saat kimia bicara dari sebuah data laboratorium menuju solusi pangan aman - News | Good News From Indonesia 2025

Saat Kimia Bicara: Dari Sebuah Data Laboratorium Menuju Solusi Pangan Aman

Saat Kimia Bicara: Dari Sebuah Data Laboratorium Menuju Solusi Pangan Aman
images info

Saat Kimia Bicara: Dari Sebuah Data Laboratorium Menuju Solusi Pangan Aman


Pernahkah kamu bertanya, bagaimana kita bisa yakin bahwa makanan yang kita konsumsi sehari-hari aman dari zat berbahaya dan beracun?

Jawabannya ada di balik pintu laboratorium, tempat para analis kimia bekerja membaca “kode” pangan melalui angka, grafik, dan menghasilkan hasil uji yang dapat diterima.

Pangan: Dapatkah Menjadi Berbahaya?

Makanan yang terlihat lezat dan mewah belum tentu menyehatkan, sebab dalam beberapa kasus justru dapat menjadi pemicu timbulnya penyakit. Makanan adalah kebutuhan pokok manusia untuk mempertahankan hidup.

Asupan yang dikonsumsi sebaiknya bergizi seimbang, yaitu mengandung vitamin, mineral, karbohidrat, lemak, serta zat gizi lain yang diperlukan tubuh. Makanan harus terbebas dari kontaminan dan memenuhi standar kebersihan.

Apabila aspek tersebut diabaikan, maka makanan berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan keracunan bahkan keracunan.

Keamanan pangan dari segi fisik dapat dilihat dari terbebasnya makanan terhadap benda asing yang tidak dapat dicerna tubuh, seperti plastik, logam, atau material lain yang berpotensi mengganggu sistem pencernaan.

Sementara itu, keamanan pangan secara kimiawi ditentukan oleh tidak adanya kandungan zat berbahaya yang dilarang dalam bahan pangan, misalnya formalin, boraks, maupun insektisida.

Analis Kimia (menganilis zat) Sumber: pixabay/jarmoluk
info gambar

Analis Kimia (menganilis zat) Sumber: pixabay/jarmoluk


Peran Alat Analisis: Mengenali Informasi Tidak Terlihat

Berbagai instrumen kimia telah dikembangkan untuk dapat mengenali bahan pangan yang aman untuk dikonsumsi. Berbagai alat tersebut dikembangkan oleh para kimiawan analitik untuk dapat mendeteksi berbagai cemaran seperti mikroplastik dan berbagai kandungan logam berbahaya.

  1. FTIR: Prinsip kerja FTIR adalah mengidentifikasi gugus fungsi senyawa berdasarkan serapan radiasi inframerah, khususnya pada daerah Mid-IR (400–4000 cm⁻¹) yang umum digunakan karena mencakup getaran utama molekul. Spektrum IR diperoleh dengan membandingkan intensitas radiasi sebelum dan sesudah melewati sampel, lalu diplot dalam bentuk absorbansi atau transmitansi terhadap bilangan gelombang. Setiap senyawa menghasilkan spektrum khas seperti sidik jari, sehingga polimer atau bahan berbeda akan menampilkan pola serapan inframerah yang unik . Instrumen FTIR dapat digunakan untuk mndeteksi keberadaan cemaran mikroplastik yang ada pada pangan.
  2. Spektrometer UV-Vis: Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu metode analisis yang paling banyak digunakan di laboratorium kimia, misalnya untuk menentukan konsentrasi suatu senyawa maupun analisis campuran. Prinsip dasar teknik ini adalah pengukuran absorbansi, yaitu kemampuan suatu larutan yang mengandung gugus kromofor dalam menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu. Dengan demikian, spektrofotometer UV-Vis berfungsi sebagai instrumen untuk menganalisis serapan cahaya senyawa pada panjang gelombang spesifik.
  3. AAS merupakan instrumen yang digunakan untuk menentukan konsentrasi logam dalam suatu sampel. Prinsip kerjanya didasarkan pada kemampuan atom dalam keadaan dasar untuk menyerap radiasi cahaya pada panjang gelombang tertentu ketika tereksitasi AAS merupakan instrumen yang digunakan untuk menentukan konsentrasi logam dalam suatu sampel. Prinsip kerjanya didasarkan pada kemampuan atom dalam keadaan dasar untuk menyerap radiasi cahaya pada panjang gelombang tertentu ketika tereksitasi .

FTIR, Spektrofotometer UV-Vis, dan AAS memiliki peran penting dalam mendeteksi zat berbahaya pada pangan. FTIR dapat mengidentifikasi adanya kontaminan kimia dan mikroplastik, UV-Vis digunakan dalam menganalisis keberadaan bahan tambahan berbahaya seperti pewarna atau pengawet sintetis, sedangkan AAS efektif untuk mendeteksi logam berat beracun seperti timbal, kadmium, merkuri, dan arsenik yang berbahaya bagi kesehatan.

Instrumen tersebut tidak dapat bekerja dengan sendirinya, sehingga di sanalah peran seorang analis kimia. Setiap instrumen digerakkan oleh analisis kimia, menganalisis suatu zat yang kemudian menghasilkan angka dalam bentuk data.

Angka-angka yang dihasilkan bukan sekadar data, tetapi informasi vital. Angka tersebut kemudian melahirkan keputusan:Apakah pangan tersebut aman untuk dikonsumsi atau perlu ditarik dari peredaran.

Dari Data ke Kebijakan

Hasil uji laboratorium tidak hanya berhenti di meja analis. Data itu kemudian menjadi dasar pengawasan dan pertimbangan bagi pemerintah, pelaku industri, hingga edukasi masyarakat.

Misalnya, ketika ditemukan kandungan logam berat melebihi ambang batas pada ikan atau sayuran, pemerintah dapat memperketat aturan, sementara produsen melakukan perbaikan proses produksi.

Salah satu contoh kasus nyata dari pentingnyaperan seorang analis kimia adalah kasus yang terjadi di Pasar Legi, Surakarta, Jawa Tengah, pada tahun 2024 yang telah dilaporkan oleh pihak JKPD Jateng.

Dari total 41 sampel ikan asin yang diuji, lebih dari 54% positif mengandung formalin dengan kada 3,80 mg/kg sampai 154,43 mg/kg. Angka ini jelas melebihi batas aman, sekaligus menunjukkan bahwa praktik penggunaan bahan kimia berbahaya pada pangan masih marak terjadi.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Ketahanan Pangan dan jejaring keamanan pangan daerah (JKPD) segera mengambil langkah tegas. Tindakan administratif dikenakan kepada pedagang yang terbukti menjual ikan berformalin, sekaligus memperketat pengawasan mutu produk pangan, khususnya ikan asin yang beredar di pasar tradisional.

Kasus Pasar Legi ini mengajarkan bahwa hasil uji laboratorium bukan sekadar data, tetapi penentu arah kebijakan. Dari balik meja analis kimia, lahirlah keputusan. Kasus ini menjadi pengingat bahwa keamanan pangan hanya bisa dijaga bila ada kerja sama erat antara laboratorium, pemerintah, pedagang, dan konsumen.

Analisis kimia berperan dalam menjembatani dunia ilmiah dengan kepentingan publik: melindungi konsumen dari bahaya yang tidak kasat mata.

Masa Depan Analisis Pangan

Berbagai kasus yang terjadi terkait keamanan pangan tersebut mendorong teknologi analisis pangan terus berkembang. Kini, riset menuju penggunaan sensor cepat, perangkat portabel, hingga integrasi kecerdasan buatan masih terus dikembangkan.

Semua bertujuan satu, menyediakan pangan yang tidak hanya bergizi, tetapi juga aman bagi masyarakat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.