Ada yang menarik jika Kawan GNFI mengetikkan kata kunci “Piala Presiden 2025” di mesin peramban Google. Sebab, selain skor akhir pertandingan bola dipampang dalam kotak besar, tampak efek kembang api bermunculan di layar. Seakan ada yang sedang dalam kondisi euforia, berpesta pora merayakan ajang sepak bola tahunan nan bergengsi ini.
Apa yang dirayakan dan siapa yang jadi pemenangnya di sini?
Kawan GNFI, penulis mungkin masih terbilang ‘hijau’ dalam artikel bertajuk olahraga, terlebih soal bola. Hanya mengamati tiap berita kompetisi di Tanah Air dari balik layar kaca dan dalam untaian kata.
Sudah banyak pula informasi seputar panduan teknis, pengumuman nama juri, tempat pelaksanaan, jadwal pertandingan, hingga siaran pers dipaparkan. Namun, baru kali ini sekiranya, penulis turut dan terlarut dalam kemenangan Piala Presiden 2025. Kemenangan bersama dan bermakna sebagai rakyat Indonesia.
Dalam hasil pertandingan terakhir, pemenangnya memang bukan dari negara kita. Diketahui bahwa 1 skor dari Oxford United dan 2 skor bagi Port FC, Thailand. Mengantarkan Negeri Gajah Putih sebagai juara pertama di lapangan Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
Namun, kabar diterima dengan baik dan lapang dada. Deretan berita kini tak hanya sibuk membahas soal kuantitas dan kualitas pertandingan bola, melainkan juga apa yang terjadi di baliknya.
Yang Terang Bukan Hanya Lampu Stadion, tetapi Juga Transparansinya
Piala Presiden 2025 diketahui mendapatkan pendanaan fantastis dari sederet perusahaan ternama, seperti Adaro, Agung Sedayu, Gojek, Sinarmas, hingga Indofood. Tak tanggung-tanggung, Rp65 miliar berhasil dikumpulkan. Di mana dalam pelaksanaan kompetisi ini, dana pemerintah seperti APBN atau APBD tidak ikut cawe-cawe.
Semuanya murni dari sponsor yang kemudian diaudit secara mandiri dan dikelola dengan teliti. Bisa dipertanggungjawabkan dan transparan. Memberikan rasa aman di tengah sensitifnya masyarakat terhadap pengelolaan dana.
Hadiah yang didapatkan pemenang meningkat, di mana Rp5,5 miliar berhak dibawa pulang untuk juara pertama.
Penulis melihat ini sebagai pelajaran penting, bahwa sebuah ajang besar bisa berjalan dengan kepala tegak dan hati terbuka. Transparansi bukan sekadar prosedur. Transparansi adalah suasana batin yang mengalir dalam seluruh penyelenggaraan. Diharapkan akan menjadi budaya berkelanjutan ke depannya.
Ketika Bola ‘Menggerakan’ UMKM di Pinggir Lapangan
Ratusan UMKM turut memeriahkan pertandingan Piala Presiden 2025, mengambil bagian dari pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sebagai informasi Kawan GNFI, ajang ini diselenggarakan di dua stadion, yakni Gelora Bung Karno dan Stadion Si Jalak Harupat.
Dengan antusias, tangan-tangan cekatan sibuk melayani pembeli yang kelaparan, kehausan, atau sekadar iseng berbelanja. Dilayani dengan senyuman, meski berpeluh keringat dan kelelahan.
Diinformasikan bahwa para pedagang menuai ‘kemenangan’ dengan meningkatnya omzet secara signifikan. Terlebih lagi, lokasi UMKM di kedua stadion ditempatkan strategis oleh pihak penyelenggara, di ‘ruang’ yang paling banyak penontonnya. Tidak dipungut biaya. Siap menjadi pemadam keroncongan dan dahaga, hingga pernak-pernik untuk dibawa pulang.
Saat ekonomi kadangkala terasa jauh dan ‘terlalu’ besar, pesta kecil UMKM di Piala Presiden 2025 menjadi denyut nadi yang menenangkan, meski hanya sebentar. Namun, menghadirkan skala yang terasa, aduhai lebih manusiawi.
Kocek besar, kocek kecil, semua diterima dan menjadi rezeki. Memberi senyuman bagi para pedagang yang pulang dengan sukses besar hari itu. Pengganjal lapar bagi pembeli selama pertandingan.
Pada akhirnya, penulis tak mampu banyak menyajikan data kuantitatif pendukung yang pastinya legit jika ditambahkan. Sebab, sekali lagi, hanya menjadi pengamat di balik layar. Tak pernah terlalu ikut hip-hip hura kemenangan sepak bola. Hanya mengambil sisi lain dan turut merayakan ‘kemenangan’ Piala Presiden 2025 dengan cara terbaiknya.
Piala Presiden 2025, saatnya semua dirayakan, tak sekadar dengan trofinya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
