AIESEC in BINUS kembali menghadirkan rangkaian program AIESEC Future Leaders (AFL) Summer Peak 2025 melalui Capacity Building 3, sebuah sesi pembelajaran yang mengangkat tema “Financial Literacy & Budget Planning”.
Acara ini diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan dihadiri oleh para Delegates dan Coaches dari berbagai latar belakang mahasiswa.
Tingginya jumlah partisipan menunjukkan antusiasme yang besar terhadap pentingnya pengelolaan keuangan pribadi, sebuah keterampilan yang semakin relevan di tengah kompleksitas tantangan finansial saat ini.
Menyelami Pentingnya Literasi Keuangan
Sesi utama dibawakan oleh Innosentia Selly Saffanah, Assistant Manager Finance di YesDok Indonesia. Dengan pengalaman profesionalnya yang luas di bidang keuangan, Selly memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai konsep financial literacy dan budget planning.
Ia menjelaskan bahwa kedua aspek ini merupakan pondasi utama dalam mencapai financial stability sekaligus mencegah terjerumus ke dalam jebakan utang, khususnya yang bersumber dari platform pinjaman online yang kian marak di kalangan anak muda.
Salah satu konsep praktis yang dibagikannya adalah metode 50/30/20 budgeting. Metode ini membagi alokasi pendapatan menjadi tiga kategori utama: 50% untuk kebutuhan (needs) seperti biaya makan, tempat tinggal, dan transportasi; 30% untuk keinginan (wants) seperti hiburan atau belanja non-esensial; serta 20% untuk investasi (investing) yang diarahkan pada tabungan, dana darurat atau instrumen keuangan jangka panjang.
Menurutnya, penerapan metode ini membantu individu memastikan kebutuhan terpenuhi, keinginan tetap dapat diakomodasi dan masa depan finansial terjamin.
Selain membahas pengelolaan anggaran, Selly memperkenalkan 7 tipe money personality: The Spender, The Saver, The Avoider, The Investor, The Security Seeker, The Flyer dan The Giver.
Masing-masing tipe memiliki pola pikir dan kebiasaan finansial yang unik. Dengan memahami tipe kepribadian keuangan masing-masing, peserta dapat menyesuaikan strategi pengelolaan uang yang lebih tepat sasaran.
Dari Teori ke Praktik
Sesi kemudian berlanjut pada Q&A interaktif yang dimoderatori oleh Angelica Jessie Tango dan Nasya Sarasvati. Peserta memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajukan pertanyaan yang relevan, mulai dari tips mengatur gaji pertama hingga strategi menghadapi godaan konsumtif di era digital.
Selly memberikan jawaban yang terperinci, dilengkapi dengan contoh nyata yang memudahkan peserta mengaitkan teori dengan situasi mereka sendiri.
Setelah sesi tanya jawab, peserta diarahkan ke Practical Session dalam format breakout rooms selama 40 menit. Di sini, para Delegates bekerja dalam kelompok kecil untuk mendiskusikan studi kasus terkait pengelolaan anggaran.
Beberapa kelompok terpilih mempresentasikan hasil diskusi di ruang utama dan Selly memberikan feedback. Momen ini menjadi kesempatan berharga untuk mengasah keterampilan kolaborasi sekaligus menguji pemahaman konsep yang baru saja dipelajari.
Suara dari Panitia
Bagi panitia pelaksana, Capacity Building 3 bukan hanya tentang memastikan acara berjalan lancar, tetapi juga kesempatan untuk ikut merasakan manfaat dari materi yang dibawakan.
“Seru sekali bisa terlibat di sesi ini. Walaupun datang sebagai panitia, tetap dapat banyak insight baru, apalagi soal metode 50/30/20 yang ternyata praktis banget buat ngatur keuangan pribadi. Sekarang juga jadi ngerti tipe kepribadian finansial sendiri. Rasanya senang bisa jadi bagian dari tim yang membantu peserta dapat pengalaman belajar sebaik ini,” ujar Shelomitha Flourensia, panitia AFL Summer Peak 2025.
“Melihat peserta antusias mengikuti sesi diskusi dan simulasi membuat seluruh proses persiapan terasa sangat berharga. Selain memastikan acara berjalan lancar, tim panitia juga mendapatkan banyak pengetahuan yang relevan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Dampak dan Harapan ke Depan
Keberhasilan Capacity Building 3 terlihat dari respon positif peserta yang merasa mendapatkan wawasan baru sekaligus keterampilan praktis yang bisa diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak yang menyampaikan bahwa materi ini membantu mereka lebih percaya diri dalam mengambil keputusan finansial, terutama di usia muda ketika kebiasaan keuangan mulai terbentuk.
AIESEC in BINUS berharap sesi ini menjadi titik awal bagi generasi muda untuk menerapkan manajemen keuangan yang proaktif, terencana dan bijak.
Dengan bekal financial literacy yang kuat, para pemuda diharapkan mampu menghindari masalah finansial yang umum terjadi, membangun stabilitas ekonomi pribadi dan pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat di masyarakat.
Melalui program AIESEC Future Leaders, AIESEC in BINUS berkomitmen untuk tidak hanya mengasah keterampilan teknis, tetapi juga membentuk karakter dan pola pikir yang siap menghadapi tantangan masa depan. Literasi keuangan adalah salah satu kunci yang diyakini akan membuka jalan menuju masa depan gemilang bagi para pemimpin muda.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News