igk manila disiplin dan dedikasi yang bawa timnas indonesia ke puncak emas sea games 1991 - News | Good News From Indonesia 2025

IGK Manila: Disiplin dan Dedikasi yang Bawa Timnas Indonesia ke Puncak Emas SEA Games 1991

IGK Manila: Disiplin dan Dedikasi yang Bawa Timnas Indonesia ke Puncak Emas SEA Games 1991
images info

IGK Manila: Disiplin dan Dedikasi yang Bawa Timnas Indonesia ke Puncak Emas SEA Games 1991


Di tengah HUT kemerdekaan, dunia olahraga nasional tengah berduka dengan meninggalnya I Gusti Kompyang (IGK) Manila, meninggal dunia pada Senin, 18 Agustus 2025. IGK Manila menjadi sosok yang berjasa membawa Timnas Indonesia merebut emas di ajang SEA Games 1991.

Lahir di Singaraja, Bali, pada 8 Juli 1942, IGK Manila mempunyai jejak panjang dan multidimensional, mulai dari karier militer, dunia olahraga, hingga panggung politik. Dirinya dikenal luas sebagai 'Bapak Wushu Indonesia' atas jasanya mengembangkan cabang olahraga tersebut di Tanah Air.

Dia juga sukses mengantar klub Bandung Raya menjuarai Liga Indonesia pada 1996 dan Persija Jakarta pada 2001. Bahkan sosoknya pernah berjasa membawa timnas meraih medali emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina.

Prestasi ini begitu spesial karena bertahan lebih dari tiga dekade, sebelum Indra Sjafri bersama anak asuhnya memecahkannya di Kamboja pada 2023. Ketika itu, Timnas Indonesia yang perkuat Rizky Ridho dan kawan-kawan mengalahkan Thailand dengan skor 5-2.

Dinukil dari wawancara dengan Jawa Pos, Sabtu (15/10), IGK Manila mengungkap caranya mengantar Timnas Indonesia meraih prestasi di ajang SEA Games. Hal yang paling dirinya tekankan adalah disiplin dan juga mental juara.

“Saya ini tentara. Saya dididik untuk mengenali diri sendiri dan mengenali lawan. Jadi, saya tanamkan itu ke para pemain. Saya tanamkan pikiran bahwa Indonesia lebih kuat daripada semua lawan,” ucapnya.

Berikan latihan yang keras

IGK Manila mengakui ketika itu fisik para pemain Timnas Indonesia cukup lemah dibandingkan lawan-lawannya. Karenanya butuh latihan yang keras sehingga para pemain bisa bersaing di level internasional 

“Tapi, menanamkan pikiran positif saja tentu tidak cukup. Waktu itu saya menilai fisik para pemain masih terlalu lemah untuk bersaing dengan tim-tim lawan,” jelasnya.

“Makanya, saya gembleng para pemain ala tentara. Mereka saya minta ke gunung untuk berlari. Para pemain harus kuat bermain selama 2 x 45 menit. Bahkan, saat masa perpanjangan waktu, fisik para pemain harus tetap prima,” ucap pria yang wafat di usia 83 tahun ini.

Mantan bek Timnas Indonesia, Aji Santoso mengakui gaya disiplin dari seorang IGK Manila. Mantan Pelatih Persebaya ini merasakan bagaimana IGK Manila selalu membangunkan mereka lebih awal dari jam latihan.

“Saya masih ingat pada tahun 1991, setiap pagi pukul 05.00 beliau sudah menggedor pintu kamar pemain untuk membangunkan, agar bersiap latihan meskipun jadwal berangkat dari penginapan baru pukul 07.00," kata Aji melansir ANTARA.

Sosok pribadi yang baik

Dikenal dengan sikap yang tegas, Aji mengenal IGK Manila sebagai yang rendah hati. Karena itu, dirinya mengaku sangat berduka dengan kepulangan IGK Manila.

"Ya, turut berduka atas wafatnya beliau. Banyak kenangan bersama beliau, terutama ketika beliau menjadi manajer timnas di SEA Games 1991. Beliau sosok yang disiplin, rendah hati, dan tegas," kata pria 55 tahun. 

Aji mengaku tak banyak berkomunikasi atau bertemu dengan Manila sebelum wafat. Tetapi Aji sempat mengirimkan video ucapan selamat ulang tahun kepada IGK Manila sebelum wafat.

"Kan saya tinggalnya di Malang. Tapi beberapa bulan lalu saya sempat mengirimkan video ucapan selamat ulang tahun untuk beliau," tutur Aji.

Hal yang dituturkan oleh striker Timnas era 90-an, Peri Sandria. Sering kena tegur IGK Manila, Peri mengakui banyak belajar dari sosok tersebut.

“Tetapi, dia sosok sebagai bapak yang baik, sebagai teman, dan sahabat. Meskipun dia tentara yang penuh dengan sigap, penuh disiplin, apalagi kalau dia udah marah. Jadi saya sebenarnya sangat kehilangan beliau gitu loh ya.” ucapnya yang dimuat VOI.

“Ya saya juga mungkin banyak dosa juga sama dia karena saya berbuat yang aneh-aneh sama dia. Tetapi, bagaimanapun namanya seorang bapak masih bisa memaafkan. Meskipun ada kesalahan-kesalahan yang saya buat,” lanjut dia.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.