mendorong transformasi digital untuk mewujudkan pesantren ramah anak dan sehat jiwa di malang selatan - News | Good News From Indonesia 2025

Mendorong Transformasi Digital untuk Mewujudkan Pesantren Ramah Anak dan Sehat Jiwa di Malang Selatan

Mendorong Transformasi Digital untuk Mewujudkan Pesantren Ramah Anak dan Sehat Jiwa di Malang Selatan
images info

Mendorong Transformasi Digital untuk Mewujudkan Pesantren Ramah Anak dan Sehat Jiwa di Malang Selatan


Di pesisir Pantai Malang Selatan, tepatnya di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Pondok Pesantren Daarus Salam hadir sebagai sebuah teladan inovasi. 

Meski berlokasi di daerah yang aksesnya kerap terkendala secara geografis, pesantren ini justru memeluk erat kemajuan zaman dengan menerapkan transformasi digital dalam hampir seluruh aspek aktivitasnya.

Mulai dari proses pembelajaran, sistem pembayaran dan administrasi yang menggunakan token, absensi, hingga layanan kantin telah beralih ke sistem digital. 

Namun, yang paling membedakan dan patut diapresiasi adalah pemanfaatan teknologi digital ini untuk sebuah misi mulia, yakni menjaga dan mempromosikan kesehatan jiwa para santrinya.

Transformasi Digital, Kebutuhan dalam Dunia Pendidikan

Pentingnya transformasi digital dalam dunia pendidikan, termasuk pesantren, telah ditekankan oleh berbagai pihak. Pemerintah melalui berbagai kebijakannya berupaya mendorong integrasi teknologi untuk memeratakan akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan inklusif. 

Dalam konteks pesantren, yang merupakan bagian integral dari sistem pendidikan Indonesia, digitalisasi bukan sekadar tren, melainkan sebuah keharusan strategis. 

Ia berperan sebagai jembatan yang menghubungkan lembaga pendidikan tradisional dengan sumber daya dan metodologi modern, memastikan bahwa santri dari mana pun, termasuk daerah terpencil, tidak tertinggal. 

Digitalisasi memperluas akses pengetahuan, meningkatkan efisiensi administrasi, dan yang terpenting, membuka kanal-kanal baru untuk layanan pendukung seperti konseling dan kesehatan mental.

Inovasi Layanan Kesehatan Jiwa Berbasis Digital

Inovasi di PP Daarus Salam menyentuh ranah yang sering kali masih terstigma, yaitu kesehatan jiwa. Melalui program unggulan bernama Token Pedia, pesantren ini menyajikan sebuah platform layanan transformasi digital yang terintegrasi. 

Program ini berfungsi sebagai hub untuk psikoedukasi kesehatan jiwa dan modul perawatan diri digital bagi santri. Inti dari terobosan ini adalah pendekatan yang kreatif dan mudah diterima oleh generasi muda. 

Mereka mengintegrasikan film animasi “Kanca Cilik” serta film seri psikoedukasi yang mengajarkan manajemen stres dan teknik pemberdayaan diri. Media audiovisual ini menjadi alat yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan mental dengan bahasa yang ringan dan relatable.

Tidak berhenti pada konten pasif, program ini juga aktif melatih santri dengan berbagai keterampilan kritikal. Mulai dari pelatihan perawatan diri, cara mencari bantuan kesehatan jiwa, pelatihan menjadi konselor sebaya, hingga skrining kesehatan jiwa. 

Santri bahkan dilatih untuk menjadi agen perubahan dengan membuat media promosi kesehatan jiwa mereka sendiri melalui poster digital. Pendekatan ini memberdayakan santri dari yang sekadar penerima informasi menjadi duta kesehatan jiwa di lingkungan mereka sendiri.

baca juga

Kolaborasi sebagai Kunci Keberhasilan

Keberhasilan inisiatif cerdas ini tidak lahir dari ruang hampa. Ia adalah buah dari kolaborasi sinergis antara PP Daarus Salam dengan SMAIL (School Mental Health In Rural), sebuah gerakan yang fokus mempromosikan kesehatan jiwa dan mencegah masalah psikososial di komunitas sekolah. 

Kolaborasi ini diperkuat lagi dengan dukungan akademisi dari STIKES Widyagama Husada Malang dan Universitas Widya Gama. SMAIL sendiri hadir untuk mengatasi berbagai isu kompleks yang kerap mengintai lingkungan pendidikan, seperti perundungan (bullying), kekerasan fisik, risiko bunuh diri, praktik pernikahan dini, dan dampak-dampak lain pada kesehatan psikologis anak.

Dukungan untuk program ini juga datang dari tingkat nasional, yakni Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Dukungan ini merefleksikan komitmen pemerintah dalam menyikapi masalah kesehatan jiwa pada anak usia sekolah melalui program pemberdayaan masyarakat yang konkret dan inovatif. 

Digitalisasi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal kepedulian. Santri di desa terpencil juga berhak mendapatkan akses layanan kesehatan jiwa yang layak. Hal ini menangkap esensi sebenarnya dari transformasi digital, yakni humanisme.

Pesantren di Era Digital: Mencetak Generasi Emas

Transformasi digital yang dijalankan oleh Pondok Pesantren Daarus Salam adalah bukti nyata bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan. Digitalisasi menjadi alat ampuh untuk memperkuat nilai-nilai luhur pesantren, seperti gotong royong dan kepedulian, dalam kemasan yang sesuai dengan zaman. 

Dengan demikian, pesantren tidak hanya mencetak generasi yang faqih secara agama, tetapi juga generasi yang tangguh, sehat secara mental, dan melek teknologi. Mereka tidak hanya siap menghadapi tantangan zaman dengan bekal spiritual yang kuat, tetapi juga dengan ketahanan mental yang dibangun melalui sistem pendukung yang inklusif dan progresif.

Inisiatif di Malang Selatan ini pantas menjadi inspirasi bagi pesantren-pesantren lain di Indonesia untuk melihat teknologi bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai sekutu terkuat dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang benar-benar ramah anak dan sehat jiwa.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.