Pada tahun 1989, Exxon Corporation digugat karena tragedi tumpahan minyak di Prince William Sound, sebuah teluk kecil di Teluk Alaska. Peristiwa ini menyebabkan pencemaran yang tidak hanya merugikan penduduk Alaska, tetapi juga merusak alam.
Exxon Mobil lantas membayar US$ 300 juta dan menanggung kompensasi pada lebih dari 11.000 penduduk Alaska dan pengusaha yang dikenai dampak tumpahan.
Di sisi lain, Patagonia, perusahaan sekaligus merk pakaian dan perlengkapan untuk olahraga di alam terbuka justru menuai pujian. Pujian itu didapat karena komitmen Yvon Chouinard—pemilik perusahaan ini—mendonasikan 1% dari pendapatannya untuk mendukung organisasi-organisasi penyelamat lingkungan dan pelestarian alam sejak 1985.
Dua cerita berbeda tersebut memiliki satu benang merah, yakni tentang tanggung jawab sosial perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) bukan sekadar program sosial atau aktivitas sukarela. Di era krisis iklim, ketimpangan ekonomi yang semakin ketara, dan tekanan sosial yang kian kompleks, CSR telah menjadi identitas, strategi, bahkan instrumen kelangsungan bisnis.
Apa Itu CSR, Corporate Social Responsibility?
Corporate Social Responsibility atau CSR adalah konsep yang mewajibkan perusahaan bertanggung jawab terhadap dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi yang dihasilkan dari operasional perusahaannya.
Sementara itu, World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai “komitmen berkelanjutan oleh bisnis untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup karyawan dan masyarakat luas.”
Inti dari CSR adalah sebuah wujud tanggung jawab dari perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan dari bisnisnya, tetapi juga bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan, pengalihgunaan lahan, hingga kesejahteraan masyarakat.
CSR kini telah menjadi parameter dalam ESG (Environmental, Social, Governance), kerangka penilaian yang digunakan investor global dalam menilai keberlanjutan dan risiko bisnis.
Tidak hanya berpengaruh terhadap investor, CSR juga menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk. Studi Edelman Trust Barometer (2023) menemukan bahwa 63% konsumen memilih merek yang sejalan dengan nilai-nilai sosial mereka.
Lebih lanjut, Harvard Business Review juga melaporkan bahwa perusahaan dengan inisiatif CSR yang konsisten cenderung memiliki loyalitas pelanggan lebih tinggi dan karyawan yang lebih engaged.
Tugas dan Tanggung Jawab CSR: Tak Sekadar Lingkungan
Beberapa tugas dan tanggung jawab CSR kini tidak hanya berfokus pada dampak lingkungan. Lebih dari itu, tugas dan tanggung jawab CSR kini juga mencakup bidang sosial dan ekonomi, seperti:
- Etika bisnis dan transparansi
- Kesejahteraan karyawan (mental health, work-life balance)
- Keberlanjutan lingkungan (energi terbarukan, daur ulang)
- Pemberdayaan masyarakat (UKM lokal, pendidikan)
- Inklusi sosial (diversitas, kesetaraan gender)
- Mengidentifikasi dampak sosial dan lingkungan dari operasi perusahaan
- Merancang dan melaksanakan program yang mendukung pembangunan berkelanjutan
- Melibatkan pemangku kepentingan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas
- Memantau dan melaporkan hasil program CSR secara berkala
Jenis-Jenis CSR
Untuk mendukung beragam tugas dan tanggung jawabnya, kini CSR dibagi menjadi beberapa jenis yang disesuaikan dengan bidangnya masing-masing. Beberapa jenis CSR di antaranya:
- Filantropi: Donasi dan sponsor sosial
- Etika kerja & tenaga kerja: Kebijakan anti diskriminasi, kesejahteraan karyawan
- Lingkungan: Efisiensi energi, pengurangan jejak karbon, penanganan limbah
- Ekonomi lokal: Kolaborasi dengan UMKM atau supplier lokal
- Sosial: Pemberdayaan masyarakat, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial
Jurusan Kuliah untuk Karier di Bidang CSR
CSR adalah karier multidisiplin dan tidak hanya terbatas pada ilmu alam dan saintek. Jika Kawan ingin berkarier di bidang CSR, beberapa jurusan yang relevan di antaranya:
- Saintek: Teknik Lingkungan, Biologi, Agribisnis, Teknik Industri, Kehutanan
- Soshum: Sosiologi, Ilmu Komunikasi, Psikologi, Hubungan Internasional, Hukum, Antropologi
- Interdisipliner: Manajemen SDM, Sustainability Studies, Public Policy, Manajemen Bisnis
Beberapa universitas kini juga telah membuka program khusus seperti Sustainability Management dan CSR & Ethical Management.
Komitmen Bersama Capai SDGs
Keberadaan CSR merupakan sebuah langkah maju untuk menunjukkan komitmen bersama merealisasikan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Sustainable Development Goals (SDGs) bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga pihak swasta bahkan masyarakat itu sendiri.
Untuk itu, CSR adalah bentuk keberanian korporasi untuk tidak hanya beruntung, tapi juga berguna.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News