buck moon fenomena alam yang memukau di langit juli apakah terlihat dari indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Buck Moon: Fenomena Alam yang Memukau di Langit Juli, Apakah Terlihat dari Indonesia?

Buck Moon: Fenomena Alam yang Memukau di Langit Juli, Apakah Terlihat dari Indonesia?
images info

Buck Moon: Fenomena Alam yang Memukau di Langit Juli, Apakah Terlihat dari Indonesia?


Langit malam selalu menyimpan keajaiban. Pada bulan Juli, kita akan disuguhi salah satu fenomena alam paling menakjubkan, dikenal dengan istilah Buck Moon, bulan purnama yang penuh makna dan keindahan.

Tidak hanya menjadi pemandangan memesona, Buck Moon juga menjadi penanda musim, tradisi budaya, dan momen langit yang istimewa dengan kehadiran planet-planet terang.

Kawan, mari kita telusuri lebih dalam tentang fenomena ini dalam tiga segmen menarik: asal-usulnya, waktu terbaik menyaksikannya, dan makna budaya di berbagai belahan dunia.

baca juga

Asal-Usul Buck Moon: Simbol Pertumbuhan dan Alam Liar

Buck Moon adalah nama tradisional untuk bulan purnama di bulan Juli, yang akarnya dapat ditelusuri hingga ke kebudayaan suku asli Amerika, Eropa, dan pendatang awal di Amerika Utara.

Nama ini terinspirasi dari siklus alam, khususnya masa ketika rusa jantan (buck) mulai menumbuhkan tanduk baru. Fenomena ini menjadi simbol pertumbuhan dan pembaruan di alam liar.

Selain dikenal sebagai Buck Moon, bulan purnama Juli juga memiliki beberapa nama lain yang mencerminkan karakteristik musim ini.

Di Amerika Utara, fenomena ini sering disebut "Thunder Moon" karena bulan Juli identik dengan musim badai petir. Sementara di Eropa, masyarakat agraris menyebutnya "Hay Moon" karena bertepatan dengan masa panen jerami.

Berbagai suku asli Amerika memiliki penamaan yang berbeda-beda. Bangsa Ojibwe, misalnya, menyebutnya "Raspberry Moon" karena bulan ini adalah waktu terbaik untuk memetik raspberi. Suku Woodland Cree mengenalnya sebagai "Feather Molting Moon", merujuk pada masa ketika burung-burung mulai merontokkan bulu mereka.

baca juga

Waktu Terbaik Menyaksikan Buck Moon 2025

Pada tahun 2025, Buck Moon akan mencapai puncaknya pada 10 Juli pukul 16:37 EDT (20:37 UTC) bagi pengamat di belahan bumi utara.

Bagi masyarakat Indonesia, momen puncak ini terjadi pada 11 Juli pukul 03:37 WIB. Meskipun waktu puncaknya singkat, bulan akan tetap terlihat penuh selama dua malam berturut-turut, yaitu tanggal 10 dan 11 Juli.

Untuk Kawan yang ingin menyaksikan fenomena alam Buck Moon, agar mendapatkan pengamatan terbaik, disarankan mencari lokasi yang jauh dari polusi cahaya perkotaan.

Daerah pedesaan atau pantai dengan cakrawala terbuka menjadi pilihan ideal. Pastikan juga untuk memeriksa prakiraan cuaca sebelumnya agar tidak terhalang awan tebal.

Yang membuat momen ini semakin istimewa adalah kehadiran Mars dan Saturnus yang akan terlihat bersamaan. Di Jakarta, Mars dapat diamati di langit barat antara pukul 18:30-20:00 WIB, sementara Saturnus akan mencapai titik tertingginya sekitar pukul 04:30-05:00 WIB. Saturnus mudah dikenali karena berada di rasi Pisces yang minim bintang terang di sekitarnya.

baca juga

Makna Budaya dan Dampak Buck Moon

Buck Moon bukan sekadar fenomena astronomi biasa. Di berbagai belahan dunia, bulan purnama Juli ini memiliki makna budaya yang mendalam.

Dalam tradisi Hindu, Buddha, dan Jain, bulan purnama ini dirayakan sebagai Guru Purnima, hari untuk menghormati para guru spiritual.

Di Nepal, hari ini digunakan untuk memberikan penghargaan kepada para pengajar.

Di Laos, Buck Moon menandai awal Boun Khao Phansa, masa retret tiga bulan bagi para biksu yang bertepatan dengan musim hujan. Sementara dalam kalender lunar China, bulan purnama ini jatuh pada bulan keenam yang disebut Héyuè atau Bulan Teratai, merujuk pada mekarnya bunga teratai di musim panas.

Selain nilai budayanya, Buck Moon juga memengaruhi kondisi alam. Saat bulan purnama, gravitasi bulan dan matahari bekerja bersamaan menciptakan spring tide, fenomena pasang naik yang lebih tinggi dari biasanya. Kondisi ini penting diperhatikan oleh nelayan dan masyarakat pesisir karena dapat memengaruhi aktivitas di laut.

baca juga

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.