Masih dalam rangka merayakan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80 tahun, sebagian masyarakat tidak hanya menggelar perlombaan untuk menghadirkan keseruan dan kebersamaan, tetapi ada yang sekaligus menstimulan masyarakat untuk mengasah kreativitas dengan mengikuti pelatihan pembuatan ondel-ondel.
Bertempat di RPTRA Nusantara, Kelurahan Ulujami, pada beberapa waktu lalu, 9-10 Agustus 2025 diselenggarakan Workshop Pembuatan Ondel-Ondel di Ruang Publik.
Kegiatan ini terselenggara berkat Program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dengan sasaran penerima Chairuddin, seorang seniman ondel-ondel yang berdomisili di Kelurahan Ulujami.
Wajar Chairuddin atau kerap disapa Bang Ureh menerima fasilitasi ini karena konsistensinya dalam melestarikan ondel-ondel sebagai ikon budaya Betawi telah digelutinya sejak tahun 2009.
Menariknya peserta workshop pembuatan ondel-ondel ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat saja seperti Karang Taruna dan peserta yang hadir secara on the spot tetapi juga datang dari pelajar dan mahasiswa.
Beberapa di antaranya ada dari SMP Putra Satria, SMPN 267 Jakarta, SMK Putra Satria, SMK Perwira, Universitas Darunnajah dan Universitas Budi Luhur. Tentu ini menjadi langkah strategis sebagai upaya regenerasi dalam pewarisan kebudayaan sehingga amanat undang-undang pemajuan kebudayan terejawantahkan dan dipahami.
Kegiatan workshop pembuatan ondel-ondel ini terbilang cukup detail mulai dari diajarkan cara membuat kedok atau topeng (muka) ondel-ondel, cara membuat kembang kelapa (manggar kelape), cara membuat rangka tubuh ondel-ondel hingga cara membuat baju ondel-ondel. Semua itu langsung dibawah bimbingan Bang Ureh sebagai narasumber workshop.
Selain dijelaskan detail praktik membuat ondel-ondel, sebelumnya para peserta diajak untuk mengenal lebih jauh siapa si Ondel-Ondel yang telah lama menghuni Jakarta, bahkan sejak bernama Sunda Kalapa. Sesi ini dipandu oleh Abdul Aziz, anggota MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Seni Budaya Jakarta Selatan dengan pemantik diskusi saudara Muhamad Rido, M.Hum, penggiat budaya sekaligus pemerhati budaya Betawi yang pada 2022 menjadi pemakalah (presenter) dengan membawa tema budaya Betawi dalam International Conference on Indonesian Culture yang diselenggarakan di Jakarta oleh Kemdikbudristek RI.
Secara umum penjelasan tentang ondel-ondel oleh Rido mungkin sudah juga diketahui oleh khalayak, tetapi ada satu yang menarik berdasarkan pengamatannya bahwa meskipun Ondel-Ondel telah menjadi ikon budaya Betawi berdasarkan Pergub Nomor 11 tahun 2017, masih ada sebagian masyarakat Betawi yang konsisten menolak ondel-ondel sebagai bagian dari budaya Betawi. Hal itu dikarenakan ondel-ondel dianggap sama seperti berhala.
Bahkan pada sisi lain, cerita dibalik disahkannya ondel-ondel menjadi ikon budaya Betawi perlu pertimbangan ulama sehingga disyaratkan adanya satu nilai filosofis Islam dalam tubuh ondel-ondel. Didapatlah nilai itu pada jumlah kembang kelapa yang tertancap di rambut ondel-ondel, masing-masing berjumlah 20 sebagai lambang sifat wajib bagi Allah Subhanahu Wata'ala dan 25 sebagai lambang nama-nama Nabi yang diyakini.
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari tersebut berakhir pada hari Minggu. Hasilnya tercipta sepasang ondel-ondel berukuran besar, sepasang kembang kelapa, dan satu ondel-ondel kecil atau anak. Sebuah hasil luar biasa yang dipamerkan kemudian pada seremonial penutupan kegiatan.
Hadir dalam sesi penutupan, Suedah, perwakilan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII, Achmad Surya, Kepala Satuan Pelaksana Kebudayaan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan, Naupal Haryawan, Ketua Desa Wisata Kampung Budaya Silat Beksi, Ketua RW, Ketuaa RT, dan tokoh masyarakat setempat. Kehadiran mereka disambut oleh pertunjukan palang pintu dan penampilan tari ondel-ondel yang juga sebagian penarinya berasal dari peserta workshop.
Penutupan kegiatan diakhiri dengan sambutan-sambutan, pemberian sertifikat secara simbolis dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII kepada peserta, dan peresmian Komunitas Ondel-Ondel Merdeka sebagai upaya lanjutan dari hasil pelatihan workshop.
"Saya mendukung upaya yang baik ini melalui komunitas, apalagi ini bentuk pelestarian budaya terutama di kalangan pelajar/mahasiswa dan masyarakat. Semoga langkah ini menjadi upaya yang nyata dalam pemajuan kebudayan," kata Suedah.
"Kami dari Sudin Kebudayaan di mana dalam lingkup Jakarta Selatan siap mendukung dan sekaligus membina apapun yang mendukung pemajuan kebudayan, apalagi ini berakar dari masyarakat, pelajar, dan mahasiswa," ungkap Achmad Surya mengakhiri sambutannya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News