alwijo anggap pelajaran sejarah di sekolah membosankan dan repetitif - News | Good News From Indonesia 2025

Alwijo Anggap Pelajaran Sejarah di Sekolah Membosankan dan Repetitif

Alwijo Anggap Pelajaran Sejarah di Sekolah Membosankan dan Repetitif
images info

Alwijo Anggap Pelajaran Sejarah di Sekolah Membosankan dan Repetitif


Alwijo adalah kreator konten yang mengangkat budaya literasi dan tengah diidolai pengguna media sosial di Indonesia. Kontennya mengenai budaya membaca dan nalar terhadap bidang sejarah kerap mencuri perhatian dan viral sehingga membuat sosoknya mudah dikenali.

Mendaku sebagai orang pedalaman Temanggung, Jawa Tengah, pemilik nama panjang Alwi Johan Yogatama itu memiliki minat besar terhadap bahasan sejarah. Kendati mengenyam bangku pendidikan tinggi Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran (Unpad), sejarah menjadi “senjata” baginya dalam membuat konten yang beruntungnya mendapat sambutan baik oleh masyarakat.

Namun, Alwi mengaku sulit mempelajari sejarah semasa bersekolah di mana pengajar yang kurang kompeten menjadi pangkal permasalahan. Selain itu, kegelisahan lainnya didapati dari sajian pelajaran yang repetitif atau selalu berulang sehingga membuatnya bosan belajar sejarah.

Bosan dan Repetitif

“Di mana Sukarno diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda?”, “Siapa yang mengetik naskah proklamasi?”, “Kapan peristiwa Rengasdengklok terjadi?”. Pertanyaan-pertanyaan tersebut acap kali keluar dalam soal pelajaran sejarah di sekolahan Indonesia. Dari generasi ke generasi, seolah tongkat estafet, soal-soal seperti ini terus diberikan pengajar kepada anak didiknya.

Bagi Alwi yang menyukai sejarah, para pembuat soal sejarah level sekolah melenceng pada jalur semestinya. Menurutnya, dalam mempelajari sejarah ada baiknya menekankan “why” bukan “what” atau “who” saja.

Ia pun mengaku ada masanya gemas dengan soal-soal sejarah yang terlalu repetitif. Padahal bagusnya soal dan bahasan sejarah dibuat lebih mendalam agar mereka yang mempelajari mengetahui sisi menarik yang tak disebutkan di buku paket.

“Misal yang menculik Sukarno ke Rengasdengklok itu adalah salah satunya D.N. Aidit. Itu kan hal-hal yang sebenarnya menarik untuk dibahas. Dan saya merasakan itu membosankan, repetitif,” ucap Alwi kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Alwi lantas mempertanyakan mengapa sejarah dunia tidak juga diajarkan di Indonesia. Karena setelah membaca banyak bacaan, ia mendapat satu gagasan bahwa Indonesia terlibat besar dalam putaran roda sejarah.

“Kenapa sih kita enggak mempelajari Mongol, Lenin, Hitler, segala macam? Saya melihat kembali terutama bukunya Bung Karno itu ternyata hebat sekali ya sejarah Indonesia, ternyata penuh dengan twist, penuh dengan punch line. Maka saya bisa katakan periode sejarah favorit saya yang dulu membosankan prakemerdekaan sekarang justru menjadi favorit saya,” ungkapnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.