selamatkan aset menbud akan digitalisasi piringan hitam dari tahun 1910 - News | Good News From Indonesia 2025

Selamatkan Aset, Menbud Akan Digitalisasi Piringan Hitam dari Tahun 1910

Selamatkan Aset, Menbud Akan Digitalisasi Piringan Hitam dari Tahun 1910
images info

Selamatkan Aset, Menbud Akan Digitalisasi Piringan Hitam dari Tahun 1910


Kementerian Kebudayaan (Kembud) mengadakan kegiatan "Harmoni Zaman" dengan mengundang penyanyi legenda Indonesia di era tahun 1960-an. Pada kegiatan ini para musisi di era tersebut menyanyikan lagu-lagu yang pernah mereka populerkan.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengakui perlu adanya penyelamatan aset para musisi dari kepunahan budaya agar meninggalkan jejak bagi generasi muda.

“Tentu saja nanti berikutnya adalah digitalisasi memang digitalisasi yang paling penting diselamatkan dulu,” kata Fadli Zon saat hadir di acara “Harmoni Zaman 60-an” di Jakarta, Sabtu.

Upaya digitalisasi

Karena itu, Fadli menyatakan Kemenbud saat ini tengah melakukan upaya pelestarian aset musisi berupa digitalisasi piringan hitam atau vinil mulai dari tahun 1910 hingga 1980-an, serta kaset-kaset yang nantiny akan dibentuk ensiklopedia musik Indonesia.

Kemenbud juga berupaya mempertahankan intellectual property (IP) para musisi agar bisa menjadi aset yang mendatangkan keuntungan. Dia menjelaskan upaya ini untuk membantu para musisi mendapatkan royalti atas karya-karya.

“Kalau ini diatur dengan baik nanti melalui undang-undang dan lain-lain, ini akan bisa menciptakan satu ekosistem yang sehat bagi penciptaan dan lain-lain,” kata Fadli.

Beri apresiasi

Kementerian Kebudayaan bersama dengan PT Pertamina juga memberikan apresiasi kepada para penyanyi era 60-an seperti Ernie Djohan, Titik Hamzah, pasangan penyanyi Titiek Sandhora dan Muchsin Alatas serta Tetty Kadi, berupa acara Harmoni Zaman untuk melestarikan lagu-lagu era tersebut.

Selain menjadi ajang nostalgia bagi para musisi-musisi era 60-an. Acara ini juga memberikan penghargaan kepada para penyanyi atas kontribusinya terhadap industri musik Indonesia.

“Jadi kegiatan dalam rangka apresiasi ini bukan hanya melihat dari sisi hiburan. Tetapi juga ada semangat zaman, memotret di lini masa, menyuarakan harapan masyarakat ketika itu dan musik juga menyatukan keberagaman, perbedaan-perbedaan,” kata Fadli.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.