Kawan GNFI pecinta film pasti sudah tidak asing dengan nama Yandy Laurens. Ia adalah seorang sutradara dan penulis skenario yang terkenal akan karyanya yang selalu menyentuh hati.
Di tengah banyaknya film horor di Indonesia, Yandy Laurens menjadi salah satu sutradara yang memilih untuk membuat film dan serial yang tenang, sederhana, berdasarkan kehidupan sehari-hari, dan emosional.
Tema seperti itu membuat penonton termasuk Kawan GNFI merasa tidak sendirian dalam menghadapi kehidupan. Berikut adalah beberapa film karya Yandy Laurens yang menyentuh hati.
Sore: Istri Dari Masa Depan
Bagaimana rasanya jika tiba-tiba ada wanita datang ke rumah dan mengaku bahwa Ia adalah istri dari masa depan? Terasa tidak mungkin, tetapi itulah yang dialami Jonathan. Secara tiba-tiba seorang wanita bernama Sore mengaku bahwa Ia adalah istrinya dari masa depan.
Jonathan tentu tidak percaya, namun semakin lama Ia penasaran dengan sosok Sore. Film ini dibintangi dua aktor ternama, yaitu Dion Wiyoko sebagai Jonathan dan Sheila Dara Aisha sebagai Sore.
Drama percintaan yang dibawa oleh film ini tentunya baru dan berbeda dengan drama percintaan sebelumnya. Film ini akan tayang pada tanggal 10 Juli pada tahun ini.
1 Kakak 7 Ponakan
Sempat menarik perhatian masyarakat Indonesia, film ini mendapatkan lebih dari satu juta penonton. Menceritakan tentang Moko (Chicco Kurniawan) yang kehilangan kakak dan kakak iparnya. Hal tersebut mengharuskannya merawat kedua anak mereka.
Di samping itu ia juga harus merawat tiga keponakan lainnya yang masih sekolah. Ia dihadapi pilihan yang berat antara karier, percintaan, dan keponakannya.
Tema seperti ini cukup sering terjadi di dunia nyata, saat manusia dihadapkan banyak pilihan hidup.
Keluarga Cemara
Melalui judulnya, film ini membawakan tema tentang keluarga. Cemara atau bisa dipanggil Ara (Widuri Sasono), sedang memasuki masa remaja dan ingin merasakan masa remajanya. Namun, tiba-tiba keluarganya mengalami musibah yaitu kebangkrutan. Keluarga mereka harus beradaptasi dengan kehidupan baru di kota lain termasuk Ara.
Ia mau tidak mau harus berpisah dengan teman-temannya. Berbagai masalah kian datang dan membuat mereka hampir menghapus prinsip keluarga mereka, "Harta yang paling berharga adalah keluarga".
Dengan membawa tema keluarga, tentunya film ini menyentuh banyak penonton termasuk Kawan GNFI yang pernah menontonnya. Film ini sangat direkomendasikan ditonton bersama keluarga dan merenungkan kembali apa arti keluarga.
Jatuh Cinta Seperti di Film Film
Cerita yang dibawakan oleh film ini merupakan ide yang baru. Menceritakan Bagus (Ringgo Agus Rahman), seorang penulis skenario, yang bertemu teman SMA-nya, Hana (Nirina Zubir). Semakin sering mereka bertemu, Bagus mulai merasa jatuh cinta terhadap Hana.
Namun, Bagus merasa bahwa persepsi mereka terhadap cinta berbeda. Hana adalah perempuan yang baru saja ditinggal mati oleh suaminya dan merasa bahwa cintanya sudah habis. Sedangkan Bagus yang sering menulis skenario tentang percintaan menganggap bahwa cinta bisa datang dari mana saja.
Dalam dunia perfilman, sering dipenuhi film dengan konflik luar biasa dan penuh dengan konspirasi, Yandy Laurens memilih untuk membuat film dengan tema yang sederhana, tetapi dikemas dengan alur yang cantik.
Tidak hanya soal estetika, Yandy Laurens ingin membuat penonton merasa dimengerti. Filmnya bukan sekedar hiburan dan tontonan, tapi juga menjadi media refleksi penonton untuk menengok kembali makna kehidupan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News