5 tokoh yang berperan dalam pembangunan koperasi - News | Good News From Indonesia 2025

5 Tokoh yang Berperan dalam Pembangunan Koperasi

5 Tokoh yang Berperan dalam Pembangunan Koperasi
images info

5 Tokoh yang Berperan dalam Pembangunan Koperasi


Setiap tahunnya di tanggal 12 Juli Indonesia memperingati Hari Koperasi Nasional. Pertama diperingati pada tahun 1947, peringatan ini bertujuan untuk memperkuat literasi publik terhadap peranan koperasi dalam roda perekonomian nasional.

Berbicara tentang peran koperasi, tentu bentuk dan kebijakan koperasi sekarang tidak luput dari sosok yang mengambil peranan besar dengan cerita panjang sejarah dari masa kolonial hingga awal kemerdekaan. Pada akhirnya jika dilihat dari kedua era ini, koperasi bukan sekadar unit simpan pinjam, tapi sistem ekonomi kerakyatan dengan sejarah perjuangan.

Berikut adalah cerita dari 5 tokoh yang mengambil peran, dari awal pembangunan hingga era kemerdekaan. Tidak hanya berperan dalam perekonomian nasional kala itu, tetapi juga mempunyai peran membawa citra koperasi ke publik lebih luas, dan menciptakan sistem yang berlaku hingga kini.

R. Aria Wiraatmadja, Pendiri Koperasi Pertama

Nama ini mungkin lebih melegenda dalam sejarah Bank Republik Indonesia (BRI) pada masa kemerdekaan. Namun, selain itu Raden Aria Wiraatmadja mempunyai peran pentng dalam sejarah koperasi. Meski menurut catatan sejarahnya koperasi baru resmi berdiri pada 12 Juli 1947, tetapi jauh sebelum itu Dia adalah sosok dibalik gagasan koperasi pada awalnya.

Menurut data yang dihimpun dari laman Tempo. pada tahun 1895, dirinya bersama asisten residen setempat De Wolf Van Westerrode membangun Hulp en Spaar Bank di Purwakerto Tengah. Bank dengan angka bunga rendah ini mempunyai tujuan demi mensejaterahkan petani dan priyayi setempat. Bank inilah yang kemudian disebut-sebut menjadi cikal bakal dari koperasi di Indonesia.

Dr. Sutomo, Penggagas Koperasi Rakyat

Bagi Sutomo, koperasi bukan sekadar bisnis tetapi ruang solidaritas rakyat dan perwujudan ekonomi rakyat. Bermula di tahun 1924, dirinya merupakan salah satu tokoh vital dalam beberapa lembaga ekonomi, termasuk koperasi konsumsi. Dalam menerapkan sistemnya, dia lebih menargetkan rakyat ekonomi rendah dan menengah sebagai konsumen nya, termasuk orang-orang yang terlibat dalam ekosistem tersebut. 

Sistem inilah yang kemudian berkembang mencerminkan gotong-royong dan semangat swadeshi di kalangan tersebut. Tercatat hingga tahun 1950, Sutomo berhasil menjadi salah satu tokoh vital dalam pembangunan sembilan koperasi di Surabaya dan kemudian berkembang menjadi seratus di seluruh pulau Jawa

Samanhudi, Penggerak Koperasi Dagang di Era Kolonial

Dikenal sebagai pendiri Sarekat Dagang Islam (SDI), KH Samanhudi dikenal sebagai tokoh yang turut memperkuat sistem gotong-royong dalam ekosistem koperasi. Demi memperkuat jaringan pedagang Islam, dirinya menjadikan ekonomi sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonialisme ekonomi.

Lewat koperasi dalam ekosistem SDI juga memberikan pendidikan lewat pelatihan untuk pedagang pribumi tentang keterampilan dagang, hingga manajemen usaha bersama,

Mohammad Hatta, Bapak Koperasi Indonesia

Berbicara tentang koperasi, tentu tokoh yang paling diingat adalah Moh Hatta. Dirinya mendapat gelar ini pada Kongres Koperasi kedua pada 17 Juli 1953. Ini adalah bentuk apresiasi atas upayanya memperluas ekosistem koperasi ke skala nasional.

Setahun sebelum kongres dirinya ikut mengambil peran kunci dalam memperjuangkan legislasi dan kebijakan guna mendukung penguatan peran koperasi dalam ekonomi nasional. Hingga akhirnya rilis Undang-Undang Nomor 17 tahun 1952 tentang memberikan dasar hukum bagi keberadaan dan operasional koperasi di Indonesia.

Prof. Dr. Sri Edi Swasono, Pemikir Koperasi Sebagai Ekonomi Kerakyatan 

Selain karena perannya dalam memimpin Dekopin dalam satu dekade (1988–1998), dia dikenal karena dirinya menjadikan koperasi sebagai manifestasi dari sistem ekonomi kerakyatan, menurutnya ekonomi masyarakat dapat mendukung perekonomian besar diatasnya.

Pada tahun 2016, meski sudah tidak menjabat, dirinya membawa ekosistem koperasi Indonesia yang berbeda dengan Eropa ke forum internasional yang dihadiri oleh Malaysia, Thailand, Australia, Palestina, Arab, hingga India.

Meski tidak banyak tertulis di buku sejarah, tetapi beberapa cerita ini berhasil membentuk sebuah ekosistem yang terus diterapkan hingga kini dan juga turut mengambil bagian dalam pembangunan ekonomi nasional.

Tokoh-tokoh yang memiliki peran besar juga tidak sebatas hanya di masa kolonial dan masa kemerdekaan. Hingga kini ekosistem koperasi masih terus berkembang demi bisa tetap eksis di era globalisasi dan modern ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.