Hai, Kawan! Apakah pernah terpikirkan oleh kalian apa arti pentingnya untuk memiliki personal branding? “Penting sekali tentunya,” pasti kalian berpikir demikian bukan?
Akan tetapi, jika dihadapkan dengan 2 pilihan antara personal branding dan authenticity, jawaban apa yang akan kalian pilih?
Pada hari Minggu (11/5/2025) yang lalu, adalah hari yang sangat menyenangkan bagi AIESEC in UPNVY untuk dapat berkolaborasi bersama SPBA UIN Sunan Kalijaga dalam acara United Match! Personal Branding x Authenticity.
Suatu kehormatan bagi AIESEC in UPNVY untuk membahas mengenai kedua poin penting dalam tahap pembangunan diri sendiri untuk dikenal di mata masyarakat dan apresiasi kepada SPBA UIN Sunan Kalijaga yang telah memberikan kesempatan untuk menjalin suatu kerja sama yang baik. Dalam hal ini, merupakan program perdana dari SPBA UIN Sunan Kalijaga untuk menghadirkan sebuah Forum Group Discussion (FGD), langsung bersama AIESEC in UPNVY.
“Ini adalah program kerja (proker) pertama SPBA UIN Sunan Kalijaga untuk tahun ini. Bisa dibilang ini proker baru yang memang dijalankan untuk pertama kalinya langsung bersama partner yang adalah AIESEC in UPNVY. Kami sangat senang karena teman-teman juga bisa datang dan menerima undangan dari SPBA dengan semangat dan antusias,” ucap Anisa, salah satu member SPBA.
Acara diawali dengan sambutan oleh teman-teman dari SPBA UIN Sunan Kalijaga sesaat setelah memasuki ruangan gedung tempat kegiatan mahasiswa tersebut. Pembawa acara hari itu, Putri dan Ardi menjelaskan bahwa diskusi akan berjalan dengan berkelompok dan semua individu dapat beropini dan berekspresi sebebas mungkin.
Keduanya akan selalu bersinergi dan berjalan seiringan karena tidak akan ada personal branding sebelum mengetahui authenticity diri yang kita miliki. Authenticity adalah passion diri kita dan personal branding adalah passion itu sendiri ditambah bagaimana tampak luar dari tiap individu tersebut.
Keduanya tidak akan bisa dipilih karena mereka memiliki peran yang penting dalam membangun kepribadian dan bagaimana seorang individu itu ingin dikenal.
Sebagai bentuk implementasinya, dibentuk 6 kelompok dengan individu dari kedua belah pihak untuk dapat saling berbaur dan belajar untuk saling mengenal satu sama lain. Mendapatkan berbagai pengetahuan dan ilmu-ilmu baru dari pendapat yang berbeda menjadi salah satu wujud yang didapatkan dari hasil pembagian kelompok yang ada.
Setelah sesi diskusi kelompok selesai, satu per satu perwakilan kelompok dipanggil untuk mengutarakan pendapatnya di tengah forum tersebut. Berbagai pemikiran kritis dan ide-ide baru bertebaran memenuhi suasana ruangan di siang hari itu.
Setelahnya, acara dilanjutkan dengan bermain game bersama untuk meningkatkan kedekatan. Canda dan tawa dihiasi di ruangan tempat kolaborasi tersebut. Semua member di dalamnya sangat terlihat antusias atas kesempatan pertama yang menyenangkan di hari itu.
Terakhir, acara pun ditutup dengan berfoto bersama untuk mengabadikan momen yang ada, saling mengikuti Instagram dan LinkedIn satu sama lainnya, serta perbincangan santai dan menarik untuk menikmati sisa waktu yang masih tersisa.
