Ketika mendengar Sulawesi Selatan, mungkin Kawan GNFI membayangkan akan kekayaan sejarah dan kebudayaannya yang masih terasa kuat.
Namun, terdapat juga hal menarik di Sulsel yang perlu Kawan ketahui sebagai pengetahuan baru untuk #MakinTahuSulsel.
Setiap daerah di Sulawesi Selatan ternyata mempunyai julukan unik sendiri yang bukan hanya menjadi simbol kebanggaan. Namun, juga mencerminkan potensi, karakter, dan warisan budaya dari masing-masing wilayahnya.
Apa saja julukan tersebut? Yuk, kita simak 10 julukan menarik untuk Kota dan Kabupaten di Sulawesi Selatan ini, Kawan GNFI!
Makassar, Kota Daeng
Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan ini dikenal luas dengan sebutan Kota Daeng.
Julukan ini muncul karena dalam tradisi Bugis-Makassar, gelar kehormatan "Daeng" umum disematkan kepada figur yang dihormati dan berilmu.
Menurut informasi dari Kompas.com, Makassar sebagai Kota Daeng memang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat di kota ini dan sangat terkait dengan interaksi sosial di Makassar.
Penggunaan gelar 'Daeng' yang dulunya menjadi istilah bangsawan, kini terjadi pergeseran budaya yang menjadikan 'Daeng' sebagai sebutan yang setara dengan masdi Jawa dan akang di Sunda.
Istilah ini kaya akan nilai kesopanan dan adab dalam berkomunikasi.
Palopo, Kota Idaman
Palopo dikenal sebagai Kota Idaman, karena menawarkan suasana yang damai, serta terus berkembang dengan pembangunan yang terencana dengan baik. Palopo juga menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung kenyamanan para warganya.
Kota Palopo yang tertata rapi ini berupaya bertumbuh agar menjadi wilayah yang indah, damai, dan nyaman bagi siapa saja yang tinggal maupun berkunjung di sini. Hal itu pula yang mencerminkan akan harapan dan cita-cita masyarakat Palopo akan kota yang ideal.
Parepare, Kota Bandar Madani
Sebagai sebuah kota dengan pelabuhan yang modern dan berbudaya, sebutan Parepare sebagai Kota Bandar (perdagangan) dan Madani (beradab) mencerminkan karakter perdagangan serta keberagaman budaya yang dimiliki oleh masyarakatnya di Parepare.
Selain itu, Parepare dikenal dengan julukan lain yaitu Kota Cinta Habibie-Ainun karena di kota ini juga menjadi tempat lahirnya presiden ketiga Republik Indonesia yaitu B.J Habibie.
Kisah cinta Habibie dan Ainun diabadikan di sini sebab warga setempat sangat mengagumi dan menghargai cerita dan kisah asmara keduanya.
Pemerintah Parepare pun membangun Monumen Cinta Sejati Habibie-Ainun sebagai daya tarik wisata dan lambang kota Parepare.
Soppeng, Kota Kalong
Kota ini disebut sebagai Kota Kalong karena memiliki populasi kelelawar yang melimpah, yang biasanya menjadikan pepohonan di pusat kota sebagai tempat tinggal.
Keberadaan satwa malam ini menjadi salah satu daya tarik wisata yang unik di daerah Soppeng. Bahkan menarik banyak penasaran wisatawan untuk melihat kelelewar yang menghuni Soppeng.
Sinjai, Bumi Panrita Kitta
Panrita Kitta dalam bahasa Bugis berarti "Kaum Cendekia", yang mencerminkan Sinjai sebagai kawasan yang menunjukkan kekuatan budaya pendidikan dan semangat literasi masyarakatnya sejak zaman dahulu.
Pinrang, Bumi Lasinrang
Sebutan Bumi Lasinrang menjadikan Pinrang sebagai pengingat terhadap sejarah dan nilai-nilai luhur yang masih hidup di tengah masyarakatnya. Nama lasinrang sendiri diambil dari kerajaan kuno yang dahulu pernah ada di daerah ini.
Sidrap, Kota Beras
Selain terkenal sebagai lokasi PLTB terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, Sidrap juga dikenal sebagai salah satu kota dengan lumbung padi terluas di Sulawesi Selatan, sehingga dijuluki Kota Beras.
Pertanian juga menjadi pilar penting dalam mendorong ekonomi dan simbol ketahanan pangan bagi wilayah ini.
Bone, Bumi Arung Palakka
Nama Bumi Arung Palakka merujuk kepada seorang pahlawan besar sekaligus sebagai Raja Bone ke-15, untuk mengenang usahanya dalam membebaskan bangsa Bugis dari penjajahan pada masanya.
Sebelum memulai perjalanan panjang ke Kerajaan Buton, Arung Palakka, yang menjabat sebagai Raja Bone ke-15 saat itu, bertekad untuk memerdekakan rakyat Bone dan Bugis dari penindasan oleh daerah lain.
Perjalanannya berlanjut ke Batavia dan Pariaman, Sumatra Barat, pada tahun ke-17. Ketika itu, sang raja dan para pengikutnya dikejar oleh pasukan Kerajaan Gowa.
Peristiwa inilah yang mengakibatkan kota Bone dinamakan Bumi Arung Palakka.
Enrekang, Bumi Massenrempulu
Deretan pegunungan Enrekang dikenal sebagai salah satu simbol yang mendorong julukannya sebagai Bumi Massenrempulu yang menggambarkan pesona alam di daerah tersebut.
Selain itu, kawasan ini juga dikenal sebagai penghasil kopi berkualitas serta sayur-sayuran segar.
Nama Enrekang sendiri berarti ‘menaiki’ atau ‘memanjat’ karena daerah ini didominasi sekitar 84,96 persen oleh perbukitan, pegunungan, dan lembah, di mana salah satu gunung terkenalnya adalah Puncak Gunung Nona.
Barru, Kota Santri
Di samping banyaknya pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam, Kota Barru pantas mendapat sebutan Kota Santri karena suasana religius yang menjadi identitas kuat di wilayah ini.
Julukan-julukan di Kabupaten atau Kota Sulawesi Selatan tidak hanya sekadar label saja. Namun, juga mencerminkan kekayaan budaya, semangat perjuangan, serta potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.
Hal ini juga menggambarkan rasa bangga sekaligus meneguhkan komitmen untuk melestarikan jati diri di setiap wilayahnya.
Bagaimana Kawan GNFI? Unik dan menarik, ya, julukan-julukannya?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News