Limbah kotoran sapi yang melimpah di Desa Sembukan, Kabupaten Wonogiri, kini dimanfaatkan menjadi pupuk bokashi yang ramah lingkungan berkat inisiatif mahasiswa KKN Tematik IPB.
Melalui demonstrasi pembuatan pupuk organik berbasis bokashi, para mahasiswa menunjukkan cara mengolah letong (kotoran sapi) menjadi pupuk yang kaya nutrisi dan lebih efisien diserap tanaman.
Kegiatan ini tidak hanya mengurangi bau menyengat dari limbah ternak, tetapi juga meningkatkan kesuburan lahan pertanian warga secara berkelanjutan.
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa Sembukan, Suradi, dan Kepala Dusun Semo, Suparmi, pada Jumat pagi (27/6/2025), tersedianya kotoran sapi atau letong yang melimpah karena mayoritas warga desa Sembukan beternak sapi.
Hal ini mengakibatkan bau kotoran sapi yang menyengat. Selain itu, letong hanya dibakar dengan sekam dan ditebar pada lahan untuk dijadikan pupuk. Dampaknya, unsur hara yang didapatkan tanaman tidak optimal. Untuk memaksimalkan pemanfaatan letong, mahasiswa KKN Tematik IPB mengadakan demonstrasi pembuatan pupuk bokashi.
Demonstrasi diadakan pada hari Minggu pagi (14/7/2025) di halaman rumah Suparni yang diawali dengan sesi materi mengenai pupuk bokashi yang dibawakan oleh Aninda, mahasiswa KKN. Ia menjelaskan manfaat dari penggunaan pupuk bokashi, salah satunya ialah mempercepat penyerapan nutrisi.
Manfaat pupuk bokashi dan perbandingan bahan
Pupuk Bokashi Kaya Manfaat
Pupuk bokashi membantu tanaman menyerap nitrogen dengan lebih efisien. Fungsi nitrogen adalah mendukung pertumbuhan daun dan batang, yang penting untuk meningkatkan luas permukaan fotosintesis dan penyerapan cahaya.
Ketersediaan nitrogen yang cukup dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian, baik dari segi ukuran, rasa, maupun nilai gizi.
Penggunaan pupuk bokashi lebih ramah lingkungan dibanding pupuk kimia berbahaya karena aman untuk lingkungan dan kesehatan. Selain itu, pupuk bokashi juga mengurangi sampah dan mendukung daur ulang dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak.
Tak hanya kaya manfaat, pupuk bokashi juga memiliki nilai jual yang tinggi karena dapat memperbaiki kualitas tanah. Pupuk bokashi juga mudah dibuat dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar.
Demonstrasi Pupuk Bokashi Dipimpin oleh Aninda | Dokumentasi pribadi
Demonstrasi Pembuatan Pupuk Bersama Warga
Supaya lebih interaktif, mahasiswa KKN-T IPB mengadakan demonstrasi pembuatan pupuk bokashi. Demonstrasi ini disambut oleh antusiasme warga yang tinggi.
Demonstrasi dipimpin oleh Aninda yang memberi instruksi sambil memperagakan langkah-langkah pembuatan pupuk bokashi.
Proses pembuatan pupuk bokashi diawali dengan mencampurkan 5 mL EM4 dan 3 mL molase ke dalam 500 mL air hingga larut sempurna. Selanjutnya, campurkan satu sekop letong (sekitar 2,5 kg) dengan ½ kg dedak dan 1,5 kg sekam padi.
Aduk hingga tercampur rata, kemudian tuangkan larutan EM4 dan molase secara perlahan ke dalam campuran bahan padat tersebut sambil terus diaduk.
Setelah merata, bentuk adonan menjadi gundukan berukuran sekitar 40 cm panjang dan 15 cm tinggi. Tutup rapat menggunakan mulsa atau karung goni yang dilipat dua. Proses fermentasi dilakukan selama kurang lebih dua minggu, dengan pemeriksaan setiap dua hari sekali.
Apabila gundukan terasa terlalu kering, tambahkan air secukupnya hingga kelembapan terjaga. Pupuk bokashi yang baik memiliki tekstur gembur, lembap, dan tidak berbau menyengat.
Pembagian Selebaran Pupuk Bokashi | Dokumentasi pribadi
Setelah demonstrasi, mahasiswa KKN-T IPB membagikan selebaran berupa poster berisi informasi mengenai pupuk bokashi yang dapat dibawa pulang oleh warga. Terakhir, kegiatan ditutup dengan sesi dokumentasi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News