Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk nyata komitmen bangsa terhadap pemenuhan hak anak. Gagasan untuk memperingati hari khusus bagi anak-anak Indonesia dikutip dari laman prudential.co.id pertama kali muncul dari Kongres Wanita Indonesia (Kowani) pada tahun 1951. Setahun kemudian, Istana Merdeka menjadi saksi perayaan Pekan Kanak-Kanak yang dihadiri langsung oleh Presiden Soekarno.
Pada awalnya, tanggal perayaan masih berubah-ubah, mulai dari minggu kedua bulan Juli, kemudian berpindah ke tanggal 1–3 Juni, bahkan pernah disesuaikan dengan hari kelahiran Bung Karno pada 6 Juni. Namun, untuk menghindari nuansa politis, pemerintah Orde Baru akhirnya menetapkan tanggal yang lebih netral. M
elalui Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1984, disahkanlah tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional, yang merujuk pada hari pengesahan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
Penetapan ini menjadi simbol bahwa negara hadir untuk menjamin kesejahteraan, perlindungan, dan hak dasar setiap anak Indonesia.
Landasan Hukum yang Menguatkan Hak Anak
Peringatan Hari Anak Nasional memiliki dasar hukum yang kuat dan menyeluruh. Di antaranya adalah:
* UUD 1945 Pasal 28B ayat (2) yang menegaskan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, serta memperoleh perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
* UU Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak yang menjadi pijakan utama lahirnya Hari Anak Nasional.
* Keppres Nomor 44 Tahun 1984 sebagai penetapan resmi peringatan.
* UU Nomor 35 Tahun 2014 Pasal 73A, yang memperkuat sinergi antarsektor dalam pelindungan anak.
Dengan landasan tersebut, peringatan Hari Anak Nasional bukan hanya kegiatan tahunan, melainkan pengingat bahwa anak-anak adalah pemilik masa depan yang haknya harus dijunjung tinggi oleh semua elemen bangsa.
Makna Peringatan: Bukan Sekadar Hari Besar
Hari Anak Nasional hadir untuk memperkuat kesadaran kolektif masyarakat bahwa anak-anak berhak hidup dalam lingkungan yang aman, penuh kasih sayang, dan mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal.
Momen ini dimanfaatkan untuk mengajak keluarga, sekolah, pemerintah, dan seluruh masyarakat agar lebih peduli terhadap tumbuh kembang anak, baik secara fisik, mental, sosial, maupun emosional.
Peringatan ini juga bertujuan untuk:
* Menyuarakan perlindungan hak anak secara menyeluruh, termasuk hak memperoleh pendidikan, kesehatan, gizi yang cukup, dan perlindungan dari kekerasan serta eksploitasi.
* Meningkatkan partisipasi aktif anak dalam kehidupan sosial, budaya, serta pembuatan kebijakan yang berdampak bagi mereka.
* Mendorong pemerintah dan lembaga terkait untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki sistem perlindungan anak di Indonesia.
Tema Hari Anak Nasional 2025: Anak Hebat, Indonesia Kuat
Pada tahun 2025, Hari Anak Nasional mengangkat tema "Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045". Tema ini menjadi seruan moral agar seluruh masyarakat mendukung tumbuh kembang anak dengan sebaik-baiknya, sebagai langkah menuju Indonesia yang unggul di masa mendatang.
Adapun beberapa subtema pendukung yang diangkat antara lain:
* Anak Bebas Stunting, demi memastikan generasi sehat secara jasmani.
* Anak Cakap Digital, agar anak-anak mampu menyaring informasi dan bijak dalam dunia maya.
* Pendidikan untuk Semua, mendorong inklusi pendidikan tanpa diskriminasi.
* Stop Perkawinan Anak, menegaskan bahwa masa depan anak lebih penting dari tekanan budaya.
* Anak Terlindungi, Indonesia Tangguh, sebagai ajakan konkret untuk menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap anak.
Tema ini mengandung pesan bahwa untuk membentuk Indonesia Emas 2045, peran strategis anak-anak tidak dapat diabaikan.
Peringatan Hari Anak Nasional tidak hanya disambut dengan upacara formal, tetapi juga dilengkapi berbagai kegiatan edukatif, partisipatif, dan menyenangkan. Kegiatan yang digelar di berbagai daerah antara lain:
* Pertunjukan seni anak
* Diskusi hak anak dan parenting
* Permainan tradisional
* Bakti sosial dan layanan kesehatan gratis
* Lomba kreativitas seperti menggambar, menulis cerita, dan cipta lagu
* Talkshow dengan narasumber dari kalangan anak-anak dan pejabat
Yang menarik, anak tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga diikutsertakan sebagai narasumber, panitia, dan pengambil keputusan dalam acara. Hal ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan partisipasi anak yang sesungguhnya.
Setiap 23 Juli, kita semua diingatkan akan janji besar kepada anak-anak: memberikan mereka masa depan yang lebih baik. Di tengah berbagai tantangan zaman—mulai dari krisis iklim, disrupsi digital, hingga ketimpangan sosial—anak-anak tetap harus menjadi prioritas dalam kebijakan dan tindakan nyata.
Harapan bagi anak Indonesia sangatlah besar. Mereka diharapkan tumbuh sebagai pribadi yang sehat, berdaya saing, berkarakter, dan mampu membawa bangsa ini menuju kemajuan.
Tugas kita adalah menciptakan ekosistem yang memungkinkan mereka berkembang, belajar, bermain, dan berkontribusi dalam suasana yang aman, adil, dan menyenangkan.
Setiap Hari Adalah Hari Anak
Hari Anak Nasional adalah pengingat bahwa anak-anak bukan sekadar generasi penerus, melainkan bagian dari bangsa yang hidup hari ini dan perlu dihormati hak-haknya. Mari bersama menjadikan setiap hari sebagai hari anak, dengan menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung mereka menjadi pribadi yang unggul.
Dengan kepedulian bersama, anak-anak Indonesia akan tumbuh menjadi generasi tangguh yang siap menyongsong masa depan bangsa. Karena masa depan Indonesia dimulai dari langkah kecil, dari tangan-tangan mungil yang sedang di bimbing hari ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News