Menjadi perempuan adalah anugerah sekaligus tantangan. Di dunia yang seringkali tidak berpihak pada mereka, perempuan kerap dituntut untuk dapat bertumbuh menjadi pribadi yang ideal menurut standar masyarakat.
Lima buku di bawah ini menyajikan kisah-kisah perempuan yang tak hanya menyentuh, tetapi juga menggugah semangat akan perjuangan perempuan dalam menghadapi tekanan sosial, gejolak batin, hingga ketidakadilan sistemis.
Perempuan di Titik Nol
Novel Perempuan di Titik Nol ditulis oleh Nawal El Saadawi, seorang aktivis feminis asal Mesir yang juga bekerja sebagai dokter. Buku ini terbit pertama kali di tahun 1975. Isu utama yang dibahas dalam buku ini adalah tentang ketidakadilan gender dalam masyarakat yang masih melanggengkan sistem patriarki.
Perempuan di Titik Nol bercerita tentang Firdaus, seorang perempuan yang semasa hidupnya menghadapi berbagai kepahitan, mulai dari kekerasan di rumah, eksploitasi, juga penindasan dari berbagai pihak.
Pekerjaannya sebagai seorang pekerja seks membuatnya semakin jauh terjebak dalam lingkaran setan yang pada akhirnya mengatarkan ia pada keputusan besar yang berani. Sebuah keputusan yang harus dibayar dengan vonis hukuman mati.
Dengan panjang kurang dari dua ratus halaman, Perempuan di Titik Nol menjadi bacaan yang kuat dan menggugah, terutama bagi Kawan yang tertarik pada isu feminisme, hak asasi manusia, dan perjuangan melawan ketidakadilan.
Re: dan Perempuan
Buku ini diangkat dari kisah nyata yang bersumber dari skripsi penulis, Maman Suherman. Re: dan Perempuan berkisah tentang Rere atau yang sepanjang cerita ditulis dengan nama Re: yang merupakan seorang pelacur atau pekerja seks. Dunia pelacuran yang menjadi latar utama cerita ini diambil dari perspektif yang jarang dibicarakan, yaitu pelacuran lesbian.
Senada dengan buku Perempuan di Titik Nol, tokoh utama di sini juga merupakan korban praktik prostitusi yang berangkat dari sistem yang tidak adil. Bedanya, dalam novel ini dimunculkan sosok Melur, anak dari Re: yang kemudian mempertanyakan nasib ibunya.
Melalui dinamika antara Re: dan Melur, buku ini menggambarkan bagaimana kekerasan berbasis gender dapat menyisakan dampak yang mendalam, terutama bagi kelompok yang berada dalam posisi rentan.
Entrok
Novel Entrok ditulis oleh Okky Madasari, seorang novelis perempuan Indonesia yang biasa menyoroti isu-isu sosial lewat tulisannya. Sesuai dengan tema-tema yang kerap diangkat oleh penulis, novel ini juga membahas tentang isu feminisme dan politik sosial. Latar waktu yang digunakan dalam cerita ini berada pada masa Orde Baru.
Entrok menceritakan tentang kehidupan Sumarni dan Rahayu. Sebagai pasangan ibu dan anak, keduanya justru memiliki pendirian yang berseberangan.
Sumarni masih percaya pada kekuatan spiritual, sementara Rahayu lebih mengedepankan rasional. Latar belakang kehidupan di masa Orde Baru yang ‘akrab’ dengan aparat menjadi satu-satunya hal yang menjadi kesamaan bagi mereka.
Novel ini menyajikan sudut pandang yang jarang diangkat dalam narasi berlatar Orde Baru.. Jika umumnya novel berlatar Orde Baru menyoroti kisah para aktivis, mahasiswa, atau tokoh-tokoh besar, novel Entrok justru menggunakan sudut pandang masyarakat biasa yang jarang mendapat sorotan dalam narasi sejarah.
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam
Novel ini ditulis oleh Dian Purnomo berdasarkan banyak pengalaman perempuan yang menjadi korban kawin tangkap, sebuah tradisi di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Buku ini mengisahkan perjalanan Magi Diela, seorang perempuan muda yang menjadi korban tradisi kawin tangkap. Alih-alih menyerah dan pasrah pada keadaan, Magi memilih untuk melawan dan memperjuangkan nasibnya.
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam menyoroti kritik terhadap praktik kawin tangkap, sebuah tradisi yang masih berlangsung. Melalui buku ini, Dian Purnomo menggambarkan bagaimana tradisi ini berdampak pada hak asasi individu, terutama perempuan.
Kim Ji Young Born 1998
Buku ini mendapat perhatian luas di negara asalnya, Korea Selatan. Meski berlatar Korea Selatan, pengalaman Kim Ji-yeong dalam novel ini mencerminkan isu-isu gender yang juga ditemukan di banyak negara lain, termasuk Indonesia.
Tokoh utama novel ini bernama Kim Ji-yeong, seorang perempuan biasa saja yang hidup dalam lingkungan yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai patriarki. Pengalaman diskriminasi yang dialaminya sejak kecil diceritakan secara detail hingga akhirnya membentuk tekanan psikologis yang mendalam.
Itulah beberapa buku yang mengangkat beragam isu tentang perempuan dan tantangan yang mereka hadapi. Bagi Kawan yang tertarik mendalami isu-isu gender, ketidakadilan, dan perjuangan hidup perempuan, bacaan-bacaan di atas bisa menjadi pintu awal untuk memahami lebih dalam kisah dan pengalaman perempuan dari berbagai latar.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News