desa simego menjelajahi desa tertinggi di jawa tengah yang tersembunyi di atas awan - News | Good News From Indonesia 2025

Desa Simego: Menjelajahi Desa Tertinggi di Jawa Tengah yang Tersembunyi di Atas Awan

Desa Simego: Menjelajahi Desa Tertinggi di Jawa Tengah yang Tersembunyi di Atas Awan
images info

Desa Simego: Menjelajahi Desa Tertinggi di Jawa Tengah yang Tersembunyi di Atas Awan


Di balik lebatnya hutan Petungkriyono yang masih alami, berdirilah sebuah desa kecil bernama Simego. Terletak di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, desa ini memegang rekor sebagaidesa tertinggi di Jawa Tengah. Berada di ketinggian sekitar 2.400 meter di atas permukaan laut (Mdpl), Desa Simego sering dijuluki sebagai desa di atas awan karena nyaris setiap hari diselimuti kabut tebal dan udara dingin yang menusuk.

Letaknya yang jauh di pedalaman membuat desa ini nyaris tak tersentuh oleh hiruk-pikuk kota. Untuk mencapainya, dibutuhkan waktu sekitar tiga jam perjalanan dari pusat Kota Pekalongan. Perjalanan tersebut bahkan harus melewati wilayah Kabupaten Banjarnegara, menembus hutan pinus dan perbukitan dengan medan menanjak dan belum seluruhnya beraspal.

Perjuangan Menuju Pendidikan di Ketinggian

Akses menuju Desa Simego sangat menantang, terutama bagi para pendidik yang bertugas di SD Negeri 1 Simego. Jalan yang sempit dan kondisi geografis yang ekstrem membuat para guru lebih memilih tinggal di sekolah selama hampir sepekan penuh daripada pulang-pergi setiap hari.

“Para guru sini, kebanyakan pendatang. Kalau dilaju dari rumah masing-masing ke sekolah tiap hari terlalu jauh. Di tempat inilah kita beristirahat dan bermalam hingga sampai lima atau enam hari," ungkapE. Priyo Utomo, Kepala SDN 1 Simego, sebagaimana dikutip dari Detik.

Situasi ini mencerminkan bagaimana keterbatasan infrastruktur tidak menghalangi semangat mengajar dan belajar di pelosok pegunungan.

Anak-anak Trail dan Kampung Igirgede

Desa Simego bukan hanya unik karena ketinggiannya, tetapi juga karena gaya hidup warganya yang penuh ketangguhan. Salah satunya terekam oleh Brent Sastro, seorang kreator konten yang mendokumentasikan kunjungannya ke kampung ini melalui kanal YouTube. Ia memotret kehidupan anak-anak desa yang sudah terbiasa mengendarai motor, bahkan motor trail, sejak usia sekolah dasar.

“Salah seorang bocah kelas 5 SD bahkan sehari-hari berangkat sekolah dengan mengendarai motor trail,” tulis Brent dalam tayangannya. Tak hanya itu, warga setempat memperkirakan terdapat sekitar 60 rumah di kampung ini, khususnya di kawasan yang dikenal sebagai Kampung Igirgede.

Kini, beberapa akses jalan utama di kampung sudah diperkuat dengan lapisan semen, meskipun banyak jalur menuju ladang masih berupa jalan tanah yang curam. Dari ladang-ladang di lereng yang lebih tinggi, atap rumah warga tampak kecil di kejauhan, membentuk panorama khas dataran tinggi.

Petani dan Kendaraan ATV

Hasil tani menjadi sumber penghidupan utama warga Simego. Kentang, wortel, seledri, dan jagung tumbuh subur di tanah vulkanik yang kaya nutrisi. Namun karena kondisi geografisnya yang ekstrem, alat transportasi menjadi sangat penting. Warga seperti Warnoto, misalnya, menggunakan kendaraan ATV untuk beraktivitas di ladang yang sulit dijangkau kendaraan biasa.

“Ini saya baru saja panen. Tapi ini mau pulang dulu,” ujar Warnoto sambil mengemudikan ATV-nya di jalanan desa yang sempit.

Pemandangan rumah-rumah permanen yang rapi di Kampung Igirgede menunjukkan bahwa meskipun terpencil, kualitas hidup warga tetap terjaga. Bukit-bukit hijau mengelilingi kampung, dan kabut tipis perlahan menyelimuti desa, menciptakan nuansa tenang yang memukau.

Potensi Ekowisata dan Pelestarian Alam

Sebagai bagian dari kawasan Petungkriyono yang dikenal sebagai hutan hujan tropis terakhir di Jawa, Desa Simego menyimpan potensi besar untuk pengembangan ekowisata. Keindahan alam, udara sejuk, serta budaya lokal yang masih terjaga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mencari pengalaman autentik di dataran tinggi.

Namun demikian, tantangan infrastruktur dan aksesibilitas masih menjadi pekerjaan rumah besar. Kolaborasi antara pemerintah daerah, komunitas lokal, dan sektor swasta akan menjadi kunci dalam membuka potensi tersembunyi desa ini, tanpa mengorbankan kelestarian lingkungannya.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.