Kawan GNFI, ada kabar gembira tentang kelahiran dua bayi harimau benggala (Panthera tigris tigris) lahir di Bandung Zoo pada 12 Juli 2025. Pasangan induk dari bayi-bayi tersebut adalah harimau jantan bernama Sharukh Khan (22 tahun) dan harimau betina bernama Jelita yang berusia (4,5 tahun).
Tempo menuliskan tentang pemeliharaan dua anak kucing besar yang dilakukan oleh pengasuhnya (keeper/pawang). Mereka menyiapkan tempat tidur beralaskan jerami supaya mereka hangat di dalam kandang. Kebersihan kendang dijaga dengan mengganti jerami setiap tiga hari sekali agar selalu segar dan nyaman digunakan.
Kedua bayi harimau benggala tampak mulai hari pertama kelahirannya langsung menyusui induknya. Saat usia mereka seminggu, mata mulai terbuka dan lincah bergerak dengan merangkak.
Kesehatan kedua bayi harimau benggala itu selalu dipantau tim dokter, petugas nutrisi, dan pawang. Induk harimau juga dijaga kondisi kesehatannya agar produksi susunya lancar dengan mendapatkan kombinasi protein ayam dan sapi. Susu induk mengalir lancar, nutrisi utama para bayi harimau terjaga.
Berita yang ditulis RRI menyebutkan bahwa masyarakat luas memiliki kesempatan untuk memberikan nama kepada kedua bayi harimau tersebut. Syaratnya, mereka dapat mendaftar sebagai orang tua asuh dengan memenuhi kewajiban yang ditentukan.
Kewajibannya adalah memberikan donasi dalam berbagai bentuk antara lain uang, makanan, obat-obatan, dan lainnya. Donasi dibatasi selama enam bulan.
Terdapat hak istimewa selama bagi orang yang menjadi orang tua asuh. Hak itu adalah mengunjungi mengunjungi anak asuhnya secara bebas tanpa harus membayar tiket masuk alias gratis.
Kawan GNFI yang ingin mendaftar menjadi orang tua asuh, saat ini harus sabar dulu menunggu informasi selanjutnya dari pihak kebun binatang Bandung
Keberhasilan Konservasi Satwa Langka
Media ANTARA menyebutkan bahwa saat ini kebun binatang akhirnya memiliki 5 koleksi harimau benggala dengan adanya tambahan 2 bayi itu. Kehadiran mereka menjadi harapan dalam strategi konservasi global. Hal tersebut terutama membantu di bidang konservasi satwa langka di dunia yang terancam punah.
Berikut ini beberapa manfaat dari kelahiran hewan langka tersebut terkait dengan usaha konservasi:
1. Menambah Populasi. Harimau benggala termasuk satwa liar yang populasinya di alam terus menurun karena perburuan liar dan hilangnya habitat. Kelahiran individu baru di penangkaran Kebun Binatang Bandung membantu menjaga jumlah populasi yang minim menjadi bertambah.
2. Bukti Keberhasilan Upaya Konservasi Ex-situ. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu tempat konservasi ex-situ (di luar habitat asli). Keberhasilan melahirkan harimau di penangkaran menunjukkan bahwa pengelolaan reproduksi yang baik mendukung keberlangsungan spesies yang terancam punah.
3. Menyediakan Cadangan Genetik. Individu harimau yang lahir di penangkaran ini dapat menjadi bagian bank genetik untuk spesies harimau benggala. Melalui manajemen perkawinan yang tepat, keragaman genetik dapat terjaga sehingga peluang keberlangsungan populasi semakin tinggi.
4. Media Edukasi dan Kesadaran Masyarakat. Kelahiran harimau benggala ini dapat disebarluaskan menjadi informasi publik. Hal tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya program konservasi dan perlunya mendukung usaha menjaga satwa liar.
5. Kontribusi terhadap Konservasi In-situ. Jika kondisi memungkinkan, individu hasil penangkaran dapat berperan dalam program pelepasliaran di habitat asli. Dengan demikian, kelahiran di kebun binatang tidak hanya bermanfaat untuk koleksi, tetapi juga untuk keberlangsungan spesies di alam.
Dukung Wujudkan SDGs ke-15 dan 4
Kehadiran anggota baru harimau benggala di Kebun Binatang Bandung tidak hanya menjadi kabar baik bagi dunia konservasi, tetapi juga selaras dengan pencapaian SDGs seperti yang dicanangkan oleh PBB.
Keberhasilan kegiatan konservasi ini mendukung SDGs 15 (Life on Land) yang menekankan pentingnya perlindungan, pemulihan, dan pelestarian keanekaragaman hayati darat.
Dengan bertambahnya populasi harimau benggala melalui program konservasi ex-situ, upaya menjaga keragaman genetik dan mencegah kepunahan satwa langka dapat lebih terjamin.
Selain itu, peristiwa ini juga berkontribusi pada SDG 4 (Quality Education) karena menjadi sarana edukasi bagi masyarakat mengenai pentingnya melestarikan satwa liar, serta mendorong kesadaran kolektif untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Dengan demikian, kelahiran harimau benggala di kebun binatang tidak hanya bernilai lokal, tetapi juga merupakan bagian dari komitmen global dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Yuk Kawan GNFI, kita dukung selalu usaha konservasi satwa langka ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News