edufarm berbasis literasi optimalisasi kreativitas dan kepedulian lingkungan melalui kegiatan melukis pot dan berkebun - News | Good News From Indonesia 2025

Edufarm Berbasis Literasi, Tanam Kreativitas dan Peduli Lingkungan di Desa Pohijo

Edufarm Berbasis Literasi, Tanam Kreativitas dan Peduli Lingkungan di Desa Pohijo
images info

Edufarm Berbasis Literasi, Tanam Kreativitas dan Peduli Lingkungan di Desa Pohijo


Kawan GNFI, ada yang berbeda dari suasana Desa Pohijo, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, pada pekan ketiga Juli 2025 lalu. Mahasiswa KKN-T Inovasi dari IPB University hadir dengan membawa program Edufarm Berbasis Literasi, sebuah inisiatif yang menyatukan seni, edukasi lingkungan, dan praktik berkebun dalam satu rangkaian kegiatan.

Aktivitas tersebut diikuti oleh puluhan anak-anak Desa Pohijo. Deretan pot polos, cat warna-warni, kuas, hingga bibit tanaman disiapkan sebagai media belajar yang kreatif. Melalui kegiatan ini, anak-anak diajak lebih dekat dengan alam sekaligus mengekspresikan diri lewat seni.

Melukis Pot: Menyalurkan Imajinasi lewat Warna

Gambar 2. Kegiatan Melukis Pot.

Kegiatan diawali dengan sesi melukis pot, yang menjadi momen seru dan paling ditunggu anak-anak. Deretan pot polos dibagikan kepada setiap peserta, lengkap dengan kuas dan cat warna-warni.

Dengan penuh semangat, mereka mulai menciptakan karya masing-masing. Ada yang menggambar pemandangan, bunga, pelangi, hingga motif abstrak sesuai selera dan imajinasi. Tak hanya memberikan ruang ekspresi, sesi ini juga menjadi momen belajar informal yang menyenangkan.

Mahasiswa KKN-T IPB turut mendampingi setiap anak, menjelaskan arti warna, komposisi bentuk, dan bagaimana karya seni bisa menjadi bagian dari keseharian yang bermakna.

baca juga

“Melalui melukis pot, kami ingin anak-anak merasa bangga dengan karya mereka sendiri. Harapannya, mereka jadi lebih tertarik untuk merawat tanaman yang ditanam dalam pot tersebut,” ujar Nan Ghofur, Koordinator Desa.

Respon masyarakat pun sangat positif. Para orang tua yang turut hadir mengaku senang karena anak-anak bisa bermain sekaligus belajar.

“Biasanya mereka cumamain HP. Tapi kali ini mereka bisa belajar hal baru sambil berkreasi. Kami senang sekali melihat anak-anak begitu antusias,” ujar salah satu warga.

Menanam Bibit: Belajar dari Alam lewat Aksi Nyata

Gambar 3. Cara Menanam Bibit.

Setelah pot selesai dilukis, anak-anak langsung menggunakan pot karya mereka untuk menanam bibit cabai. Sebelum menanam, mahasiswa menjelaskan cara menanam tanaman yang baik. Anak-anak juga dikenalkan pada konsep penghijauan rumah yang sederhana, tetapi berdampak.

Kegiatan ini sengaja dibuat sederhana agar mudah dipahami dan diterapkan oleh anak-anak. "Lewat praktik langsung, kami ingin anak-anak memahami bahwa menjaga lingkungan bisa dimulai dari hal-hal kecil. Nggak harus tunggu dewasa dulu, kan?” ujar Cindy, salah satu mahasiswa.

Menjadi Ruang Belajar Kreatif dan Peduli Lingkungan

Kawan GNFI, kegiatan ini bukan sekadar proyek seni dan berkebun biasa. Edufarm Berbasis Literasi adalah ruang belajar kreatif bagi anak-anak Desa Pohijo. Mereka tidak hanya mengenal tanaman dan cara merawatnya, tetapi juga belajar tentang kebersamaan, gotong royong, dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Dengan suasana belajar yang santai, anak-anak merasa nyaman untuk bertanya, mencoba hal baru, dan berinteraksi dengan mahasiswa. Ini menjadi contoh bahwa literasi, baik itu seni maupun lingkungan, bisa diajarkan lewat pendekatan kontekstual dan menyenangkan.

Kepala Desa Pohijo, Darwati, mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN IPB. “Ini bukan hanya kegiatan melukis atau menanam, tapi mengajarkan anak-anak untuk peduli pada lingkungan dan belajar bekerja sama. Harapannya, semangat ini bisa terus dijaga dan berkembang,” ujarnya.

Langkah Sederhana, Dampak Bermakna

Gambar 4. Anak-anak sangat antusias dengan pekerjaan mereka sendiri.

Program ini menjadi bukti bahwa edukasi lingkungan tidak selalu harus dilakukan dengan pendekatan teoritis atau formal. Lewat pendekatan yang sederhana tetapi terarah, edukasi bisa menjangkau anak-anak dengan cara yang lebih membumi.

Mahasiswa KKN-T IPB berharap kegiatan ini bisa menjadi awal dari gerakan kecil untuk membangun desa yang lebih ramah lingkungan. Mereka juga berharap masyarakat setempat bisa melanjutkan kegiatan serupa secara mandiri, misalnya dengan menjadikan pot hasil karya anak-anak sebagai hiasan di halaman rumah, atau membuat kebun mini di lingkungan sekitar.

“Dari satu pot dan satu bibit tanaman, semoga lahir kesadaran untuk terus menjaga lingkungan. Karena masa depan bumi juga bergantung pada generasi yang kita bimbing hari ini,” tutup Cindy.

Melalui Edufarm Berbasis Literasi, Desa Pohijo memberikan inspirasi bahwa perubahan bisa dimulai dari desa, dari anak-anak, dan dari hal-hal kecil yang dilakukan dengan sepenuh hati. Semoga inisiatif seperti ini bisa menular ke desa-desa lain di penjuru Indonesia.

baca juga

Nah, Kawan GNFI, yuk kita terus dukung kegiatan yang menggabungkan kreativitas dan kepedulian lingkungan seperti ini. Sebab sejatinya, masa depan yang hijau berawal dari tangan-tangan kecil yang diajak peduli sejak dini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.