Dijuluki sebagai “Kota Rempah”, Maluku Utara secara konsisten mendapat predikat provinsi dengan Indeks Kebahagiaan tertinggi di Indonesia sejak tahun 2017. Indeks tingkat kebahagiaan Maluku Utara sebesar 76,34 pada tahun 2021, atau naik 0,66 dari pengukuran indeks periode sebelumnya.
Indeks Tingkat Kebahagiaan Maluku Utara melebihi rata-rata nasional. Secara nasional, Indeks Tingkat Kebahagiaan masyarakat Indonesia pada periode pengukuran terakhir tahun 2021 sebesar 71,49, naik 0,80 dari survey periode sebelumnya.
Kawan GNFI, fakta menarik dari pengukuran Indeks Kebahagiaan ini tidak satupun provinsi di Pulau Jawa masuk pada jajaran 10 provinsi paling bahagia, meski secara data struktur perekonomian Indonesia secara spasial didominasi oleh provinsi di Pulau Jawa.
Berdasarkan data dari BPS, pengukuran Indeks Tingkat Kebahagiaan dilakukan untuk menjawab permasalahan bahwa kesejahteraan masyarakat tidak selalu berbanding lurus dengan ketersediaan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.
Hal tersebut selaras dengan kondisi pertumbuhan ekonomi (PDRB) di beberapa provinsi di Indonesia yang tergolong tinggi, namun belum mampu menggambarkan kondisi kebahagiaan penduduk pada provinsi tersebut.
Lantas, kenapa Maluku Utara dinobatkan sebagai provinsi paling bahagia?, padahal secara pertumbuhan ekonomi Maluku Utara termasuk provinsi dengan kondisi PDRB terendah.
Gotong Royong dan Solidaritas Masyarakat
Indeks kebahagiaan Maluku Utara secara umum berada di angka 76,34. Terdapat dua dimensi dengan indeks tinggi, yakni dimensi kepuasan hidup sosial dengan indeks 85,61 dan dimensi makna hidup pada indeks 79,41.
Sementara, pada indeks perasaan berada pada indeks 67,92. Hal ini menunjukkan kondisi sosio kultural dan representasi makna hidup menjadi faktor pendorong kebahagiaan warga Maluku Utara.
Kultur masyarakat Maluku Utara cenderung egalitarian, terbuka, dan tidak terikat oleh aturan yang kaku. “Hal ini membuat mereka mampu mengungkapkan ekspresinya secara langsung tanpa harus disembunyikan,” ujar Hatib Abdul Kadir, antropolog Universitas Brawijaya dalam penelitiannya tentang kondisi masyarakat Maluku Utara, yang dikutip dari artikelkatadata.co.id
Ilustrasi Gotong Royong l Foto: (Wikimedia Commons l Adyagustian)
Masyarakat Maluku Utara memiliki hubungan kekeluargaan yang dekat (stay close to the family). Bagi orang Maluku Utara, keluarga dan marga merupakan tali pengikat paling kuat. Ikatan dalam marga atau antarkomunitas menjadi jembatan untuk melebarkan jaringan-jaringan sosial dan ekonomi.
Hal senada juga disampaikan oleh Herman Oesman, selaku dosen sosiologi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara di Ternate, "Ada banyak faktor yang menjadikan indeks kebahagiaan Maluku Utara paling tinggi (di Indonesia). Pertama, tingkat gotong royong di tingkat masyarakatnya tergolong baik."
"Kedua, solidaritas masyarakat yang kental atau kuat. Hal ini didukung oleh kearifan lokal yang terus dipertahankan dari dulu sampai sekarang," ungkap Herman Oesman dalam artikel channelnewasia.com.
Masyarakat Maluku Utara Tenang Menjalani Hidup
Kondisi geografis yang diapit pegunungan dan pulau-pulau sekaligus membuat masyarakat Maluku Utara memiliki tingkat pengangguran rendah di Indonesia yakni sebesar 4,71% dibawah rata-rata nasional 6,49%.
Berbagai alternatif sumber ekonomi mulai sektor pertanian, perikanan, kehutanan, dan industri, sehingga kesempatan kerja melimpah dan bebas dari ancaman kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba.
Ilustrasi Mata Pencaharian Masyarakat Maluku Utara l Foto : (Pexels l Zaenal Lakembe).
Melansir dari portal mojok.co,Maluku Utara memiliki tingkat kejahatan yang relatif rendah dibandingkan dengan beberapa provinsi lainnya di Indonesia. Keamanan yang baik ini menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan nyaman bagi penduduk.
Sekilas tentang Indeks Tingkat Kebahagiaan
Perlu kawan GNFI ketahui, Survey Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun 2012, diuji kembali tahun 2013 dan 2014 dengan instrumen pertanyaan kepuasan hidup dan responden yang masih terbatas serta lingkupnya masih level nasional.
Pengukuran Indeks Kebahagiaan dilanjutkan tahun 2017 dan 2021 dengan skala level provinsi dan populasi yang semakin masif, yakni dengan total 75.000 responden yang tersebar di seluruh provinsi. Sementara, untuk jumlah responden di Maluku Utara sejumlah 1.040 rumah tangga dari total penduduk 1,3 juta jiwa.
Sejak 2017 pengukuran indeks menggunakan framework indeks internasional dengan menggunakan 3 dimensi pengukuran,yakni dimensi kepuasan hidup personal dan sosial, dimensi perasaan, dan dimensi makna hidup, dimana pada masing-masing dimensi terdapat indikator-indikator tersendiri.
Secara nasional, hasil pengukuran indeks kebahagiaan tahun 2021 jika didasarkan pada 3 cakupan instrumen pengukuran didapatkan nilai 70,26 untuk indeks dimensi kepuasan hidup personal. 80,07 untuk indeks dimensi kepuasan hidup sosial. Indeks dimensi perasaan sebesar 65,61 dan terakhir indeks dimensi makna hidup sebesar 73,12.
Daftar 10 Provinsi Paling Bahagia
Setelah kawan GNFI mengetahui indeks kebahagiaan secara nasional, penulis merangkum daftar 10 provinsi paling bahagia tahun 2021 yang didapatkan dari situs Badan Pusat Statistik (BPS):
- Maluku Utara (76,34)
- Kalimantan Utara (76,33)
- Maluku (76,28)
- Jambi (75,17)
- Sulawesi Utara (74,96)
- Kepulauan Riau (74,78)
- Gorontalo (74,77)
- Papua Barat (74,52)
- Sulawesi Tengah (74,46)
- Sulawesi Tenggara (73,98)
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News