Di ujung barat daya Sumatra Selatan, tepat di kaki Gunung Dempo yang megah, berdirilah sebuah kota kecil nan sejuk bernama Pagar Alam. Kota ini belum setenar destinasi wisata lain di Indonesia, tetapi justru di situlah daya tariknya.
Pagar Alam menawarkan keindahan yang masih alami, udara pegunungan yang segar, serta kekayaan budaya yang mengakar kuat di masyarakatnya. Berikut ini beberapa hal yang menarik dari pesona alam dan budaya di sana!
Panorama Alam yang Menyegarkan Jiwa
Berada pada ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut, Pagar Alam menyuguhkan udara sejuk sepanjang tahun. Begitu memasuki wilayah ini, wisatawan akan disambut hamparan kebun teh yang hijau membentang di lereng Gunung Dempo—gunung tertinggi di Sumatra Selatan.
Kebun Teh Gunung Dempo menjadi ikon wisata kota ini. Banyak wisatawan datang hanya untuk sekadar bersantai, berfoto, atau menikmati matahari terbit dengan latar pegunungan yang menakjubkan.
Bagi yang menyukai tantangan, pendakian ke Puncak Gunung Dempo adalah pengalaman tak terlupakan. Jalur pendakian cukup menantang, tetapi pemandangan dari puncak sungguh luar biasa: kabut tipis, lanskap kebun teh, dan hijaunya hutan tropis sejauh mata memandang.
Air Terjun dan Wisata Alam Lainnya
Tak hanya gunung, Pagar Alam juga dikenal dengan air terjunnya yang memukau. Ada Air Terjun Curup Embun, Curup Mangkok, dan Curup Tujuh Kenangan, masing-masing memiliki pesona berbeda.
Curup Embun terkenal dengan aliran airnya yang lembut dan suasana hutan sekitarnya yang rimbun. Sementara Curup Mangkok unik karena bentuk kolam airnya yang menyerupai mangkok raksasa.
Selain air terjun, wisatawan juga bisa menjelajahi Arung Jeram Sungai Lematang bagi yang menyukai olahraga air, atau bersepeda santai menyusuri jalan-jalan desa sambil menikmati pemandangan sawah, sungai, dan kebun kopi.
Kota Seribu Situs Megalitikum
Pagar Alam bukan hanya tentang wisata alam, tetapi juga sejarah dan budaya. Kota ini dijuluki “Kota Seribu Megalitikum”, karena memiliki lebih dari 1.000 situs batu megalit yang tersebar di seluruh wilayahnya.
Batu-batu ini berbentuk manusia, hewan, hingga simbol-simbol misterius, yang diperkirakan berasal dari zaman prasejarah. Salah satu situs paling terkenal adalah Situs Tegur Wangi dan Situs Belumai.
Di sini, pengunjung dapat melihat langsung peninggalan budaya megalit yang masih terawat baik, dan belajar tentang peradaban kuno yang pernah berkembang di kawasan ini.
Penemuan ini menunjukkan bahwa Pagar Alam pernah menjadi pusat budaya penting di Sumatra Selatan pada masa lampau.
Budaya Lokal dan Kuliner Khas
Masyarakat Pagar Alam memiliki budaya yang khas, terutama yang berasal dari suku Besemah. Kearifan lokal masih terjaga dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari bahasa, pakaian adat, hingga upacara tradisional.
Jika beruntung, wisatawan bisa menyaksikan tradisi Sedekah Rame atau Pesta Panen, yang dirayakan penuh suka cita. Jangan lewatkan pula mencicipi kuliner khas daerah ini, seperti tempoyak ikan patin, pindang tulang, dan lemang tapai.
Udara dingin akan terasa lebih hangat saat menyantap makanan khas Pagar Alam yang kaya rempah dan rasa.
Akses dan Fasilitas Wisata
Untuk mencapai Pagar Alam, wisatawan bisa menempuh perjalanan darat sekitar 7–8 jam dari Kota Palembang. Meski belum dilayani oleh penerbangan langsung reguler, Bandara Atung Bungsu di Pagar Alam sudah mulai aktif melayani pesawat kecil dari beberapa kota di Sumatra.
Fasilitas wisata di kota ini juga terus berkembang. Penginapan, homestay, serta kafe-kafe dengan pemandangan kebun teh dan pegunungan mulai bermunculan, memberi alternatif bagi para pelancong yang ingin merasakan suasana lokal lebih dekat.
Pagar Alam, Alternatif Wisata Berkelanjutan
Pagar Alam layak menjadi alternatif wisata berkelanjutan di tengah hiruk pikuk destinasi populer lain di Indonesia. Keasrian alamnya, keramahan penduduknya, serta kelestarian budaya yang terjaga menjadi kekuatan utama kota ini.
Pemerintah daerah juga mulai fokus mengembangkan ekowisata dan pariwisata berbasis budaya, tanpa menghilangkan jati diri lokal.
Menjaga dan Menginspirasi
Keindahan Pagar Alam bukan hanya untuk dinikmati, tapi juga untuk dijaga. Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, penting untuk menerapkan prinsip wisata bertanggung jawab: menjaga kebersihan, menghormati budaya lokal, dan tidak merusak lingkungan.
Bagi Kawan GNFI yang ingin menyatu dengan alam, belajar sejarah, sekaligus merasakan hangatnya budaya lokal, Pagar Alam adalah destinasi yang tidak boleh dilewatkan. Karena di balik kabut tipis kaki Gunung Dempo, tersimpan cerita dan pesona yang mampu menginspirasi siapa pun yang datang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News