Momen perayaan 17 Agustus satu tahun sekali diselenggarakan di berbagai tempat, mulai dari sekolah, kampung, perumahan, kantor pemerintah maupun kantor swasta. Semua bersuka ria menyambut gembira perayaan tersebut dengan perlombaan dan pawai. Kawan GNFI tentunya juga ikut bersemangat merayakan bulan kebersamaan ini, bukan?
Kebersamaan Merayakan Agustusan
Pada perayaan nasional ini, saya juga turut merasakan hangatnya kebersamaan antarwarga. Warga perumahan saya terdiri dari para ibu bapak senior yang sudah masuk masa pensiun, pasangan muda yang baru saja menikah, serta remaja dan anak-anak kecil. Bisa dibilang ada tiga generasi yang tinggal di sini.
Acara perlombaan 17an dibagi menjadi 3 kriteria berdasarkan senioritas yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa.
Untuk anak-anak ada lomba memindahkan bola dengan menggunakan centong nasi dan memindahkan air dengan spons cuci piring. Yang menarik, beberapa anak kecil masih berusia sangat belia, sehingga harus dibantu orang tuanya untuk menyelesaikan lomba.
Adapun para remaja dilombakan memakan biskuit tanpa dibantu tangan, sedangkan para 'senior' berlomba estafet memindah piring berisi tepung serta memindah air dengan spons cuci piring.
Selama perlombaan, tawa dan seruan semangat tak henti-hentinya terdengar. Semuanya hanyut dalam suasana gembira bersama.
Pengumuman pemenangpun disampaikan, panitia menegaskan bahwa tidak penting siapa yang menang atau kalah, yang penting anak-anak dan remaja sudah berani ikut lomba dan salut untuk para senior yang dengan penuh semangat ikut lomba.
Semua memperoleh hadiah walaupun yang dibagikan harganya tidak terlalu mahal. Namun, itu adalah hasil dari perjuangan mereka sendiri.
Senyum hangat kakek melihat cucunya menerima hadiah. Ucapan terima kasih istri yang diberi suaminya sabun cuci baju yang didapat dari lomba. Seruan bocah meminta ibunya menyimpan kue hadiahnya untuk bekal sekolah.
Semua pemandangan dan suara itu terekam sebagai kenangan indah dan hangat seperti yang dirasakan saat membaca buku Chicken Soap.
Menyimpan Kenangan Indah Berdampak Positif
Ternyata kenangan indah seperti saat 17an sangat bermanfaat dalam hidup kita. Menurut penelitian yang dimuat di The Washington Post (2023), mengenang momen bahagia dari masa lalu bisa membuat kita lebih sehat secara mental, bahkan memberi semangat menghadapi masa depan.
Nostalgia juga terbukti membuat hidup lebih kreatif dan penuh ide baru. Seperti yang ditulis GNFI (2023) dan Business Insider (2024), kenangan dari musik, permainan, atau tradisi masa lalu dapat mendorong kebahagiaan dan inovasi.
Jadi, ketika kita mengenang suasana riuh lomba Agustusan, sebenarnya kita sedang menyalakan kembali energi positif di dalam diri.
Selain membuat bahagia, kenangan Agustusan juga memperkuat rasa kebersamaan. The Guardian (2024) menulis bahwa nostalgia membantu kita merasa lebih dekat dengan orang lain dan mengurangi rasa cemas.
Tidak mengherankan jika kita masih terbayang jelas tawa bersama saat gotong royong menyiapkan acara 17an dan waktu lomba-lomba—momen itu yang membuat kita merasa bagian dari satu warga satu bangsa Indonesia.
Bahkan, menurut Time (2023), cara sederhana seperti melihat foto lama atau mendengarkan lagu perjuangan bisa jadi “vitamin hati” yang membuat kita lebih optimis.
Ditambah lagi, AdventHealth (2024) menjelaskan bahwa kenagan menumbuhkan makna hidup dan inspirasi untuk bertindak lebih baik.
Yuk para Kawan GNFI, kita nikmati setiap momen Agustusan ini, simpan sebagai kenangan indah, dan bagikan ceritanya!
Karena suatu saat nanti, hal tersebut bisa menjadi sumber energi untuk membuat kita lebih kuat, lebih bahagia, dan tentu saja, lebih mencintai Indonesia.
Dirgahayu RI ke 80, semoga kita bersama-sama Bersatu berdaulat, Rakyat Indonesia sejahtera, Indonesia maju seperti harapan para pejuang kemerdekaan saat membebaskan bangsa ini dari penjajah. MERDEKA KAWAN.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
