Museum Radya Pustaka mempunyai tradisi unik yaitu memberikan sesajen untuk koleksi Canthik Perahu Ramajala. Tradisi ini biasanya dilakukan setiap malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon.
Dimuat dari Instagram @musuemradyapustakasurakarta, Kyai Rajamala diberikan sesaji berupa bunga setaman, kopi, dan serabi merah putih.
Petugas bagian pengelolaan naskah Museum Radya Pustaka, Kurnia Heniwati, membenarkan pemberian sesajen ke koleksi Rajamala ini
“Kalau kami lebih tepatnya menyebut ada unsur mistisnya, dikasih sesajen,” ujarnya yang dimuat dari Espos.
Dipercaya oleh masyarakat, bila Ramajala terlupa diberikan sesajen akan mengeluarkan daya perbawa dan huru-hara. Hal ini konon pernah terjadi saat Kyai Rajamala dipinjam ke Kota Semarang untuk keperluan pameran pada sekitar 1912.
Saat itu membuat salah satu anak orang Belanda jatuh pingsan karena bermain rambut dan kumis Kyai Rajamala. Tetapi Nia mengaku petugas pernah lupa memberikan sesajen, namun tidak ada dampaknya.
“Kami menyebutnya konservasi sajalah,” jelas dia.
Mistis Kyai Rajamala
Kapal Kyai Rajalama terkenal sebagai kapal raksasa yang dipunyai oleh Keraton Surakarta. Kapal yang dijuluki sebagai Titanic-nya Jawa ini bertugas untuk mengantar Raja dari Keraton Surakarta untuk berpelesir.
Kapal Rajamala yang memiliki ukuran sekitar 58,9 x 6,5 meter dan dayung perahu dengan panjang sekitar 6,6 meter ini sudah dikeramatkan sejak dulu kala. Misalnya ketika tengah direnovasi dan akan diturunkan ke sungai, kapal ini pernah mencelakakan banyak orang.
“Selepas kapal rampung digarap dan air sungai meninggi, Kyai Rajamala diturunkan dengan melibatkan tenaga ratusan orang. Yang memimpin proyek kerajaan ini ialah Mas Ngabehi Gadamenggala. Saking besarnya kapal, rantai-rantai besi berukuran selengan orang besar itu putus. Buahnya, banyak orang yang terpelanting,” tulis Heri Priyatmoko, dosen Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma yang dimuat dari Beritagar.
Karena itu jelas Heri, manusia Jawa yang masih memegang sisa-sisa
kepercayaan animisme-dinamisme mencermati kasus ini sebagai akibat kurangnya sesaji. Mereka lalu membuat sesaji dan menghadirkan penari.
“Maka, dibuat persembahan sesaji dan digelar tayuban menghadirkan penari (ledek) selama proses penurunan kapal di sungai,” ucapnya.
Apa itu Canthik?
Kyai Rajamala, dalam konteks mistis kapal, adalah nama yang berkaitan dengan hiasan kapal, khususnya canthik, yang memiliki kekuatan dan daya magis. Dalam cerita pewayangan, Rajamala adalah sosok raksasa yang tidak bisa mati jika tubuhnya tersentuh air, sehingga pilihan tokoh ini untuk menghiasi kapal dianggap sebagai bentuk perlindungan atau tolak bala.
Canthik Perahu Rajamala merupakan hiasan yang dipasang di ujung depan dan belakang perahu. Canthik itu dibuat dari kayu jati yang diambil dari Donoloyo, hutan khusus milik Keraton Surakarta.
Canthiknya dibuat wajah tokoh pewayangan Rajamala karena keinginan dari KGPAA Mangkunegara III agar kapal tersebut bisa jaya di air seperti kesaktian Rajamala. Dikatakan oleh Adi Deswijaya dosen di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah FKIP, Univet Bantara, Sukoharjo ada makna dari nama Rajamala ini.
“Merah marah seperti wajahnya Rajamala, menggambarkan kemarahan KGPAA Mangkunegara III melihat sikap ayahnya yang mendiamkan bibinya,” ucapnya yang dimuat RRI.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News