prasasti sarungga bukti peradaban tulis di lereng gunung merbabu dari era mataram kuno - News | Good News From Indonesia 2025

Prasasti Sarungga: Bukti Peradaban Tulis di Lereng Gunung Merbabu dari Era Mataram Kuno

Prasasti Sarungga: Bukti Peradaban Tulis di Lereng Gunung Merbabu dari Era Mataram Kuno
images info

Prasasti Sarungga: Bukti Peradaban Tulis di Lereng Gunung Merbabu dari Era Mataram Kuno


Batu Prasasti Sarungga menjadi saksi penting adanya tradisi menulis di kalangan masyarakat di lereng Gunung Merbabu pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Batu ini, yang diperkirakan dibuat pada 25 Mei 901 Masehi, ditemukan di Dukuh Wonosegoro, Desa/Kecamatan Cepogo, Boyolali, dan kini berusia lebih dari 1.120 tahun.

Meskipun masyarakat setempat sudah mengetahui keberadaan prasasti ini, penelitian baru dilakukan pada tahun 2019. Penelitian ini mengungkapkan sejumlah informasi berharga yang terkandung dalam prasasti tersebut. Penelitian ini dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah setelah laporan yang diterima dari komunitas pehobi blusukan dan pemerhati cagar budaya, yaitu mBo'jalali dan Boyolali Heritage Society (BHS).

Menurut Kusworo Rahadyan, Ketua Boyolali Heritage Society (BHS), pada tahun 2019, komunitas pehobi blusukan yang tergabung dalam mBo'jalali sedang aktif mengeksplorasi berbagai lokasi cagar budaya. Salah seorang anggota komunitas menerima informasi tentang prasasti itu melalui unggahan di media sosial Facebook yang mempertanyakan sebongkah batu.

“Akhirnya teman-teman blusukan dari mBo'jalali tahu itu prasasti,” kata Kusworo, yang dikutip dari Espos.

Bukti Peradaban Tulis

Kusworo mengungkapkan bahwa penelitian prasasti tersebut melibatkan mahasiswa Arkeologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Dari hasil penelitian itu ditemukan tulisan aksara Jawa kuno yang kemudian dialihaksarakan dalam sebuah skripsi. Isi tulisan tersebut berbunyi, “Selamat tahun Śaka yang telah lalu 823 pada bulan Jyesta tanggal 5 bagian bulan terang. Haryang (hari bersiklus 6), Wagai (hari bersiklus lima), Soma (hari bersiklus tujuh atau Senin), pada saat ini (terdapat) pertapaan di Śarūṅga (yang) hendaklah dinamai....”

“Setelah kalimat 'hendaklah dinamai' itu, kalimat berikutnya hilang,” ungkap Kusworo.

Penelitian ini juga mengonversi tanggal yang tercatat dalam aksara tersebut dari penanggalan Saka ke Masehi, yang menunjukkan tanggal 25 Mei 901 Masehi. Berdasarkan perhitungan ini, prasasti tersebut sudah ada lebih dari 1.120 tahun yang lalu, menunjukkan bahwa masyarakat di sekitar lereng timur Gunung Merapi-Merbabu sudah memiliki budaya menulis yang berkembang dengan baik pada masa itu.

Prasasti Sarungga dan Era Mataram Kuno

Prasasti Sarungga ini tertulis dengan tahun Saka 823, yang setelah dikonversi ke tahun Masehi menunjukkan angka 901 Masehi. Tahun tersebut adalah masa pemerintahan Raja Dyah Balitung, yang memimpin Kerajaan Medang atau Mataram Kuno pada 898-908 Masehi. Prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Dyah Balitung banyak ditemukan di berbagai wilayah, termasuk Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan bahkan Bali.

Dikutip dari artikel berjudul Dyah Balitung Putra Daerah yang Sukses Menjadi Raja Mataram Kuno karya Baskoro Daru Tjahjono (Balai Arkeologi Yogyakarta), Dyah Balitung dikenal sebagai salah satu raja yang paling banyak mengeluarkan prasasti, termasuk di wilayah yang kini dikenal sebagai Boyolali.

Salah satu prasasti terkenal yang dikeluarkan oleh Raja Dyah Balitung adalah Prasasti Telang yang ditemukan di Situs Wonoboyo, Wonogiri, pada 17 Juli 1933. Dari prasasti berbentuk lempengan tembaga tersebut, diketahui bahwa prasasti itu dibuat pada 6 Paro Gelap bulan Posya 825 Saka, atau 11 Januari 904 Masehi.

Walaupun tidak dapat dipastikan apakah Prasasti Sarungga juga dikeluarkan oleh Raja Dyah Balitung, angka tahun yang tercatat pada prasasti tersebut menunjukkan bahwa kedua prasasti ini berasal dari era yang sama, hanya berselisih sekitar tiga tahun.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.