kunjungan ke kementerian kelautan dan perikanan bersama kawan gnfi - News | Good News From Indonesia 2025

Kunjungan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kawan GNFI

Kunjungan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kawan GNFI
images info

Kunjungan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kawan GNFI


GNFI melakukan kunjungan ke Gedung Mina Bahari 4 Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, pada hari Kamis, 28 Agustus 2025. Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai pukul 09.30–12.00 WIB.

Tujuan dilaksanakan kunjungan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah untuk meningkatkan budaya literasi, minat, dan pengetahuan khususnya gen Z mengenai sejarah tentang maritim Nusantara.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai macam kalangan profesi mulai dari mahasiswa, fresh graduate, orang yang bekerja di kantoran, hingga jurnalis GNFI. Peserta yang hadir dalam kunjungan tersebut berasal dari kawasan Jabodetabek dan Serang, Banten.

Adapun, beragam alasan mengikuti kunjungan ke Gedung Mina Bahari 4 Kementerian Kelautan dan Perikanan dari beberapa peserta termasuk ingin healing atau jalan-jalan, menambah relasi, meningkatkan pengetahuan di bidang maritim, hingga mempersiapkan penelitian dalam rangka penyelesaian skripsi serta lanjut jenjang pendidikan S2.

Pertama-tama, Kawan GNFI diarahkan oleh pemandu museum, Fenta, untuk mengunjungi terlebih dahulu museum yang isinya berupa harta karun yang ditemukan di sekitar laut Nusantara oleh nelayan yang sedang memancing ikan dan pihak konservator dari Kementerian Kelautan dan Perikanan termasuk daerah Belitung, Cirebon, Pulau Buaya, dan seluruh Indonesia.

baca juga

Pada umumnya, harta karun yang ditemukan tersebut berasal dari budaya China dan Champa (Vietnam).

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, harta karun di bawah laut Indonesia tersebar hingga 464 titik. Potensi harta karun di bawah laut Indonesia memiliki nilai yang sangat berharga hingga Rp181,69 triliun.

Alasan banyaknya potensi harta karun yang begitu berharga di bawah laut Indonesia karena sejak awal abad Masehi, Nusantara sudah menjadi pusat jalur rempah-rempah dan lokasinya sangat strategis di antara Benua Asia, Benua Australia, Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik.

Dengan demikian, banyak pedagang asing dari China, Vietnam, India, Arab, dan Eropa singgah dan dagang rempah-rempah sebagai bumbu dapur dan obat di Nusantara.

Keramik Peninggalan Dinasti Tang
info gambar

Keramik Peninggalan Dinasti Tang di Belitung | Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi (Ariel Guslandi)


Ruangan museum yang pertama kali dikunjungi oleh Kawan GNFI adalah harta karun dari kargo Belitung yang ditemukan di sekitar laut Belitung. Harta karun tersebut ditemukan oleh nelayan pada tahun 1998 sekitar 1,6 km dari lepas pantai Belitung pada kedalaman 16 meteri di bawah permukaan air. Kargo tersebut membawa keramik mangkok peninggalan Dinasti Tang pada abad ke-9 M.

Kargo yang membawa keramik mangkok tersebut tenggelam ketika kapal kargonya menuju ke China akibat kelebihan kapasitas. Kargo Belitung tidak terlalu beragam.

Sebab, Dinasti Tang merupakan dinasti tertua di China sehingga ciri-ciri motif keramiknya hanya memiliki warna coklat, hijau, dan abu-abu.

baca juga

Harta karun kemarik yang ditemukan di sekitar laut Belitung masih utuh. Sebab, keramiknya dilapisi dengan jerami dan dimasukkan ke dalam tempayan agar awet di tengah goncangan gelombang laut.

Keramik China di Cirebon
info gambar

Keramik Mangkok China di Cirebon | Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi (Ariel Guslandi)


Sesi selanjutnya, Kawan GNFI diarahkan ke ruangan museum kargo Cirebon. Harta karun di sekitar laut Cirebon lebih beragam daripada Belitung.

Sebab, sejak zaman dahulu, Cirebon sudah menjadi pusat pelabuhan di Pulau Jawa sehingga berbagai macam bangsa mengangkut logistik, seperti koin, keramik, dan logam antar kerajaan.

Kargo yang ditemukan di bawah laut Cirebon termasuk kristal kaca yang dibuat untuk perhiasan dan gelas peninggalan Dinasti Fatimiyah pada abad ke-9 M dari Timur Tengah.

Kemudian, uniknya ditemukan keramik yang ada titik-titik di pinggirnya berasal dari China pada abad ke-10. Titik-titik di pinggir keramik tersebut dibuat agar ketika dipanaskan tidak nempel ke keramik lain.

Selain itu, terdapat logam sebagai penyeimbang kapal yang diletakkan di kanan dan kiri kapal kargo. Kemudian, ada kendi air untuk upacara adat China.

Tidak hanya peninggalan harta karun dari China dan Timur Tengah saja, tetapi sekitar bawah laut Cirebon juga ditemukan periuk untuk masak di kapal serta tungku yang terbuat dari tanah liat untuk pemanasan arang atau kayu di kapal kargo agar kapalnya tidak terbakar.

Periuk dan tungku tersebut merupakan peninggalan harta karun dari Kerajaan Champa, Vietnam.

Di Pulau Buaya, Riau juga ditemukan serpihan kapal dan keramik berwarna putih seperti kapur yang dibuat dengan teknik serut peninggalan Dinasti Song pada abad ke-12.

Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan
info gambar

Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi (Ariel Guslandi)


Setelah berkunjung ke museum, Kawan GNFI juga berkunjung ke Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Di perpustakaan tersebut terbuka bagi umum dan ASN. Fasilitasnya terdiri dari AC, tempat belajar, Wi-Fi, jurnal penelitian, majalah, buku, tempat bermain anak, dan poster mengenai pengetahuan umum maritim di Indonesia.

Kawan GNFI juga melakukan foto bersama di akhir sesi kunjungan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AG
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.