Halo Kawan GNFI! Pernah dengar tentang program SATU Indonesia Awards? Program keren ini digagas oleh PT Astra International Tbk sebagai wujud nyata dari komitmen perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR). “SATU” sendiri singkatan dari “Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia”, sebuah semboyan yang mencerminkan tekad Astra untuk bersatu bersama masyarakat dalam memajukan bangsa.
Sejak pertama kali digelar pada tahun 2010, SATU Indonesia Awards jadi wadah untuk memberikan apresiasi sekaligus dukungan bagi generasi muda Indonesia yang sudah berkontribusi nyata membangun masyarakat. Melalui program ini, Astra berupaya menjaring sosok-sosok inspiratif dari seluruh penjuru Nusantara, mulai dari perkotaan hingga pelosok desa. Program penghargaan ini difokuskan pada lima bidang utama yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.
Antusiasme generasi muda terhadap SATU Indonesia Awards terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini terbukti pada penyelenggaraan tahun 2024 yang berhasil menjaring sebanyak 16.775 peserta, atau meningkat sekitar 12 persen dari tahun sebelumnya.
Dari ribuan peserta tersebut, terpilihlah 20 finalis yang mewakili lima bidang utama. Salah satunya adalah Baltasar Klau Nahak, pemuda dari ujung timur Indonesia yang akrab dipanggil Ka Ball. Ia dikenal sebagai penggerak eco-literacy dengan fokus pada pendidikan dan lingkungan. Atas dedikasi dan konsistensinya dalam mengembangkan literasi, Ka Ball berhasil menjadi salah satu penerima apresiasi Satu Indonesia Award 2024 di bidang pendidikan.
Membangun Literasi di Bumi Cendrawasih
Perjalanan inspirasinya bermula pada 5 November 2020, ketika ia bersama kawan-kawannya mendirikan Perpustakaan Keliling Agape di Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya. Ide ini lahir dari keprihatinan Ka Ball melihat kondisi anak-anak di daerah Sorong yang masih mengalami keterbatasan dalam mengakses buku bacaan. Jarak sekolah yang jauh, fasilitas yang masih minim, apalagi perpustakaan yang hampir tidak ada membuat anak-anak di pedalaman sulit memperoleh bahan bacaan yang layak. Dari situlah lahir tekad Ka Ball untuk menghadirkan perpustakaan yang bisa menjangkau kampung-kampung terpencil.
Bagi Ka Ball, literasi itu ibarat kunci pembuka masa depan. Dengan buku, anak-anak bisa belajar lebih banyak, punya mimpi lebih besar, dan berjuang untuk masa depan yang lebih baik. Dilansir dari akun Instagram Kemenpora, Ka Ball juga memiliki sebuah motto hidup yang sederhana namun sarat makna:
“Ketika saya diizinkan Tuhan untuk menginjakkan kaki di suatu tempat, maka di situlah Tuhan pakai saya untuk melayani.”
Bagi dirinya, setiap langkah adalah panggilan untuk berbagi dan melayani, terutama dalam hal pendidikan
Lebih dari Sekedar Membaca
Perpustakaan Keliling Agape menjadi wadah bagi anak-anak untuk belajar, membaca, dan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan. Bukan hanya sebatas menyediakan bahan bacaan, bersama tim relawan, perpustakaan ini juga menghadirkan berbagai program menarik dan edukatif, seperti edukasi lingkungan, nonton bareng film edukatif, bersih-bersih sampah, menanam pohon, hingga membuat karya seni dari barang bekas.
Dengan semangat gotong royong, perpustakaan ini juga rutin menyelenggarakan kegiatan kreatif dan inspiratif, antara lain Literasi Lestari, book party, lapak baca gratis, hingga Eco-literacy Camp. Hingga sekarang, Perpustakaan Keliling Agape telah menjangkau sekitar tiga puluh kampung di Papua Barat Daya. Delapan kampung diantaranya yakni Boldon, Seribau, Srer, Kokoda, Kais, Klaogin, Wersar, dan Teminabuan telah ditetapkan sebagai desa binaan.
Kisah Ka Ball adalah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang lahir dari kepedulian. Melalui SATU Indonesia Awards, Astra bukan hanya memberikan penghargaan untuk tokoh yang menginspirasi, namun juga menjadi jembatan bagi lahirnya lebih banyak generasi muda yang terus berjuang membawa perubahan positif di berbagai pelosok negeri.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News