasan utama sebagian orang Indonesia sulit untuk berpikir kritis. Terlalu banyak kemungkinan yang membuat hal itu bisa terjadi.
Namun yang terpenting sekarang adalah bagaimana sebaiknya orang Indonesia memandang ke arah depan. Dalam artian, hal apa saja yang dibutuhkan supaya mereka mampu berpikir kritis demi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Upaya yang Dapat Dilakukan agar Orang Indonesia Mampu Berpikir Kritis
1. Membaca Buku
Buku dalam bentuk fisik umumnya lebih efektif dalam meningkatkan fokus dan kemampuan berpikir kritis dibanding ebook sebab memungkinkan adanya distraksi dari device yang digunakan saat membaca ebook, seperti notifikasi.
Berdasarkan kumparan.com, buku yang memuat informasi kompleks seperti buku non fiksi dan filsafat, akan membuat seseorang yang membacanya dipaksa berpikir sekaligus menganalisis tiap halaman yang dibaca.
Selain itu, membaca buku juga bisa dilakukan bersamaan dengan membuat ringkasan terhadap apa yang dibaca. Cara ini bukan hanya meningkatkan pemahaman terhadap isi bacaan tetapi juga meningkatkan kemampuan dalam menyimpulkan dan menyampaikan informasi dengan baik.
2. Banyak Bertanya dan Mendengar
Selalu merasa seperti “gelas kosong” terhadap ilmu pengetahuan, akan membuat seseorang ingin terus mencari tahu kebenaran dari suatu hal. Cara ini bisa dilakukan dengan bertanya kepada siapapun yang dirasa masih relevan agar memperoleh berbagai sudut pandang baru.
Di saat yang bersamaan, kemampuan mendengar apa yang mereka ucapkan juga penting untuk dimiliki.
Hal itu dilakukan agar tidak terjadi salah persepsi dari apa yang disampaikan, sehingga kesimpulan yang diperoleh menjadi jauh lebih bijak dan rasional.
3. Berdiskusi
Serupa dengan poin sebelumnya, berdiskusi juga bertujuan untuk mengetahui sudut pandang orang lain terhadap sesuatu yang sedang dibahas. Namun, berdiskusi bersifat lebih terstruktur dalam prosesnya.
4. Belajar Melalui Aktivitas Langsung
Seringkali, ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku pendidikan resmi jauh berbeda dengan ilmu yang diperoleh saat dipraktekkan langsung. Hal itu mungkin terjadi karena memang ada beberapa hal yang hanya bisa diketahui melalui praktek langsung.
Bertanya dan mempelajari dari ahlinya juga bisa dilakukan bersamaan dengan cara ini. Belajar melalui aktivitas langsung dapat melatih dalam mengambil keputusan secara langsung dan tepat. Hal ini jelas sangat efektif dalam meningkatkan ketajaman dalam berpikir kritis.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News