Friedrich Wendt, anak keturunan Indonesia-Jerman, telah mencatatkan prestasi sebagai mahasiswa matematika termuda dalam sejarah pendidikan tinggi Jerman.
Ia lahir pada 16 Mei 2013 dari pasangan Sylvia asal Tanggerang Indonesia dan Wilfried Wendt asal Jerman.
Di usianya yang menginjak 12 tahun, Friedrich menjalani studi semester ketiga di jurusan Matematika University of Münster, Jerman, sambil tetap mengikuti pendidikan SMA di Gymnasium Schloss Buldern di Dülmen. Artinya, ia telah menjadi mahasiswa sejak usia 10 tahun.
Prestasi ini membuatnya dijuluki “Our own Young Sheldon” oleh pihak kampus, mengacu pada karakternya yang menyerupai tokoh fiksi berbakat dalam serial televisi.
Friedrich kini sedang mempersiapkan diri untuk ujian Abitur pra-universitas, yang merupakan langkah penting menuju pendidikan tinggi formal. Kombinasi antara pendidikan universitas dan sekolah menengah ini menunjukkan kemampuan Friedrich dalam mengelola beban akademik yang kompleks.
Prestasi Friedrich tidak hanya menjadi kebanggaan bagi komunitas Warga Indonesia di Jerman, tetapi juga memperlihatkan potensi besar anak bangsa di panggung internasional. Dukungan dari keluarga dan lingkungannya menjadi faktor kunci dalam keberhasilannya.
Pencapaian Akademik
Friedrich Wendt menjadi anggita Resmi Mensa Germany, suatu komunitas global untuk Individu dengan IQ diatas rata-rata dunia (Foto: Dok Sylvia Wendt)
Friedrich Wendt menjadi anggota resmi Mensa Germany, komunitas global untuk individu dengan IQ tertinggi 2% di dunia. Hasil tes kecerdasan ICBF Münster menunjukkan bahwa ia mencapai Prozentrang 100, mengungguli 100% anak seusianya dalam kemampuan logis dan analitis.
Perjalanan akademik Friedrich menunjukkan percepatan yang luar biasa. Ia secara konsisten menerima rekomendasi percepatan kelas setiap tahun, bahkan melompati dua hingga tiga tingkat sekaligus.
Pada usia 8 tahun, Friedrich diterima di Gymnasium Schloß Buldern, jalur pendidikan akademik tertinggi di Jerman yang mempersiapkan siswa untuk universitas.
Dalam waktu kurang dari satu tahun, ia menyelesaikan tiga jenjang SMA dan berhasil lolos ke kelas pra-universitas dengan nilai memuaskan, menunjukkan kemampuan akademik yang jauh melampaui usianya.
Bakat Friedrich terlihat sejak usia sangat dini. Menurut pengakuan ibunya, Sylvia, pada usia 18 bulan, Friedrich mulai menunjukkan ketertarikan pada angka dan alfabet. Kemudian, dalam dua bulan, ia mampu membaca kata-kata dalam bahasa Jerman dan Inggris.
Sebelum berusia 2 tahun, bocah tersebut telah membaca buku untuk anak usia 8 tahun ke atas dan menguasai peta dunia. Di usia 3 tahun, ia menguasai membaca jam analog, keterampilan yang biasanya diajarkan pada anak kelas 3 SD.
Pada usia 3,5 tahun, Friedrich telah menyelesaikan materi pelajaran kelas 3 SD, terutama dalam Matematika dan Bahasa, serta mampu menggambar peta dunia dari ingatan.
Di usia 4 tahun, ia dapat mengidentifikasi nama negara hanya dari siluet bentuknya, dengan salah satu videonya ditonton lebih dari 1 juta kali di YouTube.
Sementara itu, Richard, adik Friedrich, juga menonjol dengan kecerdasan yang diakui oleh ICBF Münster, Jerman, dengan skor IQ 155 dan dikategorikan sebagai highly gifted.
Ia menunjukkan bakat istimewa di bidang Fisika, yang melengkapi keunggulan Friedrich di Matematika, mencerminkan keragaman potensi intelektual dalam keluarga ini.
Kedua bersaudara ini memperkuat reputasi keluarga mereka di dunia akademik, dengan Friedrich unggul dalam logika matematis dan Richard di Fisika.
Prestasi mereka, yang didukung oleh lingkungan keluarga yang kondusif, menunjukkan potensi besar anak-anak keturunan Indonesia-Jerman di panggung internasional
Perjalanan akademik Friedrich Wendt, sebagai mahasiswa termuda dalam sejarah pendidikan tinggi Jerman di Universitas of Münster, mencerminkan kombinasi bakat alami, bimbingan akademik yang tepat, dan dukungan keluarga yang kuat.
Prestasinya tidak hanya menarik perhatian media, tetapi juga menjadikannya tokoh intelektual muda yang menginspirasi.
Friedrich menarik perhatian Prof. Dr. Matthias Löwe, akademisi ternama di bidang matematika stokastik di Universitas of Münster. Prof. Löwe, yang telah menerbitkan puluhan jurnal internasional, mengundang Friedrich untuk sesi diskusi mingguan tentang topik matematika tingkat lanjut.
Kolaborasi ini mencerminkan pengakuan ilmiah atas bakat Friedrich dan menjadi simbol hubungan antargenerasi antara akademisi senior dan talenta muda.
Friedrich Wendt adalah sumber inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi generasi muda Indonesia, dan mencerminkan potensi besar yang dimiliki oleh anak-anak keturunan Indonesia di panggung internasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News