Belakangan, olahraga lari mulai ramai digandrungi banyak orang. Ini terjadi kemungkinan karena banyak orang yang sudah mulai aware terhadap kesehatan.
Meski begitu, ternyata sebelum berlari ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Sebab, jika dilakukan secara serampangan, bisa berakibat fatal bagi kesehatan tubuh. Pada artikel kali ini akan membahas 5 hal yang harus dihindari sebelum berlari.
Olahraga lari memang tidak memerlukan biaya dan peralatan yang rumit. Hanya bermodalkan sepatu lari, Kawan GNFI sudah bisa melakukan olahraga satu ini.
Berbeda dengan olahraga lainnya, lari terbilang mudah untuk dilakukan. Mulai taman hingga jalanan kerap menjadi spot yang lazim dipakai untuk berlari.
Olahraga ini tentunya membawa segudang manfaat bagi kesehatan, seperti mampu menurunkan berat badan, membentuk otot-otot di tubuh, hingga membuat tubuh menjadi sehat dan bugar.
Kendati demikian, ternyata lari juga dapat membawa dampak buruk bagi tubuh. Alih-alih menjadi sehat, jika dilakukan secara asal-asalan, membuat Kawan GNFI bisa mendapatkan hal sebaliknya.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan beberapa hal sebelum berlari, jika tidak ingin mendapatkan efek negatifnya.
Disitat channel YouTubeMelanie Putria, Fit With Mel, dirinya menjelaskan bahwa terdapat 5 hal yang tidak boleh dilakukan sebelum lari.
Putri Indonesia 2002 dan influencer gaya hidup sehat itu juga membagikan tips agar tidak salah langkah dan terhindar dari dampak buruk lari bagi kesehatan.
Ini adalah beberapa poin yang dirinya jelaskan, di antaranya sebagai berikut:
1. Hindari Makan Pedas
Sebisa mungkin sebelum lari harus menghindari makan pedas. Sebab, jika dilakukan membuat pencernaan mengalami kontraksi saat berlari. Dengan demikian, memungkinkan Kawan GNFI mengalami kram, mual, bahkan diare.
Pencernaan perlu dinetralkan sebelum berlari. Jika ingin mengisi tenaga, sebaiknya mengkonsumsi protein dan karbohidrat.
Namun sebaiknya, mengosongkan perut beberapa jam sebelum berlari. Agar ketika tengah berlari, secara bersamaan pencernaan tidak sedang bekerja.
2. Kurang Tidur
Tidur yang cukup merupakan salah satu hal yang paling krusial sebelum berlari. Namun, banyak orang yang mengabaikan bahwa tidur tidak berpengaruh pada lari.
Terlebih, ketika mengikuti car free day (CFD) atau event lari. Ada sebagian orang yang meremehkan tidur yang cukup, bahkan sampai ada yang begadang, ketika mengikuti kegiatan tersebut.
Padahal justru kurang tidur sebelum lari bisa berakibat fatal bagi kesehatan tubuh seperti, mudah lelah, kadar glikogen menurun, hingga menggangu metabolisme dan pemilihan tubuh.
3. Kurang Minum
Sebelum lari, juga penting untuk memenuhi cairan tubuh. Sebab, jika kekurangan cairan ketika lari dapat mengakibatkan dehidrasi, baik lari jarak dekat maupun maraton atau jarak jauh.
Pastikan minum air putih yang cukup. Sebelum lari, sekitar 3-4 jam penting untuk minum air putih sebanyak 500 ML-600 ML.
Selain itu, untuk tetap memenuhi asupan cairan yang cukup ketika berlari atau berolahraga, disarankan minum air putih setiap 10-15 menit sebanyak 100-200 ML.
4. Banyak Jalan-Jalan
Bagi Anda yang mengikuti event marathon di luar daerah atau bahkan di luar negeri, perlu persiapan yang matang. Termasuk salah satunya adalah istirahat yang cukup.
Namun, tidak sedikit yang memilih bepergian atau jalan-jalan, di tengah-tengah mendekati menuju event tersebut.
Alhasil, membuat badan sampai kaki cepat cape dan lelah, sehingga ketika berlari tidak bisa mengeluarkan tenaga dengan optimal.
Putria bilang bahwa sebelum mengikuti kegiatan seperti itu, harusnya mengistirahatkan diri agar kondisi badan tetap terjaga, fit dan prima.
5. Mileage Sama dengan Jarak Race
Persiapan mengikuti event lari acap kali dilakukan sejumlah orang dengan cara latihan berlari dengan terjadwal.
Hal ini dipersiapkan agar dapat menyelesaikannya dengan maksimal, atau bahkan bisa menjuarai event tersebut.
Jika dilakukan jauh-jauh hari, tentu ini menjadi strategi yang efektif, sehingga bisa meningkatkan face atau kecepatan lari dan juga stamina.
Namun jika dilakukan dalam jangka waktu dekat, bukanlah cara yang tepat. Alih-alih bisa meningkatkan stamina, justru bisa membuat rentan cedera.
Apalagi jika mileage atau jarak tempuhnya sama dengan jarak lari. Hal ini membuat badan terporsir dan lelah. Akibatnya, jika dipaksakan lebih jauh bisa berbahaya bagi tubuh.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News