erick thohir bela pemain keturunan yang pulang ke liga indonesia mereka butuh menit bermain - News | Good News From Indonesia 2025

Erick Thohir Bela Pemain Keturunan yang Pulang ke Liga Indonesia: Mereka Butuh Menit Bermain

Erick Thohir Bela Pemain Keturunan yang Pulang ke Liga Indonesia: Mereka Butuh Menit Bermain
images info

Erick Thohir Bela Pemain Keturunan yang Pulang ke Liga Indonesia: Mereka Butuh Menit Bermain


Ketua Umum PSSI Erick Thohir angkat bicara mengenai keputusan sejumlah pemain keturunan yang memilih berkarier di Liga Indonesia atau Super League. Pemain seperti Jens Raven, Rafael Struick, dan Jordi Amat diketahui telah resmi memperkuat klub Indonesia.

Nama-nama seperti Jens Raven dan Rafael Struick dinilai oleh warganet mengalami penurunan karir karena memilih berkarir di Liga Indonesia. Padahal Jens Raven (19 tahun) dan Rafael Struick (22 tahun) masih dinilai muda untuk berkarir di Indonesia.

Jens Raven sebelumnya bermain di FC Dordrecht (Belanda), kini gabung Bali United. Rafael Struick dilepas Brisbane Roar (Australia) dan kini memperkuat Dewa United.

Tetapi Erick menilai keputusan itu sah-sah saja. Menurutnya, pemain profesional butuh menit bermain demi keberlangsungan karier.

"Pemain pasti tidak hanya ingin main di Timnas. Mereka ingin bermain di klub yang benar-benar membutuhkan mereka, dimanapun itu," kata Erick Thohir kepada wartawan, Kamis (25/7/2025).

Membandingkan dengan Jepang

Erick lalu membandingkan Liga Indonesia dengan Jepang yang memiliki pemain di berbagai level liga dunia. Hal ini, jelasnya karena Jepang sudah mencapai level tertinggi di peringkat FIFA.

"Jepang sudah ranking 17 dunia. Pemainnya ada di Liga Inggris, Jerman, Italia, bahkan ada juga yang main di liga kecil seperti Indonesia," ujarnya.

Sedangkan Indonesia, lanjut Erick masih berada di level 100 dalam peringkat FIFA. Karena itu, paparnya para pemain Indonesia belum begitu menarik bagi klub-klub di Eropa.

Erick menyebut, kalau pemain Indonesia masih bisa bersaing di Eropa, tentu patut disyukuri. Namun jika mereka kembali ke Indonesia, juga patut diapresiasi.

"Kita tidak bisa bilang salah atau benar. Mereka mencari kesempatan untuk dirinya karena mereka juga harus menghidupi keluarganya," imbuhnya.

"Kalau mereka masih bisa main di Eropa, kita bersyukur. Tapi kalau sebagian kembali ke Indonesia, itu juga bagus. Liga kita jadi lebih berkualitas," ujarnya.

Larang agen pemain bodong

Erick secara tegas meminta operator Super League Indonesia, I.League, untuk segera menerapkan regulasi ketat terkait agen pemain. Langkah ini dilakukan demi meningkatkan profesionalisme dan kualitas sepak bola nasional.

Dia juga menargetkan adanya standar perhitungan untuk pemain asing di liga dalam negeri pada tahun 2027.

"Pertama kita mensyaratkan agen-agen harus ada lisensi FIFA, tidak bodong-bodongan," tegasnya.

"Jangan sampai pangsa sepak bola kita jadi tempat orang cari makan dengan standar yang jelek."

Erick menjelaskan, PSSI memiliki pandangan yang berbeda dengan AFC dalam menilai kualitas liga. Menurutnya Super League (kompetisi teratas sepak bola Indonesia) dapat dievaluasi dari beberapa aspek penting.

Aspek-aspek yang dimaksud antara lain; apakah juara liga tidak dimonopoli oleh satu klub (menunjukkan tingkat kompetisi yang sehat), jumlah penonton, kesehatan finansial klub, serta prestasi wakil klub Indonesia di kompetisi level Asia.

"Saya juga ingin di 2027, standar pemain asing di liga ada hitungannya, kalau di Inggris, Italia, ada. Kita juga mesti ada hitungannya supaya liga kita meningkat kualitasnya."

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.