sasak ende tradisi unik mengepel lantai dengan kotoran sapi jadi daya tarik wisata budaya - News | Good News From Indonesia 2025

Tradisi Mengepel Lantai dengan Kotoran Sapi Jadi Daya Tarik Wisata

Tradisi Mengepel Lantai dengan Kotoran Sapi Jadi Daya Tarik Wisata
images info

Tradisi Mengepel Lantai dengan Kotoran Sapi Jadi Daya Tarik Wisata


Di tengah modernisasi yang terus menggerus tradisi lokal, Desa Sasak Ende di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, justru semakin kokoh mempertahankan warisan budaya leluhurnya.

Tradisi unik pengepelan lantai rumah menggunakan campuran tanah liat dan kotoran sapi tidak hanya menjadi identitas kultural, tetapi juga mulai menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara.

Tradisi yang telah berlangsung ratusan tahun ini merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Sasak Ende. Lantai rumah adat Bale Tani di desa ini tidak sekadar dilapisi tanah liat biasa, melainkan diproses dengan campuran tanah liat, kotoran sapi kering, dan sekam padi yang telah melalui pengolahan khusus.

"Lantai rumah yang dilapisi campuran tanah liat dan kotoran sapi menjadi simbol semangat dan ketangguhan masyarakat Sasak Ende," jelas pemandu wisata Sasak Ende, bapak Sukirman, Kamis (22/05/2025). Ia menambahkan bahwa tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dan menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka.

Proses pengepelan dilakukan dengan teknik yang sangat detail dan hati-hati. Para wanita desa, yang umumnya bertugas melakukan tradisi ini, pertama-tama menyiapkan campuran kotoran sapi segar, tanah liat pilihan, dan sekam padi halus.

Campuran tersebut kemudian dioleskan ke seluruh permukaan lantai menggunakan alat pel tradisional yang terbuat dari sabut kelapa dan kayu atau pun menggunakan tangan secara langsung.

Setelah proses pengepelan selesai, lantai dibiarkan mengering secara alami selama beberapa jam sebelum dibersihkan dengan kain basah untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran dan mengurangi bau. Hasil akhirnya adalah lantai yang halus, hangat, dan memiliki daya tahan yang luar biasa.

Manfaat dari tradisi ini tidak hanya bersifat estetika. Menurut kepercayaan masyarakat setempat yang telah terbukti secara empiris, lantai yang dilapisi campuran tersebut mampu menjaga suhu ruangan tetap hangat saat musim hujan dan sejuk saat musim kemarau.

Selain itu, kandungan alami dalam kotoran sapi dipercaya efektif mengusir nyamuk dan serangga pengganggu lainnya, serta memperkuat struktur lantai agar tahan lama.

Keunikan tradisi ini mulai menarik perhatian wisatawan. Salsha, seorang wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut, mengungkapkan kekagumannya, "Melihat langsung pengepelan lantai menggunakan kotoran sapi di Sasak Ende adalah pengalaman yang sangat unik dan membuka wawasan saya tentang bagaimana tradisi bisa berperan dalam kehidupan sehari-hari.”

Para wanita di desa secara rutin melakukan pengepelan ini sebagai bagian dari perawatan rumah adat mereka. Metode alami ini dianggap lebih ramah lingkungan dan sesuai dengan gaya hidup masyarakat Sasak yang dekat dengan alam.

Pemerintah Daerah Lombok Tengah kini mulai serius melihat potensi wisata budaya di Sasak Ende untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata edukatif yang berkelanjutan.

Dengan mempertahankan tradisi pengepelan lantai menggunakan campuran tanah liat dan kotoran sapi, Sasak Ende tidak hanya menjaga warisan budaya leluhur, tetapi juga membuktikan bahwa kearifan lokal dapat menjadi kekuatan dalam menghadapi tantangan modernisasi.

Tradisi ini sekaligus menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menggali dan melestarikan potensi budaya masing-masing.

Harapannya, tradisi unik ini dapat terus lestari dan semakin dikenal luas sebagai bagian kekayaan budaya Indonesia yang patut dibanggakan dan dilestarikan untuk generasi mendatang.

Dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengenal dan memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi ini, diharapkan akan tumbuh rasa cinta dan kepedulian terhadap warisan budaya bangsa, sehingga tradisi ini tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga sumber inspirasi dan identitas yang kuat bagi seluruh rakyat Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AI
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.