saung angklung udjo merawat warisan budaya sunda melalui harmoni bambu - News | Good News From Indonesia 2025

Sejarah dan Pesona Saung Angklung Udjo, Destinasi Budaya Favorit di Bandung

Sejarah dan Pesona Saung Angklung Udjo, Destinasi Budaya Favorit di Bandung
images info

Sejarah dan Pesona Saung Angklung Udjo, Destinasi Budaya Favorit di Bandung


Di tengah hiruk pikuk modernisasi Kota Bandung, terdapat sebuah oase budaya yang senantiasa menjaga denyut tradisi Sunda agar tetap hidup dan relevan. Tempat itu adalah Saung Angklung Udjo.

Beralamat lengkap di Jl. Padasuka No.118, Pasirlayung, Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, tempat ini merupakan sebuah pusat seni dan budaya yang tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga sebuah "laboratorium" pendidikan dan pelestarian angklung yang diakui dunia.

Didirikan atas dasar kecintaan dan kepedulian terhadap kesenian Sunda, Saung Angklung Udjo telah bertransformasi menjadi duta budaya yang memperkenalkan harmoni kebudayaan Sunda ke panggung internasional.

Akar Sejarah dan Filosofi Mendiang Udjo Ngalagena

Mengutip dari penelitian dalam jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi yang berjudul Saung Angklung Udjo: Wisata dan Pelestarian Budaya tulisan Santi Susanti dan Dian Wardiana Sjuchro dari Universitas Padjadjaran, kisah Saung Angklung Udjo tidak dapat dilepaskan dari sosok pendirinya, Udjo Ngalagena, yang akrab disapa Mang Udjo. Lahir pada tahun 1929, Mang Udjo adalah seorang seniman dan budayawan Sunda yang memiliki visi jauh ke depan.

Sejak kecil, ia telah akrab dengan alat musik bambu dan menimba ilmu langsung dari para maestro, termasuk Daeng Soetigna, sang inovator angklung diatonis. Keprihatinannya melihat kesenian angklung yang mulai terpinggirkan mendorongnya untuk menciptakan sebuah wadah pelestarian.

Pada tahun 1966, bersama istrinya, Uum Sumiati, Mang Udjo mendirikan Saung Angklung Udjo di daerah Padasuka, Bandung dengan slogan Nature, and Culture in Harmony. Tempat ini didirikan bukan sekadar sebagai panggung pertunjukan, melainkan sebagai pusat untuk segala hal yang berkaitan dengan kebudayaan Sunda berbasis bambu.

Sementara itu, penamaan Saung sendiri mencirikan khas rumah adat Sunda yang menunjukkan makna kesederhanaan, di mana sang pendiri sampai akhir hayatnya tinggal di rumah saung.

Filosofi yang dipegang teguh oleh Mang Udjo adalah Kaulinan Urang Lembur, yang berarti "permainan orang desa". Filosofi ini menekankan pentingnya kegembiraan, kesederhanaan, dan kebersamaan dalam berkesenian.

Baginya, angklung adalah media yang sempurna untuk menanamkan nilai-nilai kerja sama, disiplin, dan tanggung jawab. Tak hanya itu, satu buah angklung hanya menghasilkan satu nada, sehingga dibutuhkan banyak orang yang bermain bersama untuk menciptakan harmoni.

baca juga

Panggung Edukasi dan Diplomasi Budaya

Saung Angklung Udjo berhasil mematahkan anggapan bahwa seni tradisi itu kuno dan membosankan. Melalui konsep pertunjukan yang interaktif dan edukatif, destinasi wisata budaya yang terletak di kota kembang ini menyajikan sebuah pengalaman budaya yang menyeluruh bagi para pengunjung.

Pertunjukan di Saung Angklung Udjo tidak hanya menampilkan permainan angklung, tetapi juga demonstrasi wayang golek, helaran, dan berbagai tarian tradisional Sunda.

Salah satu segmen yang paling dinanti adalah saat para penonton diajak untuk belajar dan bermain angklung bersama. Setiap pengunjung akan dibagikan sebuah angklung dengan nada tertentu.

Di bawah panduan seorang konduktor, ribuan orang dari berbagai latar belakang usia dan negara dapat memainkan lagu-lagu populer secara harmonis. Momen inilah yang menjadi puncak dari filosofi Mang Udjo, di mana kebersamaan dan kegembiraan tercipta melalui musik.

Keberhasilan Saung Angklung Udjo dalam mengemas pertunjukan menjadikannya sebagai destinasi wisata budaya unggulan di Jawa Barat. Tidak hanya menarik wisatawan domestik, tempat wisata ini juga menjadi tujuan wajib bagi turis mancanegara.

Secara tidak langsung, Saung Angklung Udjo telah menjalankan peran sebagai agen diplomasi budaya, memperkenalkan kekayaan seni Sunda dan citra ramah Indonesia kepada dunia.

Kesuksesan ini dibuktikan dengan berbagai penghargaan dan pengakuan, termasuk pengakuan angklung sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan oleh UNESCO pada tahun 2010, yang tidak lepas dari peran besar Saung Angklung Udjo dalam mempopulerkannya.

Fungsi Saung Angklung Udjo jauh melampaui sekadar panggung hiburan. Di balik gemerlap pertunjukannya, Saung Angklung Udjo adalah sebuah bengkel kerja dan pusat pendidikan yang serius. Terdapat area khusus di mana para pengrajin membuat angklung dan berbagai instrumen bambu lainnya.

Pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan angklung, mulai dari pemilihan bambu apus dan tali yang berkualitas hingga proses penalaan nada yang rumit.

Saung Angklung Udjo juga menjadi kawah candradimuka bagi generasi muda. Ratusan anak-anak dari lingkungan sekitar Padasuka dan Bandung aktif berlatih menari dan memainkan berbagai alat musik tradisional.

Keterlibatan anak-anak ini merupakan program regenerasi yang esensial untuk memastikan bahwa kesenian Sunda tidak akan punah ditelan zaman. Melalui kegiatan ini, Saung Angklung Udjo tidak hanya mewariskan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya sendiri sejak usia dini.

Bagi Kawan GNFI yang mau berkunjung ke Saung Angklung Udjo, berikut rincian harga tiket masuknya:

Pengunjung domestik:

  • Dewasa: Rp85.000
  • Anak-anak umur 3-11 tahun: Rp60.000

Wisatawan mancanegara:

  • Dewasa: Rp120.000
  • Anak-anak umur 3-11 tahun: Rp85.000.
baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MS
FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.