Muhammad Ali adalah petinju kelas berat asal Amerika Serikat yang aktif pada 1960 hingga 1980-an. Namanya harum di sejarah tinju internasional berkat prestasinya yang beragam antara lain medali emas Olimpiade Roma 1960 dan tiga kali juara dunia kelas berat tiga kali.
Ali atlet spesial. Bermodalkan karisma dan tampang oke membuatnya bak selebritas yang memancing perhatian publik di mana saja ia berpijak. Popularitasnya mudah meroket karena didukung perangainya yang suka koar-koar dan sesumbar kepada pihak lawan. Tak ayal, lagaknya yang tengil itulah membuat julukan “Big-Mouth” alias “Si Mulut Besar” tersemat ke Ali.
Meskipun terkesan menyebalkan, toh Ali dari situ kian tenar plus mendapat banyak penggemar. Ali bisa membuktikan kemenangan di atas kanvas ring tinju lebih dari sekadar ucapan provokasi yang ia lontarkan ke lawan.
Salah satu ucapan sesumbar Ali ke lawan yang membuatnya mendapat sorotan – khususnya orang Indonesia – terjadi pada 1973. Saat itu ia mengaku siap menjadi warga negara Indonesia (WNI) jika dikalahkan petinju Belanda, Rudi Lubbers di Jakarta.
Muhammad Ali Siap Jadi WNI Kalau Kalah
Pencinta tinju di Indonesia pada 1970-an senang bukan kepalang. Muhammad Ali, petinju yang sedang berada di puncak popularitas, datang dan tinggal selama 14 hari bersama keluarga dan kerabatnya. Ali bukan sedang bertamasya di Indonesia, karena ia mesti melakoni pertandingan ekshibisi melawan jagoan Belanda, Rudi Lubbers di Stadion Utama Senayan, Jakarta.
Ali tiba di Bandara Kemayoran, Jakarta, pada 8 Oktober 1973. Baru turun saja ia sudah diserbu kalangan pers di mana ucapan sesumbar langsung dilontarkannya.
“Rakyat Indonesia akan menyaksikan pertandingan yang bermutu dan besar yang belum pernah disaksikan,” kata Ali, dikutip Good News From Indonesia dari artikel surat kabar Indonesia Raya berjudul “Muh. Ali Mengakui Sudah ‘Tua’” terbitan 10 Oktober 1973.
Sementara, Lubbers dua hari kemudian yang gantian datang. Keduanya sebelum naik ring lantas bertemu di konferensi pers yang diadakan TVRI pada hari yang sama dengan kedatangan Lubbers.
Rudi Lubbers melancarkan pukulan straight ke arah jagoan Inggris, Joe Bugner saat keduanya bertanding pada 16 Januari 1973. (Foto: Indonesia Raya)
Konferensi pers yang ada Ali-nya adalah tontonan berharga. Gerak-gerik dan ucapannya di luar nalar, khususnya untuk Lubbers yang menjadi lawan. Perang psikis pun terjadi antarkeduanya dengan merendahkan satu sama lain demi meruntuhkan mental bertanding. Ali yang menjadi paling banyak cakap sesuai julukannya. Salah satu kalimat yang menyita penggemar tinju Indonesia ialah Ali siap menjadi WNI jika kalah melawan Lubbers.
“Dan kalau sampai kalah, saya tidak mau kembali ke Amerika. Saya mau tinggal menjadi warga negara Indonesia!” ucap pemilik nama lahir Cassius Marcellus Clay Jr tersebut, dikutip dari artikel Kompas berjudul “Ali: Kalau Kalah Saya Akan Menjadi Warganegara Indonesia” terbitan 12 Oktober 1973.
Ingin Punya Dua Rumah di Indonesia
Memang dasar “mulut besar”! Kebiasaan sesumbar Ali semakin menjadi-jadi setelah konferensi pers.
Tepatnya saat ia bersua dengan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin di Balai Kota pada suatu pagi tanggal 16 Oktober 1973. Di hadapan sesama pemilik nama Ali itu ia mengaku ingin punya dua rumah di Indonesia karena merasa senang dengan sambutan dan perlakuan yang didapatkannya.
“Dikatakan oleh Ali Sadikin, bahwa kalau memungkinkan Muh, Ali ingin membangun rumah di sini. Tidak dijelaskan tempat (kota) keinginan Muh. Ali membangun rumahnya,” tulis IndonesiaRaya dalam artikel “Bang Ali Terima Moh. Ali & Rudi Lubbers: Moh. Ali Akan Bangun Rumah di Indonesia?” terbitan 17 Oktober 1973.
Muhammad Ali bertemu Gubernur Jakarta, Ali Sadikin. (Foto: Indonesia Raya/MemoriOlahraga)
Sepertinya itu hanyalah lip service karena sampai sekarang enggak ada tuh jejak-jejak rumah Muhammad Ali di Indonesia. Namun, apakah pencinta tinju kecewa Ali tidak menjadikan Indonesia rumah kedua? Sepertinya tidak juga, karena para penggemar tampaknya sudah mengerti sifat sang megabintang saat di luar ring tinju.
Terlebih lagi rasa kecewa dipastikan padam karena Ali menuntaskan janjinya yang ia buat sesaat menginjakkan kaki di Indonesia. Sesuai yang ia katakan, suguhan pertandingan seru saat melawan Lubbers benar-benar terlihat ketika keduanya beraksi pada 20 Oktober. Bagi penggemar Ali, tentu tidak ada rasa kecewa karena sang jagoan kelahiran Louisville, Kentucky itu dinyatakan menang angka dalam pertarungan yang berjalan hingga 12 ronde.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News