Stunting masih menjadi salah satu permasalahan gizi kronis utama di Indonesia. Kondisi ini ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih rendah dari standar usianya akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama.
Kegagalan pertumbuhan pada balita ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kurangnya asupan gizi, kondisi sosial ekonomi, dan pola asuh yang kurang tepat.
Dampak dari stunting tidak hanya terbatas pada hambatan perkembangan fisik dan otak, melainkan juga berpotensi menurunkan kecerdasan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh dalam jangka panjang.
Hal ini pada akhirnya akan mengurangi produktivitas dan daya saing bangsa di tingkat global.
Desa Bangkonol, yang terletak di Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, menjadi salah satu wilayah yang menghadapi tantangan serius terkait isu stunting pada anak usia di bawah lima tahun.
Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap masalah gizi karena berada pada masa pertumbuhan yang memerlukan asupan nutrisi lebih tinggi.
Salah satu faktor utama pemicu stunting adalah ketidaktepatan pola konsumsi makanan yang diberikan orang tua, terutama yang berkaitan dengan kekurangan protein dan energi.
Oleh karena itu, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) menjadi salah satu intervensi penting untuk memperbaiki status gizi kelompok rentan seperti bayi dan balita.
PMT berperan dalam mendukung kecukupan gizi anak pada masa pertumbuhan, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Berangkat dari permasalahan tersebut, sekelompok mahasiswa KKN-T IPB berkolaborasi dengan Posyandu Telaga Biru di Desa Bangkonol untuk menginisiasi program pembuatan resep PMT.
Program ini bertujuan memanfaatkan bahan pangan lokal yang mudah ditemui dan terjangkau, seperti singkong dan ayam, untuk menciptakan hidangan bergizi seimbang.
Pemanfaatan bahan pangan lokal memiliki berbagai keunggulan, antara lain kualitas yang baik, harga terjangkau, dan ketersediaannya yang mudah diakses. PMT berbahan dasar pangan lokal dapat membantu meningkatkan berat badan balita.
Dengan menggabungkan karbohidrat dari singkong dengan protein hewani, protein nabati, serta vitamin dan mineral, program ini diharapkan mampu menjadi solusi berkelanjutan untuk menekan angka stunting.
Kegiatan ini dilaksanakan secara berturut-turut pada 1 hingga 4 Juli, di empat posyandu yang berbeda di Desa Bangkonol. Pada setiap pos, peserta yang hadir, baik anak, ibu, maupun lansia mendapatkan resep PMT yang berbeda.
Setelah pembagian makanan, para mahasiswa juga mengadakan sosialisasi Cerdas Gizi untuk memberikan edukasi tentang pemenuhan gizi seimbang, menu ramah dan murah, serta cara pembuatan resep PMT yang telah dibagikan.
“Kami merasa sangat senang dan terbantu oleh para mahasiswa, karena para kader Posyandu mendapatkan ilmu baru berupa resep-resep yang bisa memanfaatkan bahan pangan lokal yang mudah dan murah ditemukan di desa,” ujar Eneng, koordinator Posyandu.
Empat resep PMT yang diperkenalkan dalam kegiatan ini dibuat dengan komposisi gizi seimbang dan bahan yang mudah didapat, termasuk tiga resep yang memanfaatkan pangan lokal.
Nugget Singkong Ayam
(Porsi: 5)
Bahan:
200 gr singkong kukus
100 gr daging ayam
3 siung bawang putih (haluskan)
25 gr wortel (diparut)
1 butir telur ayam
3 sdm tepung roti
½ sdt merica bubuk
10 gr keju parut
¼ ikat daun seledri
Bahan Pelapis:
1 butir telur (kocok lepas)
Tepung panir secukupnya
Cara Membuat:
Haluskan singkong kukus sampai lembut.
Campurkan dengan ayam cincang, bumbu, telur, keju, wortel, dan tepung roti. Aduk hingga rata.
Masukkan adonan ke loyang dan ratakan, lalu kukus selama 20 menit. Setelah itu, dinginkan.
Potong adonan sesuai selera, celupkan ke dalam telur, dan gulingkan ke tepung panir.
Goreng dalam minyak panas sampai kuning keemasan.
Macaroni Schotel with Pasta Hati Ayam
(Porsi: 5)
Bahan:
150 gr makaroni
100 gr hati ayam (dicincang)
2 buah tomat (dihaluskan)
½ buah bawang bombay
2 siung bawang putih
100 ml susu cair
50 gr keju parut
2 lembar daun salam
1 buah sereh
1 butir telur ayam
1 sdm margarin
1 sdt kaldu bubuk
Merica secukupnya
Cara Membuat:
Rebus hati ayam dengan daun salam dan serai hingga matang.
Haluskan hati ayam dan tomat sampai menjadi pasta.
Tumis pasta hati ayam hingga mengental.
Rebus makaroni dengan menambahkan garam selama 15 menit.
Tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum. Masukkan makaroni, telur, susu, dan keju, lalu aduk rata.
Tuang adonan ke loyang, kemudian kukus selama 30–40 menit atau panggang 180°C selama 25 menit.
Oleskan pasta hati ayam di atas adonan yang sudah matang dan taburkan sedikit keju parut.
Sajikan selagi hangat.
Sosis Ayam Singkong
(Porsi: 5)
Bahan:
400 gr singkong kukus
150 gr daging ayam cincang
2 siung bawang putih
1 sdt kaldu bubuk
½ sdt merica bubuk
1 sdt garam
Secukupnya es batu
1 butir putih telur
Cara Membuat:
Haluskan singkong kukus sampai lembut.
Haluskan ayam dengan blender/chopper dan tambahkan es batu.
Campurkan ayam dan singkong yang sudah halus, lalu aduk hingga rata.
Masukkan adonan ke plastik sosis atau cetakan sosis, lalu padatkan.
Ikat ujungnya dan kukus selama 30 menit. Setelah itu, dinginkan.
Sosis bisa disimpan beku atau langsung digoreng/dipanggang.
Cream Soup Ayam
(Porsi: 5)
Bahan:
150 gr dada ayam (potong dadu)
3 sdm jagung pipil
¼ buah bawang bombay
1 siung bawang putih
250 ml susu cair full cream
500 ml air mineral
2 sdm tepung terigu
1 sdm margarin
1 sdt kaldu bubuk
¼ ikat daun seledri
Garam dan merica secukupnya
Cara Membuat:
Tumis margarin, bawang bombay, dan bawang putih hingga harum.
Masukkan terigu, aduk cepat hingga menggumpal (roux).
Tuang air dan sedikit susu secara perlahan sambil terus diaduk agar tidak menggumpal.
Masukkan wortel, jagung, dan daging ayam. Masak hingga empuk.
Tuang sisa susu cair, bumbui, dan masak sampai kental dan creamy.
Sajikan dengan taburan seledri.
Program kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana solusi kreatif dan pemanfaatan sumber daya lokal dapat menjadi langkah strategis untuk menekan angka stunting sekaligus memperkuat ketahanan pangan.
Edukasi yang diberikan juga diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya gizi seimbang untuk masa depan generasi penerus bangsa.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News