Di tengah tantangan perubahan iklim dan kekeringan pada musim kemarau, mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University hadir membawa harapan baru bagi para petani di Desa Brondong, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan.
Melalui program bertajuk "TERAS TANI" (Teknik Semai Kering & Sosialisasi Padi Unggul) yang bertujuan untuk memperkenalkan inovasi pertanian yang lebih adaptif terhadap kondisi lahan lokal.
Berlokasi di saung pengairan Bendungan Desa Brondong, kegiatan ini berhasil menarik partisipasi 37 petani dari berbagai kalangan usia.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara tim KKN-T IPB dengan dua kelompok tani (Poktan) setempat, yaitu Poktan Sidomuncul dan Poktan Subur.
Fokus utamanya adalah menjawab tantangan yang sering dihadapi petani, salah satunya keterbatasan pasokan air untuk irigasi.
Sebagai solusi, mahasiswa memperkenalkan teknik semai kering (tabela). Tabela merupakan salah satu inovasi dalam budidaya padi yang bertujuan untuk menghemat air, tenaga, dan waktu.
Metode ini cocok diterapkan terutama di daerah yang memiliki keterbatasan air atau saat musim kemarau. Berbeda dengan sistem semai basah yang membutuhkan air tergenang, semai kering dilakukan di atas media yang cukup lembab, tanpa genangan. Namun, tetap mampu menghasilkan bibit yang sehat dan kuat.
Metode ini memungkinkan petani untuk melakukan penyemaian benih tanpa menggunakan air tergenang, di mana benih ditebar di atas media tanam yang lembab dan dirawat dengan penyiraman rutin.
Selain lebih hemat air, teknik ini juga lebih efisien, dan menghasilkan bibit yang kuat dan tahan stres karena mengurangi risiko pertumbuhan gulma air yang sering menjadi masalah pada metode tanam tradisional.
"Inovasi ini sangat membantu, khususnya untuk kami para petani yang lahannya kurang begitu banyak air atau irigasinya kurang memadai," ujar salah seorang petani yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Suasana interaktif antara petani Desa Brondong dan mahasiswa KKN-T IPB dalam sesi penyampaian materi Teknik Semai Kering. | Foto: Dokumentasi KKN-T IPB Brondong.
Tak hanya memperkenalkan Teknik Tabela, para petani juga dikenalkan pada dua varietas padi unggul hasil riset IPB, yaitu IPB 3S dan IPB 9G.
Kedua varietas ini merupakan hasil pemuliaan yang dirancang untuk memberikan hasil panen tinggi, adaptif terhadap berbagai kondisi lahan, serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Varietas tersebut telah dilepas secara resmi oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan direkomendasikan untuk dibudidayakan di berbagai wilayah.
Dengan potensi produktivitas yang tinggi, diharapkan varietas ini dapat menjadi salah satu solusi nyata dalam meningkatkan ketahanan pangan daerah.
Kegiatan "TERAS TANI" tidak hanya mengandalkan penyampaian materi secara teori. Namun, juga menerapkan pendekatan partisipatif, di mana para petani diajak terlibat langsung dalam demonstrasi dan praktik berkelompok.
Dalam sesi praktik, para mahasiswa membimbing petani langkah demi langkah, mulai dari persiapan lahan, teknik penaburan benih, hingga perawatan awal tanaman.
Pendekatan ini terbukti efektif, karena petani dapat merasakan langsung manfaat metode baru sekaligus memahami detail penerapannya di lapangan.
Sesi praktik langsung Teknik Semai Kering untuk memastikan para petani memahami metode baru tersebut. | Foto: Dokumentasi KKN-T IPB Brondong.
Program "TERAS TANI" diakhiri dengan pembagian benih padi unggul kepada seluruh peserta.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi para petani Desa Brondong untuk meningkatkan produktivitas lahan mereka dan memperkuat ketahanan pangan di tingkat lokal.
Respon positif datang dari berbagai kalangan. Seorang petani senior mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan benih yang diberikan. "Saya senang sekali hari ini, dikasih bibit supaya bisa segera ditanam," ujarnya.
Para petani Desa Brondong menunjukkan antusiasmenya setelah menerima benih padi unggul dari program "TERAS TANI". | Foto: Dokumentasi KKN-T IPB Brondong.
Dukungan serupa juga disampaikan oleh perangkat desa yang hadir, yang menilai program ini sangat penting untuk kemajuan pertanian di Desa Brondong.
Suasana yang interaktif dan dinamis bahkan berhasil menarik minat petani milenial, yang menyebut kegiatan ini "seru dan menyenangkan."
"TERAS TANI" bukan hanya tentang mengenalkan teknologi, tetapi juga membangun semangat kolaborasi antara akademisi dan petani.
Dengan bekal pengetahuan baru, petani Desa Brondong diharapkan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim, mengoptimalkan sumber daya yang ada, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News