hera wijaya menyulap bonggol pisang menjadi produk olahan bernilai - News | Good News From Indonesia 2025

Hera Wijaya: Menyulap Bonggol Pisang Menjadi Produk Olahan Bernilai

Hera Wijaya: Menyulap Bonggol Pisang Menjadi Produk Olahan Bernilai
images info

Hera Wijaya: Menyulap Bonggol Pisang Menjadi Produk Olahan Bernilai


Kala tahun 2014, Indramayu dilanda bencana banjir. Puluhan kecamatan terendam banjir yang mengakibatkan jalur pantura macet tidak bisa melaju. Banyak rumah warga yang juga terdampak banjir.

Hera Wijaya, yang saat itu masih menjadi mahasiswa menjadi salah satu yang terdampak. Meskipun rumahnya tidak terkena banjir tetapi ia harus menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke kampusnya di Universitas Muhammadiyah Cirebon karena bencana banjir ini.

Melansir Republika, saat itu, Hera juga sedang menjalani program dari kampusnya yang mengharuskan dirinya membuat produk inovasi yang berawal dari permasalahan di tempat tinggal mahasiswa. Hera mengambil permasalahan banjir di daerahnya, Krangkeng, lantas ia menelusuri apa penyebabnya.

Kawan GNFI tahu apa salah satu penyebab banjir di Krangkeng? Setelah Hera menelusuri, ternyata salah satu penyebabnya adalah banyaknya limbah bonggol pisang yang menyumbat aliran sungai.

Hera, pria kelahiran Indramayu ini, akhirnya memutuskan untuk mengolah bonggol pisang menjadi sebuah produk. Namun, karena ia tidak memiliki pengetahuan lebih tentang pengolahan produk makanan ia harus mencoba berkali-kali dalam waktu tiga tahun. Barulah di tahun 2017, Hera berhasil membuat produk olahan dari bonggol pisang berupa kerupuk dan keripik. Di tahun ini juga, Hera mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards tingkat provinsi di bidang UMKM.

baca juga

Lahirnya Produk Bongsang Sampai Pemberdayaan Masyarakat

Produk Bongsang
info gambar

Produk Bongsang | Foto: Instagram/@bongsang.id


Mengutip laman resmi fisipol.UGM, diketahui bahwa di Indramayu banyak masyarakat berprofesi sebagai petani pisang. Semua bagian pohon pisang dapat digunakan oleh masyarakat kecuali bonggol pisang. Maka dari itu, bonggol pisang menjadi limbah yang menumpuk dan menyumbat aliran sungai. Berawal dari sini Hera mencoba untuk mengolah bonggol pisang menjadi sebuah produk sebagai tugas kuliah sekaligus usaha barunya. Produk dari olahan bonggol pisang itu bernama Bongsang yang berasal dari kata bonggol pisang.

Di tahun 2021, Hera telah bekerja sama dengan 60 petani pisang dari lima desa untuk pasokan bonggol pisang yang akan diolah. Satu kilogram bonggol pisang dibayar dengan harga Rp 5.000 dan petani pisang di tiap desa rata-rata memasok 100 kilogram bonggol pisang.

Selain diolah menjadi keripik, bonggol pisang juga dibuat menjadi pakan lele yang diberi nama Bongfish.

Melalui kanal Youtube resmi Abopink Socio, Hera bersama timnya menyajikan penjelasan pengolahan bonggol pisang menjadi produk olahan keripik. Bonggol pisang dipotong kecil-kecil dan dicuci bersih untuk selanjutnya digiling menggunakan mesin penggiling.

Gilingan bonggol pisang diperas menggunakan mesin, lalu dijadikan adonan dengan campuran bumbu dan tepung. Adonan bonggol pisang dioven dan dipotong tipis-tipis dengan mesin khusus. Potongan adonan bonggol pisang ini dioven lagi dan diberi bubuk varian rasa untuk selanjutnya dikemas dengan kemasan khas produk Bongsang.

Selain menambah penghasilan para petani pisang, Hera juga mempekerjakan lima orang perempuan yang putus sekolah. Mereka bisa mendapatkan Rp 500.000 sampai Rp 1.500.000 dalam sebulan dengan bekerja mengolah bonggol pisang menjadi produk camilan Bongsang.

Tahun 2023, produk Bongsang bersama Astra Startup mengikuti pameran Food and Beverage di Istanbul, Turki. Di dalam postingan akun Instagram resmi @bongsang.id terlihat antusiasme dari pengunjung yang hadir di stand Bongsang.

Kini, produk Bongsang sudah menyebar melalui toko-toko camilan ke banyak kota di Indonesia. Dengan produk Bongsang, Hera Wijaya bukan hanya menjadi bagian dalam pengurangan limbah bonggol pisang penyebab banjir tetapi juga memberdayakan petani dan masyarakat putus sekolah.

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
FS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.