mengenal lumbung sasak rumah adat unik dari lombok yang penuh makna dan filosofi - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Lumbung Sasak: Rumah Adat Unik dari Lombok yang Penuh Makna dan Filosofi

Mengenal Lumbung Sasak: Rumah Adat Unik dari Lombok yang Penuh Makna dan Filosofi
images info

Mengenal Lumbung Sasak: Rumah Adat Unik dari Lombok yang Penuh Makna dan Filosofi


Indonesia merupakan negeri yang kaya akan budaya. Budaya ini hadir dalam berbagai bentuk misalnya seperti rumah adat. Di timur Indonesia, tepatnya di Lombok terdapat rumah adat unik dengan nama Lumbung Sasak. Lalu apa itu Lumbung Sasak dan apa fungsi hingga makna yang terkandung di dalamnya?

Apa itu Lumbung Sasak

Lumbung Sasak adalah sebuah rumah adat tradisional dari suku Sasak. Lumbung Sasak ini tercatat sebagai sebagai salah satu warisan budaya tak benda dari provinsi Nusa Tenggara Barat.

Rumah yang juga kerap dinamai sebagai alang oleh masyarakat setempat ini memiliki bentuk yang cukup sederhana. Bentuk yang ada pada Lumbung Sasak ini memberikan makna yang mengajarkan kepada masyarakat agar dapat hidup berhemat dan tidak boros. Hal ini dilakukan dengan selalu menabung hasil mata pencaharian yang disimbolkan dengan padi dalam Lumbung Sasak ini.

Fungsi Utama dan Kehidupan Masyarakat

Lumbung Sasak atau alang ini memiliki fungsi utama sebagai tempat untuk menyimpan padi hasil pertanian dari masyarakat suku Sasak. Nantinya, padi-padi akan ditempatkan di lantai atas pada bagian Lumbung Sasak. Sementara, pada bagian bawah rumah Lumbung Sasak terdapat sebuah lantai dipan yang dijadikan sebagai tempat untuk bersilaturahmi dan bermusyawarah. 

Apabila dilihat secara keseluruhan, Lumbung Sasak memiliki bentuk seperti Pulau Lombok yang didalamnya memiliki bagian-bagian mulai dari atap, ruangan, dan pondasi. 

  1. Atap Rumah

Atap rumah Lumbung Sasak memiliki bentuk seperti gunungan. Atap dan bubungan (bungus) ini terbuat dari anyaman bambu yang membentuk dinding atap tanpa jendela.

  1. Ruangan

Bagian ini merupakan ruangan (rong) yang terbagi lagi menjadi 3 bagian, yakni ruang induk (inan bale), ruang tidur (bale luar), dan bale dalam. Bale atau ruang ini merupakan tempat yang digunakan sebagai penyimpanan harta benda, menjadi tempat untuk melahirkan, hingga ruang persemayaman jenazah sebelum dimakamkan.

  1. Pondasi

Ini adalah bagian terakhir yang terdiri dari dua bagian, yakni tangga dan lantai. Pada pondasi, terdapat bagian undak-undak atau tangga yang tersusun atas tiga tangga dengan fungsi untuk menghubungkan antara bale luar dan bale dalam. Sementara itu, lantai pada bagian pondasi tersusun atas campuran abu jerami, tanah, getah, dan kotoran kerbau atau kuda. 

Makna dan Filosofi dalam Lumbung Sasak

Adapun Lumbung Sasak mengandung banyak filosofi dan makna bagi masyarakat setempat. Rumah ini merupakan sebuah cerminan dari tingkatan strata sosial dalam masyarakat Suku Sasak. Sebab, dahulu Suku Sasak diisi oleh masyarakat dengan tingkat kesejahteraan tinggi yang tercerminkan dalam wujud Lumbung Sasak.

Tak hanya itu, tiga anak tangga yang ada pada bagian pondasi rumah juga menggambarkan tahap kehidupan manusia mulai dari lahir, bekembang, dan meninggal. Tiga tangga ini juga merupakan simbol dari anggota keluarga yakni ayah, ibu, dan anak.

Selain itu, arah hadap rumah Lumbung Sasak juga menunjukan berjenjangan keturunan keluarga. Adapun, ruang orang tua juga menghadap ke timur yang menyimbolkan bahwa yang tua merupakan orang yang lebih dulu menerima pencerahan hidup dibandingkan dengan yang muda.

Lebih lanjut, pintu rumah arahnya menghadap ke timur atau berlawanan arah dengan matahari terbenam. Hal ini dimaksudkan agar saat penghuni rumah keluar dari rumah untuk mencari nafkah, maka yang pertama diharapkan oleh mereka adalah keridhoan dari Allah SWT.

Sementara itu, pada bagian kusen dan daun pintu juga dibuat rendah. Hal ini membuat orang harus menunduk atau membungkuk ketika keluar masuk rumah. Ini juga merupakan sebuah etika ataupun wujud penghormatan oleh sang tamu kepada pemilik rumah.

Diketahui juga, bahwa penentuan lahan untuk membangun rumah Lumbung Sasak ini juga sangat selektif dan tidak bisa sembarangan. Menurut keyakinan Suku Sasak, tempat seperti bekas perapian, bekas pembuangan sampah, dan bekas sumur merupakan tempat yang tidak cocok dijadikan tempat sebagai lahan untuk membangun Lumbung Sasak. Hal ini dihindari sebab menurut mereka tempat ini diyakini akan membawa nasib yang kurang baik pada penghuninya.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DP
AN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.