gulat okol olahraga tradisional yang jadi bagian tradisi di jawa timur - News | Good News From Indonesia 2025

Gulat Okol, Olahraga Tradisional yang Jadi Bagian Tradisi di Jawa Timur

Gulat Okol, Olahraga Tradisional yang Jadi Bagian Tradisi di Jawa Timur
images info

Gulat Okol, Olahraga Tradisional yang Jadi Bagian Tradisi di Jawa Timur


Pernahkah Kawan mendengar dan mengetahui salah satu olahraga tradisional yang berasal dari Jawa Timur, yakni gulat okol? Apakah Kawan pernah mencoba memainkan olahraga yang satu ini?

Gulat okol menjadi salah satu seni bela diri yang bisa Kawan jumpai di Jawa Timur. Olahraga Tradisional ini berkembang di daerah Madura, Gresik, dan sekitarnya.

Selain menjadi olahraga tradisional, gulat okol ternyata juga bagian dari tradisi yang berkembang di tengah masyarakat Jawa Timur. Biasanya olahraga ini dimainkan pada saat momen kemarau panjang untuk meminta hujan serta tradisi sedekah bumi yang ada di masyarakat.

Bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait olahraga yang satu ini? Simak ulasan lengkap seputar gulat okol, olahraga yang juga jadi bagian dari tradisi di Jawa Timur dalam artikel berikut ini.

Asal Usul Olahraga Tradisional Gulat Okol

Gulat okol menjadi salah satu olahraga tradisional yang sudah ada sejak lama di Jawa Timur. Bahkan olahraga yang satu ini diketahui sudah berkembang di tengah masyarakat sejak ratusan silam.

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan asal usul dari olahraga tradisional ini. Ada yang mengatakan seni bela diri ini pertama kali berkembang di Madura.

Pendapat lain ada juga yang menjelaskan bahwa olahraga tradisional tersebut berasal dari daerah Gresik. Meskipun demikian, penyelenggaraan gulat okol di kedua daerah ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara satu sama lain.

Menjadi Bagian Tradisi dalam Masyarakat

Bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya di Madura dan Gresik, keberadaan gulat okol sudah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Hal ini memberikan makna serta nilai lebih dalam pelaksanaan olahraga tradisional tersebut.

Dikutip dari artikel Abd Rahman Wahid, dkk., "Tradisi Okol (Gulat) saat Kemarau Panjang di Desa Akkor Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan Madura" yang terbit di Jurnal Yustitia, penyelenggaraan gulat okol dulunya dianggap menjadi bagian dari tradisi untuk meminta hujan pada saat kemarau panjang. Apalagi olahraga tradisional ini dulunya dimainkan di sawah masyarakat pada saat momen tersebut.

Kemarau panjang membuat ketersediaan air bersih yang dibutuhkan masyarakat pada waktu itu menjadi terbatas. Padahal air bersih dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari, seperti minum maupun pengairan sawah.

Atas dasar inilah masyarakat setempat dulunya menyelenggarakan gulat okol pada momen tersebut. Selain itu, olahraga tradisional ini juga digelar sebagai sarana silaturahmi antarmasyarakat.

Pada saat penyelenggaraannya, masyarakat akan berkumpul untuk menyaksikan helatan olahraga gulat okol tersebut. Hal inilah yang nantinya akan mempererat rasa persaudaraan di tengah masyarakat agar terus terjaga.

Proses Permainan

Seperti namanya, proses bermain gulat okol memiliki kemiripan dengan olahraga gulat atau sumo. Dalam olahraga tradisional ini, akan ada dua orang yang berhadapan untuk saling mengalahkan antara satu sama lain.

Arena bermain gulat ongkol berbentuk persegi dengan ukuran lebih kurang 4 m x 4 m. Para penonton yang menyaksikan pertandingan biasanya akan menjadi pembatas dari arena permainan ini.

Setelah itu, dua orang pemain akan saling berhadapan satu sama lain. Akan ada satu orang yang ditunjuk menjadi wasit dan pengadil dalam permainan tersebut.

Ada aturan tertentu yang mesti dipatuhi oleh para pemain. Misalnya, pemain gulat okol dilarang memelihara kuku panjang.

Dalam permainan ini, para pemain mesti bisa menjatuhkan lawannya masing-masing. Jika punggung salah seorang pemain menyentuh tanah, maka dia akan kalah dalam olahraga tradisional yang satu ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.