Momentum 80 tahun kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2025 telah berlalu, meninggalkan perayaan yang meriah dan rasa syukur atas kemerdekaan. Lalu apa makna kemerdekaan bagi generasi kini?
Salah satu jawabannya adalah kemampuan kita untuk mencipta bukan sekadar mengonsumsi, teknologi dan solusi yang diakui dunia.
Artikel ini menyoroti perjalanan Indonesia dari konsumen menjadi kreator, menggali inovasi‑inovasi anak bangsa yang mendapat pengakuan internasional, serta mengulas langkah strategis menuju Indonesia Emas 2045.
Refleksi 80 Tahun Kemerdekaan
Selama puluhan tahun kita menikmati film, musik, aplikasi, dan gadget kebanyakan berasal dari luar negeri. Kebiasaan itu memicu budaya konsumerisme yang membuat Indonesia lebih dikenal sebagai pasar ketimbang pusat inovasi.
Ketergantungan tersebut membawa risiko: ancaman keamanan siber, kebocoran data, serta hilangnya kedaulatan digital.
Inovator dan pendidik mendorong reformasi pendidikan dengan menanamkan literasi digital, kreativitas, dan semangat kewirausahaan sejak dini. Riset dan pengembangan juga memerlukan investasi jangka panjang.
Para akademisi mengusulkan agar anggaran riset minimal 2% dari PDB untuk memperkuat laboratorium, membuka peluang paten, dan mendorong sinergi antara universitas, lembaga riset, dan industri.
Selain itu, kita perlu mengembangkan ekonomi kreatif berbasis budaya serta industri hijau berbasis budaya lokal serta kekayaan alam. Dengan demikian, inovasi tidak hanya meniru, tetapi memperkaya dunia dengan perspektif Nusantara.
Inovasi Anak Bangsa yang Mendunia
Meskipun tantangan besar, banyak inovasi Indonesia sudah diakui secara internasional. ASIK: Revolusi pencatatan kesehatan digital, Aplikasi Sehat Indonesia Ku (ASIK), bagian dari ekosistem kesehatan SATUSEHAT, memudahkan tenaga kesehatan mencatat imunisasi, skrining penyakit tidak menular, dan penimbangan balita melalui ponsel atau komputer.
ASIK telah digunakan oleh 98,6% pusat kesehatan, merekam lebih dari 247 juta data vaksinasi, 134 juta skrining penyakit dan 42 juta penimbangan balita.
Keberhasilan ini membuat ASIK meraih Gold Award pada ASEAN Digital Awards 2025 di Bangkok, sekaligus mendapat pengakuan dari OECD sebagai inovasi sektor publik yang layak dicontoh.
Di sektor digital, Gojek dan grup GoTo menjadi pionir super app. Aplikasi ini tidak hanya menawarkan layanan ojek online, tetapi juga pembayaran, pengiriman logistik, hingga pemesanan makanan dan hiburan dalam satu genggaman.
Gojek telah berevolusi menjadi super app dengan mengintegrasikan beragam layanan sehingga Indonesia dianggap sebagai laboratorium penting untuk solusi hyperlocal.
Super app juga berperan besar dalam pemberdayaan UMKM. Toko, pengrajin dan pedagang kecil bisa masuk ke marketplace digital, memanfaatkan pembayaran tanpa tunai, serta menganalisis data perilaku pelanggan. Integrasi ini meningkatkan daya saing dan mempercepat inklusi ekonomi.
PT KBI: Inovasi di sektor jasa keuangan. Perusahaan BUMN PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) meraih Indonesia Top Digital Innovation Award 2025 dari The Iconomics. Penghargaan ini diberikan berkat inovasi digital yang meningkatkan efisiensi dan transparansi layanan kliring.
PT KBI mengembangkan layanan kliring otomatis, integrasi sistem berbasis teknologi, dan keamanan data transaksi untuk mendukung ekosistem perdagangan yang modern dan andal.
Menuju Indonesia Emas 2045
Dengan sisa dua dekade menuju Indonesia Emas 2045, kita perlu menyusun langkah konkret untuk memperkuat ekosistem inovasi:
- Reformasi pendidikan dan talenta digital. Perkuat kurikulum dengan literasi digital, ilmu komputer, kreativitas, dan kewirausahaan sehingga anak muda siap menjadi inovator.
- Pendanaan riset dan sinergi lembaga. Tetapkan minimal 2% PDB untuk riset, dorong kolaborasi antara universitas, lembaga riset, dan industri, serta fasilitas inkubasi startup.
- Pengembangan ekonomi kreatif dan industri hijau. Manfaatkan budaya dan keanekaragaman hayati sebagai sumber inovasi. Industri hijau yang memadukan teknologi ramah lingkungan akan menjadi daya saing di pasar global.
- Perluasan infrastruktur digital. Lanjutkan pembangunan proyek Palapa Ring dan satelit nasional untuk memastikan seluruh wilayah tersambung internet berkecepatan tinggi.
- Dukungan ekosistem startup. Fasilitasi permodalan, insentif pajak, dan program mentoring bagi startup lokal, manfaatkan keberhasilan Gojek, Evermos, dan lainnya sebagai contoh.
- Penerapan inovasi layanan publik. Scale‑up aplikasi seperti ASIK ke layanan kesehatan lain dan sektor pendidikan atau administrasi pemerintah. Digitalisasi layanan publik meningkatkan transparansi dan partisipasi warga.
- Koordinasi lintas sektor. Pemerintah, swasta, komunitas, dan diaspora harus bersinergi. Kita membutuhkan regulasi yang mendukung, investasi, dan infrastruktur riset agar inovasi terus tumbuh.
Dengan tekad kuat, dukungan kebijakan, dan kolaborasi luas, Indonesia berpeluang menjadi negara inovator di Asia.
Ketika dunia mengakui karya anak bangsa seperti ASIK, Gojek, Evermos, dan startup lainnya, kita membuktikan bahwa semangat merdeka masih hidup: semangat untuk terus berinovasi, berbagi manfaat, dan membawa Indonesia bersinar di panggung dunia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News