AIESEC in BINUS mengadakan kegiatan edukatif bersama peserta pertukaran internasional dalam program Global Classroom, yang dilaksanakan sebagai bagian dari komitmen untuk memperluas dampak kepemimpinan anak muda di tingkat lokal. Dalam kegiatan ini, peran Local Volunteer (LV) menjadi sangat krusial, khususnya dalam menjembatani interaksi budaya antara Exchange Participant (EP) dengan komunitas lokal.
Melalui pengajaran langsung di lingkungan sekolah dasar, program ini dirancang untuk memberikan kontribusi nyata dalam bidang pendidikan sekaligus mempertemukan perspektif dari berbagai latar belakang budaya. Para LV tidak hanya mendampingi, tetapi juga aktif memfasilitasi pembelajaran, melakukan penerjemahan, serta menciptakan suasana yang inklusif bagi seluruh peserta.
Menjadi Relawan, Menemukan Makna Kolaborasi
Keterlibatan langsung LV dalam kegiatan Global Classroom membuka ruang pembelajaran yang tidak hanya bersifat akademik, tetapi juga personal. Dalam kurun waktu 6 hingga 8 minggu, mereka berinteraksi secara intensif dengan anak-anak, peserta internasional, dan panitia lokal.
Kezia Liv Amabelle Phrathama, salah satu relawan lokal, menceritakan bahwa pengalaman ini menjadi titik penting dalam pengembangan dirinya.
“Kegiatan ini sangat membuka wawasan, khususnya dalam memahami tantangan pendidikan yang masih dihadapi sebagian masyarakat. Selain itu, bisa membangun relasi lintas negara, berbagi cerita, dan belajar dari keberagaman budaya adalah pengalaman yang sangat memperkaya,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa selama mendampingi EP, dirinya belajar mengelola waktu, bekerja secara kolaboratif dalam tim multikultural, dan merespons berbagai situasi dengan lebih bijak. Pengalaman tersebut membentuknya menjadi pribadi yang lebih reflektif dan tanggap terhadap isu sosial.
Pertemanan Tanpa Batas dan Cerita Budaya
Lebih dari sekadar relawan, para LV menjalankan peran sebagai penghubung budaya yang membantu EP beradaptasi dengan lingkungan lokal. Mereka turut mengenalkan tradisi, bahasa, hingga kebiasaan masyarakat Indonesia, sekaligus belajar tentang kehidupan sehari-hari dari para peserta internasional.
“Kesempatan untuk bekerja sama secara langsung dengan EP sangat menyenangkan. Ada banyak cerita menarik yang dibagikan tentang negara masing-masing. Kita jadi tahu bahwa hal yang dianggap biasa di satu negara, bisa jadi hal baru di negara lain.Mengajar bersama EP juga menjadi pengalaman yang menyenangkan. Anak-anak sangat antusias, dan peran sebagai penerjemah justru membuat interaksi menjadi lebih hidup. Saat EP ingin menyapa atau menjelaskan sesuatu pada anak-anak, dan bisa membantu mereka, rasanya menyenangkan.” ungkap Jovan Reyhan Nabil Jaya, LV yang juga berpartisipasi dalam program ini.
Melalui aktivitas yang dilakukan, terbentuk hubungan yang lebih dari sekadar kerja sama. Baik EP maupun LV saling terinspirasi oleh perbedaan perspektif yang mereka temui sepanjang program berlangsung.
Kontribusi yang Setara untuk Semua Peserta
Program Global Classroom dirancang untuk memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang terlibat. Anak-anak mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan bervariasi, EP memperoleh pengalaman mengajar di lingkungan budaya baru, sementara LV mengasah kemampuan sosial dan profesional mereka.
Dalam setiap sesi, nilai-nilai kolaborasi, kepedulian, dan keberagaman menjadi bagian penting dari proses pembelajaran. LV memainkan peran sebagai fasilitator yang memastikan semua peserta merasa aman, dihargai, dan terlibat aktif.
Selain itu, mereka juga menjadi bagian dari refleksi kolektif yang memungkinkan seluruh tim mengembangkan program secara berkelanjutan berdasarkan kebutuhan dan respons di lapangan.
Pembelajaran Nyata dalam Lingkungan Multikultural
Bagi AIESEC in BINUS, keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari capaian akademik peserta, tetapi juga dari dampak interpersonal dan emosional yang terbentuk di antara mereka. Program seperti Global Classroom menjadi ruang eksperimen sosial yang aman dan konstruktif, di mana pemuda dapat belajar melalui praktik langsung.
Kegiatan ini membuktikan bahwa kepemimpinan tidak selalu lahir dari panggung besar, tetapi juga dari interaksi kecil yang dijalani dengan penuh kesadaran dan empati.
Melanjutkan Komitmen Kepemudaan Global
AIESEC in BINUS terus memperkuat perannya dalam menciptakan pemimpin muda yang sadar akan pentingnya kolaborasi global dan kontribusi lokal. Melalui program Local Volunteer, mahasiswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam isu-isu yang relevan, sekaligus mengasah keterampilan penting seperti komunikasi, kerja tim, dan adaptasi lintas budaya.
Nilai-nilai seperti intercultural understanding, toleransi, dan kepemimpinan inklusif menjadi inti dari pengalaman yang ditawarkan. Selama program berlangsung, para LV tidak hanya berkontribusi, tetapi juga menemukan kembali versi terbaik dari diri mereka masing-masing.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News