Siapa sangka, Tanaman putri malu (Mimosa pudica) yang sering dianggap sebagai gulma, ternyata memiliki khasiat besar dalam dunia kosmetik hingga farmasi. Tanaman putri malu dikenal dengan kemampuannya 'malu' saat disentuh ini kaya akan senyawa bioaktif yang memiliki berbagai manfaat kesehatan.
Dosen Departemen Kimia dan Peneliti Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB University, Dr Trivadila, menyebutkan bahwa terdapat kandungan senyawa aktif dengan berbagai manfaat medis pada bagian-bagian tanaman putri malu, seperti daun, batang, hingga akar.
"Tanaman putri malu mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, saponin, terpenoid, flavonoid, dan kumarin," kata Trivadila dalam laman IPB, dikutip Selasa (26/8/2025).
Kandungan Senyawa Aktif dalam Putri Malu
Adapun Trivadila menyebutkan bahwa pada bagian daun dan batang, terkandung flavonoid seperti isoquercitrin, avicularin, apigenin-7-O-D-glikosida, cassiaoccidentalin B, orientin, dan isoorientin. Tak hanya itu, terdapat pula mineral penting seperti magnesium, fosfor, kalsium, nitrogen, dan kalium.
Lebih lanjut, Trivadila memaparkan bahwa daun putri malu juga mengandung senyawa yang berperan sebagai antioksidan alami seperti karotenoid, termasuk neoxanthin, violaxanthin, lutein, lycopene, dan karoten, serta tokoferol. Senyawa unik lainnya yang terkandung dalam tumbuhan putri malu adalah mimopudine, yang memicu mekanisme membuka daun, dan turgorin, yang memengaruhi gerakan menutup daun saat disentuh.
“Pada bagian akar, juga ditemukan senyawa asam lemak, protein, sterol, alkaloid, tanin, terpenoid, flavonoid, dan senyawaan fenolik,” ujar Trivadila.
Beberapa senyawa lainnya di antaranya 2-hydroxymethyl-chroman-4-one dan betulinic acid. Seluruh bagian tanaman juga mengandung asam amino non-protein L-mimosine, serta hormon jasmonic acid dan abscisic acid yang berperan dalam perkembangan dan respon stres tanaman.
Manfaat Putri Malu
Sementara itu, Trivadila menjelaskan potensi pemanfaatan senyawa-senyawa tersebut terbuka luas, terutama dalam industri farmasi dan kosmetik. L-mimosine, misalnya, dilaporkan memiliki aktivitas sitotoksik yang menjanjikan untuk terapi kanker, sementara senyawa 2-hydroxymethyl-chroman-4-one menunjukkan aktivitas antifungi.
“Ekstrak dan senyawa dari putri malu memiliki aktivitas antibakteri, antifungi, antivirus, antikanker, antidiabetes, antioksidan, hingga antidepresan,” kata Trivadila.
Namun, meski memiliki potensi yang besar, proses ekstraksi dan pemurnian senyawa aktif dari putri malu menghadapi sejumlah tantangan dimana rendemen hasil ekstraksi sering kali rendah, terutama jika senyawa berada pada bagian akar yang volumenya sedikit. Selain itu, proses standardisasi kandungan senyawa aktif memerlukan perlakuan budi daya khusus.
“Metabolit sekunder biasanya diproduksi oleh tanaman sebagai respons terhadap stres lingkungan. Budi daya yang kurang optimal justru dapat menurunkan bahkan menghilangkan senyawa aktif tersebut,” ucap Trivadila.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News