legenda gunung lewatobi sepasang gunung api kembar di flores - News | Good News From Indonesia 2025

Legenda Gunung Lewatobi, Sepasang Gunung Api Kembar di Flores

Legenda Gunung Lewatobi, Sepasang Gunung Api Kembar di Flores
images info

Legenda Gunung Lewatobi, Sepasang Gunung Api Kembar di Flores


Gunung Lewatobi merupakan gunung berapi kembar yang terletak di Pulau Flores, tepatnya di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gunung berapi kembar ini memiliki dua puncak yang hampir sama tingginya dan dikenal dengan nama Gunung Lewatobi Laki-laki dan Gunung Lewatobi Perempuan. 

Gunung Lewatobi memiliki nama asli Ile Bele yang berarti gunung besar. Gunung Lewatobi merupakan gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini. Bahkan, belum lama ini Gunung Lewatobi Laki-laki kembali menunjukan aktivitas vulkaniknya hingga berada di status level IV (awas).

Gunung Lewatobi Laki-laki kembali menyemburkan abu vulkaniknya setinggi 10 km diatas puncak yang disertai dengan awan panas ke segala arah pada Selasa (17/6/2025) kemarin. Gunung ini memiliki karakteristik erupsi eksplosif, dimana saat meletus gunung akan mengeluarkan lontaran material pijar dan endapan abu yang menghasilkan erupsi magmatis. 

Sementara itu, dibalik aktivitas Gunung Lewatobi yang cenderung fluktuatif, ternyata gunung ini juga menyimpan legenda atau cerita rakyat dibaliknya.

Asal Usul dan Sejarah Legenda Gunung Lewatobi

Gunung Lewatobi memiliki hubungan yang erat dengan legenda dan budaya Flores, NTT, khususnya pada masyarakat Lamaholot. Gunung yang juga dikenal dengan nama asli Ile Bele dipercaya masyarakat sebagai simbol pasangan suami-istri.

Pemilik Gunung Lewatobi sekaligus Tuan tanah Suku Paka, Tobias Lewotobi Puka mengungkapkan bahwa gunung kembar ini berasal dari dua suku. Tobias menyebutkan bahwa nama Ile Bele terdiri atas Ile Lake yang berarti Lewatobi Laki-laki, dan Ile Wae yang berarti Lewatobi Perempuan.

Berdasarkan cerita rakyat yang beredar, Gunung Lewatobi merupakan dua pasangan suami-istri yang hidup berdampingan. Kedua pasangan tersebut masing-masing memiliki kepala keluarga bernama Puka dan Tobi yang istrinya sama-sama mengandung. 

Puka memiliki kebiasaan yakni membuat gunung dari pasir dan batu. Namun, usahanya untuk membuat gunung tersebut selalu gagal. Hal ini kemudian mendorong Tobi untuk membantu Puka. Tobi kemudian membantu memasangkan tempurung yang berada tepat di puncak dua gunung buatan Puka, sehingga gunung ini dinamakan Lewatobi. 

Selain itu, masyarakat juga percaya bahwa gunung berapi kembar ini melambangkan kesetiaan dan keharmonisan alam dan manusia. Letusan yang muncul dari Gunung Lewatobi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap legenda yang ada.

Saat Gunung Lewatobi Laki-laki meletus, Suku Puka yang merupakan pemilik Gunung Lewatobi dari garis keturunan laki-laki wajib menggelar ritual Tuba Ile. Ritual ini dilakukan oleh enam suku yakni Puka, Tobi, Kwuta, Wolo, Noba, dan Tapun dengan membawa sesajen untuk di persembahkan ke nenek moyang di Gunung Lewatobi Ile Bele yang dipimpin oleh Suku Puka

Fakta Unik Gunung Lewatobi

Tak hanya sejarah, Gunung Lewatobi juga memiliki fakta unik. Gunung berapi ini dapat dikatakan sebagai gunung kembar sebab kedua puncak gunung ini memiliki tinggi yang hampir sama. Gunung ini juga memiliki dua kawah dengan ukuran yang berbeda, yakni sebesar 400 meter pada Gunung Lewatobi Laki-laki dan 700 menter pada Gunung Lewatobi Perempuan.

Fakta unik lainnya masih berasal dari cerita rakyat yang menyebutkan bahwa Tobi dan Puka telah membuat sebuah kesepakatan bersama sebelum istri mereka melahirkan. Mereka sepakat, apabila anak perempuan yang lahir dalam keluarga Tobi, maka status Suku Puka akan menjadi Mame atau Om/Paman bagi Tobi. 

Sementara itu, apabila keluarga Puka mendapatkan anak laki-laki, maka Suku Puka akan menjadi Opu (ipar) bagi Suku Tobi. Kemudian diceritakan bahwa keluarga Tobi mendapatkan anak perempuan. Sehingga, Suku Puka akhirnya memandang Suku Tobi sebagai Mame.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DP
YA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.