Gunung Merbabu dengan "gunung tidur" sebagai julukannya, memiliki 5 kawah eksotis yang terkenal, yaitu Condrodimuko, Kombang, Kendang, Rebab, dan Sambernyowo.
Kawan GNFI mungkin telah mengetahui akan keelokan Gunung Merbabu ini, bahkan sudah pernah mengeksplor keberagaman flora dan fauna yang nampak nyata di jalur pendakiannya.
Apalagi sunset dan sunrise di dua puncak tertingginya, Puncak Syarif (3.199 mdpl) dan Puncak Kenteng Songo (3.124 mdpl). Ini semakin menambah momen tak terlupakan hingga akan terpukau dengan keindahan alam yang disuguhkannya.
Tahukah Kawan GNFI, Gunung Merbabu ini pula masuk ke dalam deretan Taman Nasional terfavorit, loh, di Indonesia!
Baca juga: Pesona Negeri Kahyangan, Negeri Dongeng Tersembunyi di Kaki Gunung Merbabu
Untuk melindungi kelestarian Taman Nasional Gunung Merbabu, petugas telah melakukan pengawasan lewat patroli yang efektif, pengelolaan sampah, serta kegiatan bersih gunung secara berkala untuk mencegah terjadinya penumpukan sampah dan vandalisme.
Di samping itu, diterapkan pula program garbage in-out yang ketat untuk setiap pendakinya.
Salah satu inovasi terbaru dalam upaya melindungi keselamatan pendaki di Gunung Merbabu adalah penetapan penggunaan gelang pintar yang disebut RFID bagi setiap pendaki.
Hal ini sangat krusial dan merupakan wujud komitmen untuk meningkatkan layanan pariwisata, baik dalam hal pemantauan (monitoring) maupun program perlindungan keselamatan bagi para pendaki.
Dengan adanya inovasi ini, gelang RFID diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan pariwisata serta kesejahteraan masyarakat di sekitar Taman Nasional Gunung Merbabu. Jadi, apa sebenarnya gelang RFID itu? Simak penjelasannya, ya, Kawan GNFI.
Inovasi Gelang RFID di Gunung Merbabu, Indonesia
Ilustrasi Gelang RFID di Gunung Merbabu Indonesia | Gambar via istockphoto/dore art
Gelang RFID atau Radio Frequency Identification adalah terobosan baru berupa gelang pintar yang terbuat dari karet dengan chip terintegrasi di dalamnya.
Fungsi utama dari gelang ini adalah chip-nya yang mampu memancarkan sinyal yang akan diterima oleh menara pemancar di berbagai lokasi pendakian.
Tujuan dari inovasi ini adalah untuk menyederhanakan proses pemantauan para pendaki serta sebagai langkah dalam mengurangi risiko bencana yang mungkin terjadi di Gunung Merbabu.
Balai Taman Nasional Gunung Merbabu menyatakan bahwa gelang RFID ini sangat krusial untuk melacak keberadaan pendaki secara real-time.
Terlebih lagi ketika mereka tersesat atau berada dalam situasi darurat, sehingga tim penyelamat dapat dengan cepat menuju lokasi berdasarkan sinyal dari gelang RFID tersebut.
Dengan demikian, hal ini akan mempercepat proses penyelamatan dan membantu mengurangi jumlah korban.
Cara kerja gelang RFID ini, yaitu:
- Gelang RFID dilengkapi dengan chip mini dan antena.
- Saat mendekati perangkat pembaca, chip tersebut akan mentransmisikan informasi, seperti identitas pemilik gelang, lokasi terakhir, atau status lain.
- Data tersebut dapat langsung diakses oleh sistem pusat (misalnya di pos pendakian).
Saat ini, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu telah menyiapkan 1.000 gelang pintar RFID untuk dipinjamkan kepada para pendaki.
Sementara, gelang ini hanya dapat dipinjam oleh satu individu dalam tiap kelompok pendaki, hingga ke depannya diupayakan satu pendaki, mendapatkan satu gelang pintar.
Untuk memaksimalkan kegunaan gelang RFID ini, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu telah meluncurkan aplikasi pendaftaran online yang dikenal sebagai Sidaring sejak tahun 2018.
Aplikasi ini memungkinkan calon pendaki untuk mengisi informasi pribadi, nomor telepon, hingga rincian logistik yang akan dibawa selama pendakian, yang cukup hanya dengan menggunakan smartphone dalam penggunaannya.
Aplikasi Sidaring juga dapat memantau dan mengelola logistik, memberikan pengetahuan mengenai pendakian, serta memastikan peralatan yang dibawa memenuhi standar yang ditetapkan. Dengan demikian, semua informasi ini diakses dari aplikasi tersebut.
Selain itu, aplikasi Sidaring menyediakan informasi terkait kondisi cuaca di lapangan, termasuk rute pendakian yang telah dilengkapi dengan kamera pemantau dan koneksi internet untuk meningkatkan proses pengawasan.
Gelang RFID dan aplikasi Sidaring juga membantu petugas dalam mendata jumlah pendaki dan memeriksa apakah jalur telah mencapai kapasitas maksimum atau masih memungkinkan bagi pendaki lainnya.
Sistem lain yang dikembangkan oleh Taman Nasional Gunung Merbabu adalah sistem tombol panik (panic button) yang berfungsi untuk mengirim sinyal darurat langsung kepada petugas.
Keunggulannya adalah, meskipun berada di area blank spot, sistem tombol panik (panic button) ini tetap dapat memberikan sinyal darurat yang dapat segera ditindaklanjuti oleh petugas untuk melakukan penyelamatan.
Baca juga: Agrowisata Kuncen Polobogo: Menikmati Sejuknya Alam dan Sensasi Durian Lereng Merbabu
Wah, inovasi yang sangat canggih, ya, Kawan GNFI saat mendaki di Gunung Merbabu ini.
Namun, tetap prioritaskan keselamatan dan siapkan segala sesuatu dengan baik. Ikuti juga aturan yang ada untuk memastikan pendakian berlangsung aman, nyaman, serta meminimalisir sampah dan kecelakaan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News