Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University yang tengah melaksanakan pengabdian di Desa Wisata Kreatif Terong, Kabupaten Belitung, berupaya memperkuat sektor pertanian dengan menghadirkan inovasi produk yang mampu meningkatkan nilai tambah hasil panen sekaligus memberikan penyuluhan terkait aplikasi digitani.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan solusi jangka pendek. Namun, juga sebagai bekal berkelanjutan bagi masyarakat agar mampu mengelola potensi pertanian dengan cara yang lebih kreatif, inovatif, dan bernilai ekonomi tinggi.
Desa Terong sendiri sudah lama dikenal dengan agrowisata yang cukup maju. Desa ini menjadi penghasil berbagai sayuran hijau segar seperti bayam, sawi, seledri, dan pakcoy yang umumnya dijual langsung melalui pasar tradisional.
Sayangnya, sayuran segar ini memiliki masa simpan yang singkat. Dalam beberapa hari saja, kondisi sayuran dapat cepat layu dan rusak, sehingga sebagian hasil panen terbuang sia-sia.
Tentunya itu menimbulkan kerugian bagi petani karena tidak semua hasil panen dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, sebagian besar masyarakat dan petani masih memiliki pandangan terbatas bahwa sayuran tersebut hanya bisa diolah sebagai masakan. Padahal, sebenarnya dapat dikreasikan menjadi beragam produk lain dengan nilai jual lebih tinggi.
Melihat kondisi tersebut, tim KKN-T IPB menawarkan solusi berupa inovasi produk olahan hasil pertanian, yakni sawi tabur dan green juice. Kedua produk ini diharapkan mampu memberikan alternatif baru bagi masyarakat Desa Terong dalam memanfaatkan hasil pertanian sekaligus membuka peluang usaha.
Sawi tabur dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, termasuk anak-anak yang biasanya tidak mau mengonsumsi sayur, karena bentuknya yang lebih menarik.
Sementara itu, green juice hadir sebagai minuman sehat yang mudah dibuat, kaya manfaat, menyegarkan, dan tetap terjangkau bagi masyarakat.
Kegiatan KKN-T berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama, fokus utama adalah sosialisasi aplikasi digitani. Para petani diberikan penyuluhan mulai dari cara pembuatan akun hingga pemahaman mengenai fitur-fitur aplikasi.
Kehadiran aplikasi ini disambut dengan penuh antusias. Petani banyak bertanya, terutama terkait permasalahan hama dan penyakit tanaman yang sering mereka hadapi. Respons positif semakin besar ketika diketahui bahwa aplikasi ini juga mendukung sektor perikanan dan peternakan.
Dengan demikian, para petani tidak hanya bisa mencari informasi, tetapi juga berkesempatan berkonsultasi langsung dengan pakar dari IPB.
Hal tersebut disampaikan oleh Kelompok Tani TTS yang merasa sangat terbantu karena mendapatkan akses cepat terhadap solusi pertanian berbasis teknologi.
Hari kedua diisi dengan pelatihan inovasi produk. Kegiatan ini turut dihadiri Koordinator Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Sijuk bersama jajarannya. Tim KKN-T IPB memperkenalkan sawi tabur dan green juice sebagai contoh inovasi sederhana yang bisa dikembangkan menjadi produk unggulan desa.
Kedua produk ini tidak hanya menawarkan variasi baru dalam mengolah hasil pertanian, tetapi juga memberikan nilai gizi yang tinggi serta daya tarik visual yang lebih menarik bagi konsumen.
Green juice memiliki manfaat sebagai detoks tubuh, sedangkan sawi tabur bisa dijadikan pelengkap makanan sehari-hari, bahkan cocok untuk camilan sehat keluarga.
Masyarakat Desa Terong memberikan respon positif. Mereka berharap inovasi ini dapat terus dikembangkan agar menjadi produk khas desa yang dapat dipasarkan dalam skala lebih luas.
“Terima kasih kepada mahasiswa IPB yang sudah mengenalkan aplikasi pertanian serta ide olahan sawi tabur dan green juice. Ternyata sayuran bisa digoreng dan minumannya sehat, cocok sekali untuk usia saya,” ungkap salah satu anggota BPP Sijuk.
Koordinator BPP Sijuk menambahkan, inovasi ini memiliki potensi besar untuk dipasarkan maupun dipamerkan dalam berbagai festival, bazar, hingga event pariwisata.
Dengan adanya inovasi produk olahan dan pemanfaatan teknologi digital, hasil pertanian Desa Terong tidak hanya terhindar dari risiko kerugian.
Namun, juga dapat menciptakan nilai tambah ekonomi, membuka peluang wirausaha baru, dan memperkuat identitas desa sebagai kawasan agrowisata kreatif, modern, serta berdaya saing tinggi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News