putra banyumas di balik kemerdekaan kiprah margono djojohadikoesoemo merdeka lewat ekonomi - News | Good News From Indonesia 2025

Putra Banyumas di Balik Kemerdekaan: Kiprah Margono Djojohadikoesoemo, Merdeka Lewat Ekonomi

Putra Banyumas di Balik Kemerdekaan: Kiprah Margono Djojohadikoesoemo, Merdeka Lewat Ekonomi
images info

Putra Banyumas di Balik Kemerdekaan: Kiprah Margono Djojohadikoesoemo, Merdeka Lewat Ekonomi


Banyumas tidak hanya terkenal dengan bahasa jawa dengan logat ngapaknya yang khas dan unik, tetapi di sini juga sebagai tanah kelahiran banyak tokoh berpengaruh dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia, salah satunya yaitu Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo.

Margono memahami bahwa kemerdekaan tidak hanya dapat dipertahankan dengan menangkat senjata di medan perang, tetapi juga dengan kemampuan lain salah satunya kemandirian ekonomi. Tanpa hal tersebut, kebebasan yang telah diperjuangkan menggunakan darah, keringat dan air mata tidak akan berart banyak.

Awal Kehidupan Margono di Banyumas

Dilansir dari Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyumas, R.M Margono Djojohadikoesoemo lahir pada 16 Mei 1894 di Purwokerto. Ia merupakan Ayah dari Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, seorang Pandita Ekonomi dan dua pemuda yang gugur dalam peristiwa pertempuran Lengkong yaitu Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikoesoemo dan Taruna Soejono Djojohadikoesoemo. 

Margono juga merupakan eyang dari Presiden Indonesia ke-8 Prabowo Subianto serta pengusaha Hashim Sujono. Margono lahir dari keluarga priyayi yang menjunjung pendidika tinggi dan etika kerja. Ia merupakan Putra dari asisten Wedana Banyumas dan cucu buyut Raden Tumenggung Banyak Wide.

Masa kecilnya di Banyumas dengan keluarga priyayi membentuk Margono menjadi pribadi yang sederhana, disiplin, dan penuh tanggung jawab. Meski hidup dalam masa kolonial ia berhasil menempuh pendidikan dan bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), merupakan Sekolah Dasar pada zaman kolonial di Banyumas, dari tahun 1900-1907, dan Rechtshogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) Batavia.

Lingkungan keluarga dan pendidikan tinggi yang ditempuh menanamkan nilai kemadirian dalam diri Margono yang kelak menjadi bekal utamanya saat membangun perekonomian Indonesia.

Kiprah Margono dalam Kemerdekaan

Setelah proklamasi kemerdekaan, Pemimpin Banmgsa yang telah di tunjuk tidak hanya memerluka pejuag dalam medan pertempuran, akan tetapi juga diperlukan para pemikir untuk membangun bangsa.

Setelah kemerdekaan usai, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam perekonomian. De Javasche Bank, yang merupakan bank sentral era kolonial, tidak mengakui kedaulatan Indonesia setelah proklamasi dikumandangkan. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta membentuk Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dan ditunjuklah Margono sebagai ketuanya.

baca juga

Lahirnya Bank Negara Indonesia

Dilansir dari Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyumas, Margono sebagai ketua umum DPAS memunculkan gagasan visioner untuk mengatasi masalah ancaman perekonomian di tengah kemelut kemerdekan yang masih baru. Gagasan tersebut yaitu Indonesia harus memiliki bank sentral sendiri yang dinamakan Bank Sirkulasi Negara Indonesia yang di bentuk pada 16 September 1945.

Bank Sirkulasi ini kemudian diberi wewenang untuk menerbitkan ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai alat pembayaran sah masa itu. Kemudian pada tanggal 15 Juli 1946 Bank Sirkulasi kemudian di relokasi menjadi Bank Negara Indonesia (BNI) dan R.M. Margono Djojohadikoesoemo sebagai Direktur utama Bank Negara Indonesia.

BNI tidak hanya sebagai lembaga keuangan pada masa itu, tetapi juga sebagai simbol kedaulatan ekonomi Indonesia.

Merdeka Lewat Ekonomi, Perjuangan yang Tanpa Senjata

Margono Djojohadikoesoemo berhasil membuktikan bahwa perjuangan kemerdekaan tak selalu harus mengangkat senjata di medan perang. Pertempuran merebut kemerdekaan juga dapat dilakukan lewat pengelolaan keuangan yang baik, ia menjaga roda perekonomian tetap berputar ditengah kemelut mudanya kemerdekaan.

Nilai-nilai seperti kemandirian, integritas, dan keberanian mengambil keputusan menjadi pegangan utamanya—prinsip yang relevan hingga hari ini.

Teladan Bagi Generasi Kini

Margono meninggalkan pelajaran penting yang relevan bagi generasi bangsa kini. Pendidikan merupakan modal utama bagi seluruh generasi bangsa, meski tidak lahir di tengah kota besar, ilmu pengetahuan akan membuka jalan untuk berkontribusi dan menyumbang hal bermanfaat bagi bangsa.

Ekonomi merupakan bagian penting yang tak terpisahkan dari kemerdekaan, tanpa kemandirian ekonomi kebebasan tersebut tidak akan berarti. Berpikir strategis di masa sulit merupakan kunci yang harus ada pada setiap generasi, sebagaimana telah dibuktikan oleh Margono ketika mendirikan BNI di tengah ancaman penjajahan.

Warisan untuk Banyumas dan Indonesia

Nama Margono Djojohadikoesoemo hingga kini diabadikan sebagai tokoh nasional yang amat berjasa dalam bidang ekonomi. BNI yang ia dirikan tetap berdiri dengan kokoh sebagai salah satu Bank terbesar di Indonesia. ORI juga dikenang sebagai simbol keberanian dan kedaulatan bangsa.

Bagi Banyumas, Margona merupakan bukti bahwa daerah ini memiliki peran besar dalam sejarah kemerdekaan. Semangatnya menjadi pengingat bahwa perjuangan tidak melulu soal senjata, tetapi juga soal pikiran, strategi, dan keberanian mengambil keputusan.

baca juga

Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum. dalam Seminar Nasional FIB Undip menekankan bahwa, “Generasi muda harus belajar dari semangat dan visi besar Margono. Ia adalah simbol nasionalisme yang bekerja dalam diam namun berdampak nyata bagi bangsa.”

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.