Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB 2025 melaksanakan program kerja bertajuk "TANGKAS SAMPAH; Tanggap Kelola Sampah Desa Mangunjaya" lewat kegiatan pembangunan dan demonstrasi penggunaan insinerator sederhana serta sosialisasi edukasi pentingnya pemilahan sampah.
Selain itu, program ini turut mendorong terbentuknya kader lingkungan serta pendirian bank sampah yang memiliki legalitas melalui SK Kepala Desa, sebagai upaya menjaga keberlanjutan di wilayah RW 04 Kampung Sadah, Desa Mangunjaya, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung.
Pengelolaan sampah masih menjadi tantangan serius di berbagai wilayah, terutama di daerah pedesaan yang belum memiliki infrastruktur memadai. Salah satu contohnya adalah Desa Mangunjaya, Kabupaten Bandung, yang hingga kini belum memiliki tempat pembuangan sampah (TPS) resmi.
Kondisi tersebut menjadi hambatan utama dalam upaya pengelolaan sampah secara optimal. Hal ini terlihat di RW 04 Kampung Sadah, di mana kebiasaan membuang sampah sembarangan masih sering dijumpai.
Masalah sampah di RW 04 Kampung Sadah bukan sekadar soal estetika lingkungan. Tumpukan sampah yang dibiarkan menumpuk menciptakan potensi penyebaran penyakit dan menurunkan kualitas hidup warga.
Sebagian masyarakat yang mencoba mengatasi persoalan ini dengan cara membakar sampah justru menghadapi risiko baru. Asap tebal yang dihasilkan tidak hanya mencemari udara. Namun, juga berpotensi membahayakan kesehatan, terutama bagi anak-anak dan lansia.
Insinerator Sederhana
Menanggapi permasalahan tersebut, mahasiswa KKN-T Inovasi IPB 2025 dari kelompok BANDUNGKAB07 yang ditempatkan di Desa Mangunjaya menginisiasi langkah inovatif melalui perkenalan teknologi insinerator sederhana.
Teknologi insinerator sederhana ini dirancang tidak hanya untuk mengurangi volume sampah secara efisien. Namun, juga untuk meminimalkan dampak negatif dari proses pembakaran terhadap kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Namun, sebesar apa pun kemajuan teknologi, dampaknya tidak akan optimal tanpa disertai perubahan perilaku dan peningkatan kesadaran masyarakat itu sendiri.
Karena itu, mahasiswa KKN-T Inovasi IPB 2025 tidak hanya berfokus pada pembangunan insinerator sederhana. Namun, juga aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang tepat dan berkelanjutan.
Sosialisasi penggunaan insinerator dilakukan langsung di lokasi pembangunan, dengan memberikan pemahaman kepada warga tentang cara kerja insinerator serta edukasi terkait pemilahan sampah.
Upaya edukasi ini diarahkan untuk mengubah cara pandang masyarakat, bahwa sampah bukan sekadar limbah yang dibuang begitu saja, melainkan sumber daya yang masih memiliki potensi untuk dikelola secara produktif dan berkelanjutan.
Pentingnya pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga turut ditekankan oleh mahasiswa, melalui pengenalan konsep reduce, reuse, dan recycle (3R) yang dapat diterapkan secara sinergis dengan penggunaan insinerator.
Selain memberikan manfaat bagi lingkungan, pendekatan ini juga diharapkan membawa dampak ekonomi bagi masyarakat. Abu hasil pembakaran dari insinerator, dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran dalam pembuatan pupuk maupun material bangunan seperti batubata atau paving block.
Dengan demikian, limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna kini memiliki nilai tambah dan potensi untuk dimanfaatkan kembali.
Program "TANGKAS SAMPAH" juga mendorong terbentuknya kelembagaan pengelolaan sampah yang lebih kuat. Mahasiswa bekerja sama dengan aparat desa untuk membentuk kader lingkungan dan mendirikan bank sampah berbadan hukum melalui Surat Keputusan (SK) Kepala Desa.
Langkah ini menjadi pijakan penting untuk memastikan keberlanjutan program, khususnya di wilayah RW 04 Kampung Sadah.
Pemberian Cendramata dan SK Kepala Desa mengenai Pengelola Sampah RW 04 Kampung Sadah Desa Mangunjaya
Langkah ini membuktikan bahwa penyelesaian permasalahan sampah dapat dilakukan melalui pendekatan yang sederhana, tanpa harus mengandalkan teknologi canggih atau inisiatif berskala besar.
Melalui edukasi yang tepat serta partisipasi aktif masyarakat, perubahan signifikan dalam pengelolaan lingkungan dapat diwujudkan bahkan di tingkat desa.
Program KKN-T Inovasi IPB 2025 di Desa Mangunjaya menjadi contoh nyata bahwa inisiatif sederhana dapat memberikan dampak yang berarti. Tidak hanya dalam pengelolaan sampah, tetapi juga dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.
Program 'TANGKAS SAMPAH' menunjukkan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil di tingkat komunitas. Melalui kolaborasi antara mahasiswa, warga, dan pemerintah desa, Desa Mangunjaya membuktikan bahwa dengan edukasi yang tepat, dukungan kelembagaan, dan semangat gotong royong, pengelolaan sampah yang berkelanjutan bukanlah hal yang mustahil.
Desa ini kini menjadi contoh bahwa solusi atas persoalan lingkungan tidak harus datang dari teknologi canggih, melainkan dari kemauan bersama untuk berubah dan bertindak. Sebuah langkah sederhana, tetapi berdampak nyata bagi masa depan yang lebih bersih dan sehat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News