Kawan GNFI, Sulawesi Tenggara ternyata punya keunikan yang menawarkan tempat bersejarah bagi wisatawan dan juga menarik para peneliti.
Tersembunyi di Pulau Muna, Gua Kobori semakin menarik karena memiliki seni dan budaya yang unik.
Area karst ‘Liang Kobori’ di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara ini menyimpan warisan leluhur yang mengungkap peradaban masa lalu. Apa saja yang unik di sini?
Yuk, simak selengkapnya, Kawan GNFI untuk #MakinTahuSulawesiTenggara.
Asal Mula Gua Kobori
Gua Kobori | Gambar via kemenparekraf.go.id
Lukisan-lukisan purba biasanya menggambarkan kehidupan masyarakat, flora, fauna, dan menjadi simbol atau kode yang membuat orang penasaran ingin mengetahui sejarahnya.
Selain makna artistik dan simboliknya, misteri dari situs ini juga membuat arkeolog dan sejarawan tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam.
Gua Kobori atau disebut oleh warga sebagai ‘Liang Kobori’ memiliki kenangan untuk Suku Muna kuno karena ada jejak seni yang menarik, seperti yang terlihat dari lukisan kuno di dinding gua.
Mulut gua yang ditutupi semak-semak dan lumut, serta banyak pepohonan, menciptakan suasana alam yang masih asli dan membuat siapa saja yang berkunjung merasa nyaman serta damai.
Ciri khas paling mencolok di gua ini adalah suasana gelap, sehingga perlu penerangan tambahan saat mengelilingi dan menyusurinya.
Hal unik lainnya adalah gua ini memiliki lukisan yang sederhana seperti sapi, kuda, dan hewan umum lainnya, tetapi juga jadi tempat sarang burung walet yang ada di beberapa bagian dalam gua.
Menurut Indonesia Traveler, ‘Liang Kobori’ pertama kali diteliti oleh sejarawan bernama Kosasih S.A pada tahun 1977. Jejak seni dari lukisan-lukisan kuno ini merupakan salah satu peninggalan suku Muna.
Dalam bahasa Muna, ‘Liang Kobori’ berarti ‘Gua Tulis’ atau ‘Gua Tinta’, karena ada lebih dari seratus lukisan yang terdapat di dinding gua dan dilukis rapi serta indah.
Lukisan yang berjejer rapi tersebut diperkirakan berusia sekitar 10.000 tahun. Hal unik yang ditemukan pula adalah ada gambar layang-layang yang dulu dipercaya digunakan sebagai media ritual oleh masyarakat Muna.
Gua Kobori dan Misteri Lukisan yang Menarik Perhatian Peneliti
Lukisan di dinding Gua Kobori | Gambar via kemenparekraf.go.id
Selain menjadi tempat wisata, gua Kobori juga menarik perhatian banyak peneliti untuk memahami sejarah dari lukisan-lukisan yang ada di dinding gua serta menerjemahkan misteri yang tersembunyi di balik gambar-gambar tersebut.
Menurut para ahli, lukisan seperti pohon kelapa, matahari, gajah, burung jagung, hingga perahu menjadi gambaran tentang kehidupan sehari-hari suku Muna terutama dalam bidang pertanian.
Lukisan ini juga menunjukkan keterampilan teknis dari para seniman zaman dahulu, yang mengungkap aspek penting dari kehidupan sosial dan budaya mereka.
Lukisan sapi dan kuda juga memperlihatkan kehidupan ternak yang dilakukan oleh orang-orang dulu. Meski gambar tersebut terlihat sederhana, namun detailnya cukup menarik dan maknanya cukup mendalam karena merupakan gambaran tentang kehidupan suku Muna di masa itu.
Terdapat pula lukisan binatang lain seperti kijang, anoa, kambing, ikan, bulu baki, serta ubur-ubur juga ditemukan di gua kobori ini.Lukisan-lukisan tersebut memiliki makna penting, seperti simbol kekuatan, sumber makna, atau bahkan menjadi objek pemujaan.
Dengan demikian, lukisan ini juga mengungkap keanekaragaman fauna yang ada di wilayah Muna pada masa itu.
Gambar kelompok orang berburu juga terlihat di sini, mereka menggunakan tombak yang panjang untuk berburu binatang, yang menunjukkan bahwa masyarakat Muna pada masa itu bergantung pada alam.
Gambar ini juga mengungkap sistem sosial dan aktivitas berburu yang melibatkan kerjasama serta hubungan sosial antar sesama suku Muna.
Terdapat pula lukisan yang menggambarkan manusia menari dan memegang kipas, yang dikaitkan dengan adanya ritual atau kepercayaan adat istiadat masyarakat Muna.
Lukisan-lukisan tersebut juga memiliki kemungkinan besar berkaitan dengan tarian yang hingga kini masih ada, yaitu Ngibi, Linda, dan Mangaru.
Tarian tersebut melambangkan upacara keagamaan atau bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur.
Beberapa lukisan juga disebutkan menggunakan zat tertentu, bahkan ada yang mungkin menggunakan darah. Tetapi, para ahli berpendapat bahwa jika zat tersebut terkena embun, maka darah sebagai zat utama yang digunakan dalam melukis akan cepat menghilang.
Lukisan layang-layang juga ditemukan, yaitu yang dikenal sebagai 'Kaghati Kolope' dan 'Katimboka'. Selain menjadi hiasan, lukisan ini juga bisa menggambarkan hubungan manusia dengan alam, khususnya dengan angin yang diinterpretasikan sebagai kekuatan alam yang harus dihormati dan dikendalikan.
Lukisan ini juga dapat menjadi simbol kekuasaan dan harapan, serta alat komunikasi antara petani. Namun, masih banyak kemungkinan lain terkait makna dari lukisan layang-layang di gua Kobori ini.
‘Rock arts’ jadi julukan baru dari gua Kobori ini karena kawasan ini tidak hanya memiliki makna simbolik dan seni saja, tetapi juga menjadi warisan yang mencerminkan peradaban masyarakat Muna, tersimpan cerita, kepercayaan, hingga nilai-nilai yang membentuk identitas masyarakat Muna hingga saat ini.
Dengan stalaktit dan stalagmit berwarna hitam perak yang mempesona, gua ini juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri khususnya untuk destinasi wisata bersejarah untuk menjelajahi tempat ini. Formasi geologi alam ini merupakan hasil pengerasan dari mineral alam yang terbentuk selama ratusan tahun yang lalu.
Simbol dan bentuk-bentuk di dinding gua yang artistik ini menjadi lukisan serta warisan visual dalam memahami akar peradaban masyarakat Muna terdahulu.
Gambar tangan, hewan, dan bentuk-bentuk geometris lainnya menjadi saksi bisu akan kehidupan lamanya yang hidup harmonis berdampingan dengan alam pada masa itu.
Gua ini tidak hanya menjadi bagian budaya, tetapi juga menjadi ruang edukatif dalam mengungkap dan mengenal sejarah kehidupan di masa lalu, peristiwa yang kontinu.
Situs ini patut untuk terus dijaga hingga menjadikan gua ini tetap hidup sebagai aset budaya untuk generasi mendatang.
Tertarik untuk mengunjunginya, Kawan GNFI?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News