hana maulida dan gerakan kakakaman upaya nyata lindungi anak dari kekerasan seksual - News | Good News From Indonesia 2025

Hana Maulida dan Gerakan #KakakAman: Upaya Nyata Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual

Hana Maulida dan Gerakan #KakakAman: Upaya Nyata Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
images info

Hana Maulida dan Gerakan #KakakAman: Upaya Nyata Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual


Kekerasan seksual terhadap anak masih menjadi persoalan besar di Indonesia. Setiap tahun, angka kasus yang tercatat justru terus meningkat. Padahal, anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang seharusnya tumbuh dalam lingkungan aman, sehat, dan penuh kasih sayang.

Namun realitas berbicara lain. Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024 menunjukkan bahwa satu dari empat perempuan berusia 15–64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual. Tidak hanya itu, Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2024 mengungkapkan fakta mengejutkan: satu dari dua anak di Indonesia pernah mengalami setidaknya satu bentuk kekerasan.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) melalui Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) bahkan mencatat 14.039 kasus hingga 3 Juli 2025. Lebih memprihatinkan lagi, terjadi peningkatan lebih dari 2.000 kasus hanya dalam 17 hari. Angka-angka ini menjadi alarm keras bahwa isu perlindungan anak harus menjadi perhatian serius seluruh pihak.

baca juga

Dari Keprihatinan Menjadi Gerakan

Melihat kondisi itu, seorang perempuan muda bernama Hana Maulida tak bisa tinggal diam. Berawal dari keresahan dan keprihatinan yang mendalam, ia bersama dua rekannya kemudian mendirikan gerakan #KakakAman pada Januari 2023. Lokasi pertama program ini adalah SDN Buah Gede, Kota Serang, Banten.

Meski sederhana, inisiatif ini berkembang pesat. Dalam waktu singkat, #KakakAman dikenal luas di wilayah Serang dan Cilegon, bahkan mendapat dukungan dari berbagai pihak yang peduli terhadap isu perlindungan anak.

Edukasi Seksual Sejak Dini

Banyak orang tua masih menganggap pendidikan seksual adalah sesuatu yang tabu dibicarakan. Padahal, justru dengan pengetahuan yang benar, anak-anak dapat memahami batasan tubuh mereka sendiri dan mampu melindungi diri dari potensi kekerasan.

Melalui #KakakAman, Hana merancang metode edukasi yang ramah anak. Anak-anak diajarkan mengenal bagian tubuh pribadi (private parts), memahami konsep “sentuhan aman dan tidak aman”, hingga bagaimana cara berkata “tidak” ketika merasa tidak nyaman. Semua disampaikan dengan bahasa yang sederhana, interaktif, dan penuh empati—tanpa membuat anak merasa takut atau malu.

“Apa yang bisa kita lakukan selain hanya menyaksikan anak-anak tumbuh tanpa bekal yang cukup?” tanya Hana suatu kali. Pertanyaan inilah yang mendorongnya untuk terus bergerak, menolak diam, dan menjadikan kepeduliannya sebagai aksi nyata.

Mengubah Rasa Tabu Menjadi Kesadaran

Salah satu tantangan terbesar dalam mengedukasi anak adalah pola pikir masyarakat. Topik seksualitas seringkali dianggap memalukan. Namun #KakakAman membuktikan bahwa pendidikan seksual bisa dibawakan dengan cara positif, menyenangkan, dan justru memperkuat hubungan antara orang tua dan anak.

baca juga

Hana dan timnya berusaha menekankan bahwa mendidik anak tentang tubuhnya bukanlah membuka jalan bagi hal-hal buruk, melainkan justru cara terbaik untuk mencegah kekerasan seksual.

Dari Satu Orang untuk Banyak Orang

Kisah Hana Maulida dan #KakakAman adalah bukti nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil satu orang. Dari sebuah sekolah dasar di Serang, gerakan ini kini menjadi inspirasi banyak pihak di Indonesia.

Lebih dari sekadar program edukasi, #KakakAman adalah gerakan sosial yang menumbuhkan kesadaran kolektif. Ia mengingatkan kita semua bahwa melindungi anak bukan hanya tugas keluarga, tetapi juga tanggung jawab bersama.

Saatnya Kita Bergerak

Apa yang dilakukan Hana mengajarkan satu hal penting: kepedulian bisa menjadi kekuatan untuk menyelamatkan banyak nyawa dan masa depan. Anak-anak Indonesia berhak tumbuh dalam lingkungan aman, berdaya, dan bebas dari ancaman kekerasan.

Jika Hana berani memulai dari lingkungannya, maka kita pun bisa berkontribusi sesuai kapasitas. Entah dengan mengedukasi anak-anak di sekitar kita, mengubah cara pandang tentang pendidikan seksual, atau ikut mendukung gerakan seperti #KakakAman.

Seperti kata Hana, dapat dijadikan renungan“Jika bukan kita, siapa lagi, kawan?”

Mari bersama ciptakan masa depan yang lebih aman bagi anak-anak Indonesia.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.