- BUMOE Learning Community adalah wadah bagi anak-anak dan keluarga untuk menjelajah, belajar, dan mempraktikkan ilmu pengetahuan dari alam sebagai sumber utama untuk keberlanjutan bersama.
- BUMOE tidak hanya memberi pendidikan saat anak-anak berkumpul bersama, namun juga saat mereka di rumah
Di alam, terdapat banyak pengetahuan yang tersimpan dan dipelajari manusia. Agaknya itulah prinsip yang dipegang oleh BUMOE.
BUMOE merupakan komunitas gerakan akar rumput yang menyatukan anak-anak dan orang tua untuk merangkul pembelajaran berbasis alam di wilayah Peukan Bada, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam. BUMOE memberi kesempatan belajar bagi anak-anak dan orang tua untuk bertumbuh sebagai individu yang sadar diri, peduli sesama, terhubung dengan alam, serta tumbuh dalam semangat kebersamaan dan kebaikan.
Bagi BUMOE, bermain di alam memang tidak hanya sekedar bersenang-senang. Lebih dari itu, ada banyak hal positif di dalamnya. Ini pula yang tercermin dalam nama BUMOE. Selain berasal dari Bahasa Aceh yang berarti bumi, nama tersebut juga berarti Building Friendship (membangun persahabatan), Unity (Persatuan), Meaningful Kindness (kebaikan bermakna), Open-Ended Resources (sumber daya tanpa batas), dan Exploring (Menjelajah).
"Main di alam bukan sekedar seru, tapi cara anak merajut ikatan abadi dengan bumi. Dengan cara-cara tersebut, anak-anak akan mememahami bahwa mereka bagian dari bumi dan hadir untuk berbuat kebaikan di Bumi ini." ujar Co-Founder BUMOE Learning Community, Rahmiana Rahman.
Di Aceh tempat BUMOE berada, alamnya memang sangat kaya. Tidak hanya bermanfaat secara ekonomi, kakayaan alam Aceh juga dipandang dapat menjadi sumber ilmu bagi anak-anak.
Kegigihan BUMOE: Tetap Aktif meski Menghadapi Tantangan
Sebagai komunitas belajar, BUMOE mendidik anak-anak dengan cara yang menyenangkan. Di sana, anak-anak dapat menikmati belajar sembari berinteraksi dengan lingkungan. Tak hanya itu, mereka juga mendapat dukungan dan pendampingan tumbuh kembangnya.
BUMOE tetap aktif berkegiatan demi anak-anak Aceh kendati upaya jalan yang ditempuh tidak selalu mulus. Beberapa kali, komunitas peserta program 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget batch 1 yang digelar GNFI dan Kampung Lali Gadget ini menghadapi tantangan.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kenyataan bahwa di Peukan Bada tidak ada program pendidikan anak usia dini yang menghubungkan anak-anak dengan alam dan mengajarkan kebiasaan berkelanjutan. Padahal. belajar bersama di alam terbuka sambil menjelajah adalah hal penting bagi anak-anak.
Berkat keteguhan orang-orang di dalam BUMOE, anak-anak yang juga tergabung di sana bisa menikmati beragam aktivitas mulai dari eksplorasi alam bebas, membuat kerajinan dari bahan alam, belajar agama, mengolah barang bekas bersama-sama. Saat anak-anak pulang ke rumah pun, mereka didorong untuk melakukan hal-hal baik seperti yang ada di BUMOE.
Semua yang dilakukan BUMOE tentu bukan tanpa tujuan. Dari komunitas ini, diharapkan bisa tumbuh anak-anak yang mencintai bumi. Harapan besar juga ada di pundak orang tua untuk bisa menemukan cara baru dalam mempererat hubungan dengan anak-anak mereka di tengah keluarga.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News